BNI Siap Perkuat Kemampuan Digital

Minggu, 21 Juni 2015 - 18:23 WIB
BNI Siap Perkuat Kemampuan...
BNI Siap Perkuat Kemampuan Digital
A A A
JAKARTA - PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) menyadari pentingnya keamanan di bidang teknologi informasi (TI) perbankan. Untuk itu, BNI siap memperkuat kemampuan digital.

Direktur Operasional dan Teknologi Informasi BNI, Bob T Ananta mengatakan, kejahatan digital perbankan masih terus terjadi dan tidak boleh diremehkan. Untuk itu, pihaknya berharap dapat mendirikan anak usaha di bidang teknologi informasi (TI).

Namun, untuk mewujudkannya perlu ada aturan yang mengizinkan perbankan memiliki anak usaha di bidang TI melalui Revisi Undang-Undang (RUU) Perbankan yang tengah dikerjakan DPR RI.

"TI sangat terkait dengan sektor perbankan. Seharusnya diperbolehkan bank punya anak usaha di bidang TI. BNI mengusulkan agar aturan itu dibahas dalam RUU Perbankan," ujar Bob dalam diskusi Digitalisasi di Sektor Keuangan, beberapa waktu lalu.

Dia menambahkan jika usulan tersebut masuk dalam RUU Perbankan maka besar kemungkinan perseroan akan segera merencanakan pendirian anak usaha di bidang TI. Memiliki anak usaha di bidang TI tentunya bank tidak akan bergantung pada pihak ketiga sehingga bisa melakukan sinergi lebih optimal. "Namun, begitu UU membolehkan kita bicara lagi. Kita memang harus konsentrasi di sana dan memang harus punya itu," jelas Bob.

Sebelumnya, Perhimpunan Bank-Bank Nasional (Perbanas) telah mengusulkan dalam RUU Perbankan mengizinkan bank untuk bisa membuka anak usaha di bidang TI. Perbanas mengatakan saat ini TI sudah sangat vital peranannya dalam perbankan maka sebaiknya bidang usaha tersebut dimungkinkan untuk perbankan memiliki anak usaha di bidang TI.

Sementara PT BNI Life Insurance juga mengaku mulai mengedepankan digitalisasi. Anak usaha BNI ini menyiapkan investasi tidak sedikit guna membangun infrastruktur teknologi informasi.

Wakil Direktur Utama PT BNI Life Geger N Maulana menjelaskan, pihaknya serius berinvestasi untuk membangun infrastruktur dalam bidang TI. Hal tersebut mengingat pesatnya kemajuan teknologi dan semakin mudahnya masyarakat dalam mengakses informasi melalui berbagai perangkat (gadget).

Untuk menjawab kebutuhan informasi yang kian tak terbatas, pihaknya tak ragu menggelontorkan biaya tinggi di bidang TI untuk jangka panjang. "Investasi kami di TI antara Rp25 miliar hingga Rp 50 miliar. Angkanya cukup besar namun sangat kecil kalau dilihat dari pendapatan, hanya 1% dari revenue," ujar Geger, dalam kesempatan yang sama.

Menurutnya, investasi di bidang TI ini besar namun juga tidak perlu menunggu waktu lama untuk mencapai break event point (balik modal). Balik modal untuk investasi ini berkisar antara 3 tahun hingga 5 tahun.
(dmd)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1021 seconds (0.1#10.140)