Bulog Gandeng Koperasi di Sentra Padi
A
A
A
JAKARTA - Perum Bulog menggandeng koperasi di seluruh Indonesia dalam rangka menyerap gabah dan beras dari petani.
Hal ini dilakukan untuk mengejar defisit penyerapan gabah dan beras. Diketahui, hingga 16 Juni lalu, serapan beras Bulog baru mencapai 1,3 juta ton. Jumlah ini masih jauh dari target yang dicanangkan Presiden Joko Widodo yang tahun ini dipatok 4 juta ton.
”Perum Bulog akan mengakselerasi atau mempercepat serapan dengan meminta bantuan Kementerian Koperasi Usaha Kecil dan Menengah untuk membantu membuka akses ke petani,” ujar Direktur Utama Perum Bulog Djarot Kusumayakti dalam keterangan tertulisnya kemarin.
Dalam rangka kerja sama tersebut, kata Djarot, dilakukan Rapat Koordinasi Perkembangan Produksi dan serapan gabah/ beras 2015 bersama Menteri Koperasi dan UKM AAGN Puspayoga dan Menteri Pertanian (Mentan) Amran Sulaiman di Kantor Kementerian Pertanian, Selasa (16/6) lalu.
Amran Sulaiman mengatakan, arah politik pangan di era Pemerintahan Jokowi-Jusuf Kalla bahwa kedaulatan pangan menjadi prioritas pemerintahan. Untuk itu, setidaknya ada lima strategi dasar yang harus dilakukan, antara lain pengembangan usaha tani berbasis agrobisnis dan agroindustri.
Selain itu, peningkatan produktivitas dan kesejahteraan petani, revitalisasi dan penguatan kelembagaan petani, pengembangan teknologi tepat guna berbasis kearifan lokal melalui revitalisasi dan penguatan lembaga riset, serta pembangunan infrastruktur pertanian dan pedesaan. ”Strategi dasar itu harus mencapai sasaran kebijakan di level petani, lahan, infrastruktur, teknologi, industri, benih, dan kelembagaan,” kata Amran.
Puspayoga melanjutkan, keseimbangan pertumbuhan ekonomi dengan pemerataan hasilhasil pembangunan dinilai penting sehingga perlu dilakukan revitalisasi dan penguatan koperasi sebagai kelembagaan ekonomi petani dalam peningkatan produksi dan kesejahteraan petani.
”Ribuan koperasi siap bekerja sama dengan Bulog dalam mendukung pencapaian serapan 2 juta ton gabah di bulan Juni-Juli 2015,” ujarnya.
Oktiani endarwati
Hal ini dilakukan untuk mengejar defisit penyerapan gabah dan beras. Diketahui, hingga 16 Juni lalu, serapan beras Bulog baru mencapai 1,3 juta ton. Jumlah ini masih jauh dari target yang dicanangkan Presiden Joko Widodo yang tahun ini dipatok 4 juta ton.
”Perum Bulog akan mengakselerasi atau mempercepat serapan dengan meminta bantuan Kementerian Koperasi Usaha Kecil dan Menengah untuk membantu membuka akses ke petani,” ujar Direktur Utama Perum Bulog Djarot Kusumayakti dalam keterangan tertulisnya kemarin.
Dalam rangka kerja sama tersebut, kata Djarot, dilakukan Rapat Koordinasi Perkembangan Produksi dan serapan gabah/ beras 2015 bersama Menteri Koperasi dan UKM AAGN Puspayoga dan Menteri Pertanian (Mentan) Amran Sulaiman di Kantor Kementerian Pertanian, Selasa (16/6) lalu.
Amran Sulaiman mengatakan, arah politik pangan di era Pemerintahan Jokowi-Jusuf Kalla bahwa kedaulatan pangan menjadi prioritas pemerintahan. Untuk itu, setidaknya ada lima strategi dasar yang harus dilakukan, antara lain pengembangan usaha tani berbasis agrobisnis dan agroindustri.
Selain itu, peningkatan produktivitas dan kesejahteraan petani, revitalisasi dan penguatan kelembagaan petani, pengembangan teknologi tepat guna berbasis kearifan lokal melalui revitalisasi dan penguatan lembaga riset, serta pembangunan infrastruktur pertanian dan pedesaan. ”Strategi dasar itu harus mencapai sasaran kebijakan di level petani, lahan, infrastruktur, teknologi, industri, benih, dan kelembagaan,” kata Amran.
Puspayoga melanjutkan, keseimbangan pertumbuhan ekonomi dengan pemerataan hasilhasil pembangunan dinilai penting sehingga perlu dilakukan revitalisasi dan penguatan koperasi sebagai kelembagaan ekonomi petani dalam peningkatan produksi dan kesejahteraan petani.
”Ribuan koperasi siap bekerja sama dengan Bulog dalam mendukung pencapaian serapan 2 juta ton gabah di bulan Juni-Juli 2015,” ujarnya.
Oktiani endarwati
(ftr)