Pemerintah Imbau Tarif Tol Turun 25%
A
A
A
JAKARTA - Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) diimbau menurunkan tarif tol sebesar 25% selama masa mudik dan balik lebaran 2015.
Potongan tarif tol ini mulai diberlakukan pada H-10 hingga H+5 lebaran. Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Achmad Gani Gazali mengatakan, potongan tarif tersebut akan disampaikan melalui imbauan kepada BUJT di Indonesia.
”Kepada BUJT kita akan berikan imbauan, nanti yang berwenang ada pada Menteri PUPR. Jadi, ini sifatnya hanya sementara, sehingga tidak perlu perubahan aturan, cukup dalam bentuk imbauan. Mungkin sekitar tiga atau empat hari sebelum masa mudik tiba,” ujar Gani Gazali di Jakarta kemarin. Dia menyampaikan, potongan tarif tol akan berlaku pada masa mudik, tepatnya pada H-10 hingga H+5 lebaran. ”Diterapkan 25%, dengan pembulatan Rp500 terdekat,” ujar dia.
Gani Gazali menambahkan, kalangan BUJT atau pengelola jalan tol tak keberatan dengan potongan tarif tersebut. ”Semua BUJT saya kira sudah menyatakan siap. Jasa Marga, CMNP (Citra Marga Nusapala Persada) dan sejumlah BUJT lain merasa tak keberatan,” pungkas dia.
BUJT PT Lintas Marga Sedaya (LMS), pengelola jalan tol Cikopo-Palimanan (Cipali), juga siap memberikan potongan 25% kepada masyarakat yang melintasi jalur tol sepanjang 116 kilometer (km) tersebut. Komisaris PT LMS Johannes Suryadjaja mengatakan, pihaknya akan mengikuti imbauan pemerintah.
”Saya kira kita tidak masalah. Karena jalur tol Cipali juga baru beroperasi. Potongan tarif tersebut belum signifikanlah terhadap strategi jangka panjang tol ini,” ujar dia belum lama ini. Menurut Johannes, potongan tarif 25% kepada pengguna tol Cipali hanya berlangsung sementara atau selama 15 hari.
”Tidak besar, cuma Rp3 miliar potongan. Kalau dihitung 15 hari normal itu pendapatan kita sekitar Rp10 miliar. Potongan Rp3 miliar itu kecil efeknya ke kami, sedangkan ke masyarakat efeknya sangat besar,” ujar dia.
Operator Bus Minta Potongan 75%
Sementara, sejumlah operator bus masih bimbang untuk melintasi jalur tol, meski ada potongan tarif hingga 25%. Praktisi angkutan umum yang juga mantan Sekretaris Jenderal Organisasi Gabungan Angkutan Darat (Organda) Andriyansyah mengatakan, meski diberi potongan tarif, sejumlah operator bus belum tentu akan melintasi jalur tol.
Alasannya, tarif tol masih cukup tinggi. ”Seharusnya, untuk bus yang mengangkut penumpang, potongannya 75% seperti yang terjadi di Malaysia,” kata dia. Dia beralasan, angkutan umum merupakan captive market atau kendaraan yang sudah pasti masuk tol lantaran tak punya pilihan menghindari kemacetan. ”Jadi, seharusnya ada tarif khusus. Dan itu harusnya bukan pada saat musim mudik, tapi dibuat permanen,” pungkas dia.
Potongan tarif tol dalam rangka arus mudik lebaran diinstruksikan Presiden Joko Widodo ketika meresmikan tol Cipali pada 13 Juni yang lalu.
Ichsan amin
Potongan tarif tol ini mulai diberlakukan pada H-10 hingga H+5 lebaran. Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Achmad Gani Gazali mengatakan, potongan tarif tersebut akan disampaikan melalui imbauan kepada BUJT di Indonesia.
”Kepada BUJT kita akan berikan imbauan, nanti yang berwenang ada pada Menteri PUPR. Jadi, ini sifatnya hanya sementara, sehingga tidak perlu perubahan aturan, cukup dalam bentuk imbauan. Mungkin sekitar tiga atau empat hari sebelum masa mudik tiba,” ujar Gani Gazali di Jakarta kemarin. Dia menyampaikan, potongan tarif tol akan berlaku pada masa mudik, tepatnya pada H-10 hingga H+5 lebaran. ”Diterapkan 25%, dengan pembulatan Rp500 terdekat,” ujar dia.
Gani Gazali menambahkan, kalangan BUJT atau pengelola jalan tol tak keberatan dengan potongan tarif tersebut. ”Semua BUJT saya kira sudah menyatakan siap. Jasa Marga, CMNP (Citra Marga Nusapala Persada) dan sejumlah BUJT lain merasa tak keberatan,” pungkas dia.
BUJT PT Lintas Marga Sedaya (LMS), pengelola jalan tol Cikopo-Palimanan (Cipali), juga siap memberikan potongan 25% kepada masyarakat yang melintasi jalur tol sepanjang 116 kilometer (km) tersebut. Komisaris PT LMS Johannes Suryadjaja mengatakan, pihaknya akan mengikuti imbauan pemerintah.
”Saya kira kita tidak masalah. Karena jalur tol Cipali juga baru beroperasi. Potongan tarif tersebut belum signifikanlah terhadap strategi jangka panjang tol ini,” ujar dia belum lama ini. Menurut Johannes, potongan tarif 25% kepada pengguna tol Cipali hanya berlangsung sementara atau selama 15 hari.
”Tidak besar, cuma Rp3 miliar potongan. Kalau dihitung 15 hari normal itu pendapatan kita sekitar Rp10 miliar. Potongan Rp3 miliar itu kecil efeknya ke kami, sedangkan ke masyarakat efeknya sangat besar,” ujar dia.
Operator Bus Minta Potongan 75%
Sementara, sejumlah operator bus masih bimbang untuk melintasi jalur tol, meski ada potongan tarif hingga 25%. Praktisi angkutan umum yang juga mantan Sekretaris Jenderal Organisasi Gabungan Angkutan Darat (Organda) Andriyansyah mengatakan, meski diberi potongan tarif, sejumlah operator bus belum tentu akan melintasi jalur tol.
Alasannya, tarif tol masih cukup tinggi. ”Seharusnya, untuk bus yang mengangkut penumpang, potongannya 75% seperti yang terjadi di Malaysia,” kata dia. Dia beralasan, angkutan umum merupakan captive market atau kendaraan yang sudah pasti masuk tol lantaran tak punya pilihan menghindari kemacetan. ”Jadi, seharusnya ada tarif khusus. Dan itu harusnya bukan pada saat musim mudik, tapi dibuat permanen,” pungkas dia.
Potongan tarif tol dalam rangka arus mudik lebaran diinstruksikan Presiden Joko Widodo ketika meresmikan tol Cipali pada 13 Juni yang lalu.
Ichsan amin
(ftr)