Produksi Batu Bara Ditargetkan 425 Juta Ton

Rabu, 24 Juni 2015 - 09:39 WIB
Produksi Batu Bara Ditargetkan 425 Juta Ton
Produksi Batu Bara Ditargetkan 425 Juta Ton
A A A
JAKARTA - Pemerintah mempertahankan target produksi batu bara tahun ini sebesar 425 juta ton, meski realisasi produksi dalam lima bulan pertama baru 39% dari target.

Pemerintah belum merevisi target produksi hingga akhir tahun walaupun harga masih terus menunjukkan tren pelemahan. ”Semester I (diprediksi) masih belum sesuai target. Tapi yang jelas, kebijakan kita mengutamakan (pemenuhan) kebutuhan dalam negeri,” kata Direktur Pembinaan Pengusahaan Batu Bara Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Adhi Wibowo di Jakarta kemarin.

Dia optimistis kewajiban memasok batu bara ke pasar dalam negeri (domestic market obligation /DMO) akan meningkat di semester kedua. Terkait harga, Adhi memperkirakan masih akan bergerak di bawah USD60 per ton hingga akhir tahun.

Dengan kondisi harga yang masih tertekan, perusahaan-perusahaan tambang batu bara harus melakukan efisiensi dengan menurunkan biaya produksi. ”Perusahaan skala kecil dan produsen liar pasti mati, banyak memang yang sudah tutup. Yang bertahan perusahaan besar, yang betul-betul miners ,” tandas dia.

Dihubungi terpisah, Deputi Direktur Eksekutif Asosiasi Pertambangan Batu Bara Indonesia (APBI) Hendra Sinadia mengatakan, penentuan target produksi adalah kewenangan pemerintah yang juga terkait dengan rencana penerimaan negara bukan pajak (PNBP). ”Tentu tidak mudah bagi pemerintah untuk merevisi target karena ada target PNBP yang menggunakan asumsi-asumsi tingkat produksi tertentu dan tingkat harga tertentu,” kata dia.

Hendra mengatakan, bagi pelaku usaha, untuk mendongkrak harga idealnya target produksi dikurangi. Sebab, dengan tingkat produksi 425 juta ton maka pasar masih akan kelebihan suplai. ”Yang dikhawatirkan pelaku usaha adalah tingginya target penerimaan negara dari sub-sektor pertambangan batu bara yang diharapkan sekitar 80% dari target penerimaan negara dari sektor minerba,” ungkapnya.

Menurut Hendra, target PNBP dari subsektor batu bara yang tinggi inilah yang memicu terbitnya berbagai kebijakan pemerintah yang memberatkan dunia usaha, di tengah lesunya harga komoditas.

Sepanjang periode Januari- Mei 2015 penerimaan negara dari sub-sektor pertambangan mineral dan batu bara (minerba) baru mencapai Rp13 triliun, dari total target 2015 sebesar Rp52,2 triliun.

Nanang wijayanto
(ftr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5920 seconds (0.1#10.140)