Bisnis Mobile Game Diprediksi Tumbuh 6 Kali Lipat

Rabu, 24 Juni 2015 - 09:39 WIB
Bisnis Mobile Game Diprediksi...
Bisnis Mobile Game Diprediksi Tumbuh 6 Kali Lipat
A A A
SINGAPURA - Pendapatan bisnis mobile game di Asia Tenggara diperkirakan tumbuh enam kali lipat menjadi lebih dari USD7 miliar dalam lima tahun ke depan.

Perkembangan telepon pintar (smartphone ) dan akses internet berkecepatan tinggi menjadi pendorong pertumbuhan tersebut. Pendapatan dari industri mobile game di Asia Tenggara pada 2014 tercatat baru sebesar USD1 miliar. Namun, pertumbuhan industri ini terbilang pesat, diproyeksikan mencapai 48% per tahun hingga 2019.

Dengan pertumbuhan tersebut, Konsultan Bisnis Frost & Sullivan menyebut Asia Tenggara menjadi kawasan dengan pertumbuhan tertinggi untuk industri tersebut. Permainan ”Clash of the Clans” yang dibuat oleh perusahaan berbasis di Finlandia, Supercell, menurut konsultan itu menjadi permainan mobile game terfavorit di kawasan ini.

Namun, permainan yang dirilis oleh produsen China dan Korea pun cukup populer. ”Pertumbuhan itu didorong oleh pesatnya pengguna broadband , serta penggunaan perangkat komunikasi cerdas dan media sosial,” ungkap Frost & Sullivan dalam keterangan pers yang dikutip AFP kemarin.

Negara-negara dengan perekonomian baik di Asia Tenggara seperti Singapura dan Malaysia saat ini menjadi sumber utama dari pendapatan industri game mobile tersebut. Namun, negara-negara lain di kawasan turut berkembang cepat di sektor ini. ”Perkembangannya sangat cepat. Pasar perangkat telekomunikasi seperti Thailand kini lebih dari 50% adalah smartphone , pasar lainnya seperti Indonesia dan Vietnam juga menanjak dengan pesat,” papar konsultan bisnis tersebut.

”Pada 2019 kami percaya bahwa penggunaan smartphone akan menjadi yang utama di wilayah ini,” tambahnya. Namun, Frost & Sullivan menyatakan bahwa masih ada faktor penghambat, yakni masih tingginya kesulitan untuk melakukan pembayaran secara online di kawasan Asia Tenggara. ”Dalam skala sebuah kawasan, penetrasi kartu kredit masih sangat rendah” ungkapnya.

Penetrasi kartu kredit di kawasan ini rata-rata masih kurang dari 10% di semua negara, kecuali Singapura dan Malaysia. Hal ini dinilai membuat pembelian barang-barang virtual masih sangat sulit untuk kebanyakan pemain game mobile di kawasan ini.

M faizal
(ftr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0771 seconds (0.1#10.140)