China Desak AS Tingkatkan Investasi

Kamis, 25 Juni 2015 - 10:08 WIB
China Desak AS Tingkatkan...
China Desak AS Tingkatkan Investasi
A A A
WASHINGTON - Menteri Keuangan China Lou Jiwei mendesak Amerika Serikat (AS) meningkatkan investasi dan simpanan domestik untuk memperkuat pertumbuhan, termasuk belanja memperbaiki infrastruktur.

Saat berbicara dalam dialog tahunan Strategi dan Ekonomi antara China dan AS, Lou melawan tekanan AS pada China untuk berhenti mengandalkan investasi untuk mendorong pertumbuhan. Dia menekankan bahwa China berkontribusi pada pertumbuhan global sebesar 30%, adapun AS sebagai kekuatan ekonomi terbesar di dunia hanya 10%.

Untuk memperkuat ekonomi global, Lou menegaskan, AS harus lebih banyak menabung dan menggunakannya untuk investasi produktif, khususnya dalam infrastruktur. ”Kami juga berharap AS mempercepat proses reformasi struktural dan mengembangkan proses efektif untuk meningkatkan partisipasi tenaga kerja dan kemudian meningkatkan tingkat simpanan,” ungkapnya, dikutip kantor berita AFP .

”AS harus memiliki mekanisme yang lebih baik untuk memobilisasi lebih banyak simpanan untuk langsung ke investasi. Pada saat bersamaan, kita mendorong AS dapat menggunakan peluang ruang fiskal yang lebih lebar untuk meningkatkan investasi dalam infrastruktur,” tutur Lou. ”Dengan memberi peran lebih besar pada investasi dalam pertumbuhan, AS dapat memberikan kontribusi besar pada pembangunan ekonomi dunia.”

Perundingan berlangsung di Washington, di mana Menteri Keuangan AS Jacob Lew mendesak China melonggarkan kontrol pada mata uang dan mendorong lebih banyak konsumsi domestik.

Dalam dua pernyataan terpisah, Lew juga mengungkapkan kekhawatiran bahwa hacker yang disponsori Pemerintah China meretas perusahaan-perusahaan AS untuk mencuri informasi bisnis dan teknologi. ”Aktivitas semacam itu di luar perlaku negara yang dapat diterima di dunia cyber,” ujar Lew.

Komunitas bisnis AS menjelaskan, isu itu memuncak dalam hubungan bisnis dan ekonomi kedua negara. Saat ditanya tentang ini, Lou menjelaskan masalah cyber itu lebih tepat dibahas dalam perundingan tahunan tentang keamanan. ”Keamanan cyber bukan isu yang dibahas di bidang ekonomi,” kata Lou.

Lew juga menjelaskan, China tetap membuka peluang bagi AS dan Jepang untuk bergabung dalam Bank Investasi dan Infrastruktur Asia (AIIB) yang dipimpin Beijing. Sejauh ini AS dan Jepang menolak tawaran tersebut. ”Kami juga membuka pintu kami untuk kedua negara bergabung bank ini,” ujar Lou setelah bertemu para pejabat AS dalam perundingan tahunan untuk kebijakan ekonomi dan keamanan. ”Saat ini dua negara tidak menunjukkan keinginan atau minat bergabung AIIB,” kata Lou.

Sementara itu, badan pengawas keamanan pangan China meminta tiga produsen susu di Provinsi Shaanxi untuk menarik produk susu formula bayi dan mendesak otoritas lokal menghukum perusahaan-perusahaan itu jika melanggar undang- undang. Masalah susu tercemar itu menjadi isu sensitif di China setelah skandal susu terkontaminasi melamin pada 2008 menewaskan sedikitnya enam anak dan mengakibatkan ribuan orang sakit.

Badan Pengawas Makanan dan Obat China di situsnya menjelaskan, kandungan nitrat yang berlebihan ditemukan di lima produk susu formula yang dibuat Shaanxi Guanshan Dairy Co Ltd dan diuji awal tahun ini. Level selenium yang lebih tinggi dari standar yang diizinkan juga ditemukan di dua produk susu bubuk yang diproduksi Xi’an Guanshan Dairy Co Ltd dan Shengtang Industry Co Ltd.

Semua produk itu dibuat dari susu kambing. Pengawas makanan juga menyatakan, nitrat itu tidak berbahaya, tapi dapat menjadi racun jika tercampur dengan jenis bakteri tertentu. Regulator keamanan pangan juga belum menyetujui selenium sebagai nutrisi yang digunakan di susu formula bayi.

Dalam peringatan yang diunggah di situnya pada 19 Juni lalu, Shaanxi Guanshan Dairy menyatakan segera menarik produk-produk tersebut, menghentikan produksi, dan mengatasi masalah tersebut.

Selain itu, hampir setengah miliar dolar daging beku selundupan disita di China. Beberapa daging beku itu telah membusuk dan berumur lebih dari 40 tahun. Lebih dari 100.000 ton sayap ayam, daging sapi, dan daging babi bernilai lebih dari USD483 juta itu disita di penjuru China.

”Ini berbau dan saya hampir muntah saat membuka pintu,” kata pejabat dari Provinsi Hunan, tempat penemuan 800 ton daging yang disita.

Syarifudin
(ftr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7481 seconds (0.1#10.140)