Mesin Pertumbuhan BaruJawa Timur

Rabu, 01 Juli 2015 - 11:24 WIB
Mesin Pertumbuhan BaruJawa...
Mesin Pertumbuhan BaruJawa Timur
A A A
Empat tahun terakhir, Kabupaten Banyuwangi berubah total. Tepatnya sejak dipimpin Bupati Abdullah Azwar Anas, kabupaten yang terletak paling ujung Pulau Jawa ini kondisinya berbalik 180 derajat.

Stigma Banyuwangi sebagai daerah seram, banyak tukang santet, dan sederet cerita mistis lain, kini telah berganti dengan sederet prestasi yang dicapai. Pembangunan dan perubahan yang terjadi begitu pesat. Singkat cerita, daerah yang berjuluk The Sunsire of Java tersebut telah menjelma sebagai “air wangi” sesuai dengan nama aslinya Banyuwangi.

Banyu artinya air dan Wangi artinya harum. Stigma negatif yang melekat pada daerah itu kini sirna. Banyuwangi kini dikenal sebagai surganya pariwisata di Jawa Timur, bahkan Indonesia. Data menyebutkan pertumbuhan ekonomi Banyuwangi pada 2014 tercatat sebesar 6,94 %. Angka ini naik dibanding realisasi pada 2013 sebesar 6,76 %.

Capaian ini paralel dengan realisasi PDRB per kapita penduduk pada 2014 sebesar Rp25,5 juta dari Rp22,5 juta pada 2013. Keberhasilan yang diraih tidak lepas dari peran tangan dingin Bupati Abdullah Azwar Anas. Grand strategi Anas saat kali pertama menjabat pada 2010 telah merancang tema besar pembangunan “Mewujudkan Banyuwangi Lebih Baik Melalui Peningkatan Produktivitas Pertanian, Pariwisata, dan UMKM”.

Ketiga tema besar ini lantas dijabarkan menjadi sembilan pokok prioritas pembangunan daerah yang terdiri atas pendidikan, kesehatan, pertanian, pariwisata, UMKM, infrastruktur, perlindungan sosial, lingkungan hidup, dan kinerja birokrasi. “Banyuwangi berhasil menjadi mesin pertumbuhan baru di Jawa Timur karena kinerja yang positif,” kata Bupati Azwar Anas.

Di bidang pendidikan contohnya, empat dari lima indikator pendidikan mencatat realisasi di atas 100 %. Misalnya untuk program Banyuwangi Bebas Buta Aksara. Pada tahun 2011 tercatat jumlah buta aksara mencapai 59.985 orang. Pada tahun 2014 tercapai zero buta aksara. Artinya, sudah tidak ada lagi yang buta aksara. Begitu pula dengan anak-anak yang difabel.

Data difabel usia sekolah mencatat, dari 3213 anak difabel usia sekolah terdapat 1.365 siswa yang kini mengenyam bangku sekolah. Mereka bahkan mendapatkan pendampingan dari Guru Pendamping Khusus (GPK) yang jumlahnya 200 orang. Pada tahun 2015 nanti, pemkab khusus memplot anggaran untuk difabel sebesar Rp1,05 miliar.

Di bidang kesehatan, angka usia harapan hidup terealisasi 68,3 %. Itu berarti 100,15% dari target 68,2. Untuk persentase balita gizi buruk terealisasi 0,95. Itu artinya 100% dari target 5. Di bidang pariwisata, kunjungan wisatawan domestik terealisasi 1.955.308. Artinya 205,56% dari target 951.198. Kunjungan wisatawan mancanegara terealisasi 78.483 atau 317,37% dari target 24.729.

Sementara kontribusi sektor pariwisata terhadap PDRB terealisasi 4,07 atau 109,7 % dari target 3,71. Di bidang infrastruktur, panjang jalan kabupaten yang dalam kondisi baik terealisasi 95,96 atau 92% dari target 97,5. Khusus untuk infrastruktur tahun 2015, pemkab akan mengcover pembangunan dan pemeliharaan jalan di 384 titik dengan panjang jalan kurang lebih 400 km. Hal itu dilakukan untuk memperbaiki pelayanan kepada masyarakat.

Anas berkomitmen terus menjalankan program kegiatan unggulan berbasis informasi teknologi. Bupati muda ini yakin daya saing daerah ke depan akan ditentukan oleh infrastruktur IT yang mumpuni menopang potensi ekonomi. Adapun realisasi pendapatan daerah tahun 2014 sebesar Rp2,266 triliun dari target yang ditetapkan senilai Rp2,291 triliun.

Pendapatan daerah terdiri atas realisasi PAD Rp275 juta dari target Rp225 juta, dana perimbangan terealisasi Rp1,387 triliun dari target Rp1,404 triliun, dan lain-lain pendapatan yang sah hanya terealisasi Rp602 juta dari target Rp661 juta.

Realisasi belanja daerah pada 2014 sebesar Rp2,289 triliun dari target Rp2,557 triliun. Belanja daerah terdiri dari realisasi belanja operasi senilai Rp1,738 triliun dari target Rp 1,901 triliun, belanja modal sebesar Rp547 miliar dari target Rp648 miliar, belanja tidak langsung Rp0 dari target Rp4 miliar, dan realisasi transfer Rp3,1 miliar dari target Rp3,4 miliar.

Berbicara sektor pariwisata, Banyuwangi telah berhasil menorehkan catatan sebagai daerah destinasi wisata baru. Kunjungan wisatawan domestik terealisasi 1.955.308 atau 205,56% dar i t a r g e t 951.198. Kunjungan wisatawan mancanegara terealisasi 78.483 atau 317,37% dari target 24. 729.

Sementara kontribusi sektor pariwisata terhadap PDRB terealisasi 4,07 atau 109,7% dari target 3,71. Banyak destinasi wisata yang dipilih wisatawan saat berkunjung ke Banyuwangi. Mulaiwisatakuliner, wisataalam, wisata buatan, wisata kota, wisata religi, dan wisata adat budaya.

Khusus wisata alam, wisatawan ini bisa menikmati keindahan wisata pantai, gunung air terjun, perkebunan, dan taman nasional. Masyarakat Indonesia sudah mulai familier dengan destinasi wisata pantai. Setidaknya ada 18 objek wisata pantai yang bisa dikunjungi. Mulai dari Pantai Sukamade yang dikenal dengan penangkaran penyu, Pantai Plengkung yang ketinggian ombaknya menjadi favorit peselancar dunia, Pantai Pulau Merah yang bersih, dan Pantai Boom disulap menjadi destinasi menawan.

Ada pula Pantai Teluk Hijau (Green Bay), Pantai Rajegwesi, Pulau Tabuhan, Pantai Grajagan, Pantai Watu Dodol, Pantai Cocolan, Pantai Pancer, Pantai Muncar, Pantai Trianggulasi, Pantai Wedi Ireng, Pulau Santen, Pantai Blimbing Sari, Pantai Pancar, dan Blok Bedul atau Segara Anakan. Kekayaan Banyuwangi tersebut hanya akan menjadi catatan di kertas jika tidak dipromosikan.

Para pemangku kebijakan di Bumi Blambangan segara tergugah “menjual” potensi yang tidak dimiliki daerah lain tersebut. Memadukan potensi alam dan wisata, jadilah ecotourism . Kerja bareng para “marketer” di Banyuwangi, sejumlah kegiatan dibuat untuk menjual pariwisata Banyuwangi ke tingkat lokal, nasional, bahkan internasional.

Melalui Banyuwangi Ethno Carnival (BEC), para wisatawan lokal dan asing berdatangan ke daerah yang terkenal dengan tarian Gandrung tersebut. Banyuwangi Surfing Festival dan International Tour de Banyuwangi Ijen menjadi salah satu kegiatan yang patut diperhitungkan di kancah dunia. Keberadaan Bandara Blimbingsari menjadi pintu gerbang masuknya orang luar ke Banyuwangi.

Alasan jarak dan waktu kini tak lagi menghambat wisatawan menikmati keindahan Kawah Ijen, Pantai Pulau Merah, Pantai Plengkung, Pantai Sukamade, dan Taman Nasional Alas Purwo. Selamat menikmati eksotisme Tanah Blambangan.

Masdarul khoiri
(ftr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0694 seconds (0.1#10.140)