Industri Makanan Kekurangan Bahan Baku

Rabu, 01 Juli 2015 - 11:27 WIB
Industri Makanan Kekurangan...
Industri Makanan Kekurangan Bahan Baku
A A A
JAKARTA - Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman (Gapmmi) mengaku kesulitan bahan baku gula rafinasi dan garam untuk memenuhi kebutuhan industri makanan dan minuman.

Ketua Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman (Gapmmi) Adhi S Lukman mengatakan, pasokan dari empat pabrik gula rafinasi saat ini terhenti karena mereka sudah tidak memiliki kuota. Sementara, industri makanan- minuman sudah ada kontrak dengan Asosiasi Gula Rafinasi Indonesia (AGRI) sehingga dikhawatirkan setelah Lebaran stoknya kosong.

”Dari industri makananminuman masih cukup sampai Lebaran, setelah itu kita tidak tahu. Kita harapkan bisa segera dikeluarkan sekarang ini supaya ada persiapan untuk impor dan bisa langsung proses,” ujar Aghi di Jakarta, Senin (29/6). Menurut Adhi, impor gula butuh waktu paling cepat 45 hari.

Oleh karena itu diharapkan, setelah Lebaran bisa diproses sehingga bisa tersuplai ke industri mamin. ”Sekarang ini kita menghadapi pasar global. Kalau kita sendiri tidak punya gula, sedangkan dalam negeri tidak bisa suplai dengan spesifikasi yang dikehendaki, ini bahaya,” terangnya.

Adhi mengungkapkan, sama seperti gula, stok garam industri akhir Juni ini akan habis. Memang ada beberapa pemasok garam yang masih punya stok tapi jumlahnya sangat minim. ”Walau kita kesulitan tapi tidak mungkin antara pemasok saling pinjam,” katanya.

Adhi melanjutkan, kebutuhan garam untuk industri makanan-minuman sekitar 380.000-390.000 ton per tahun. Menurutnya, kebutuhan garam tidak banyak, dibandingkan dengan nilai tambah yang didapatkan dari industri mamin.

”Kecil pemakaiannya, tetapi tanpa garam tidak bisa diproses. Kita ingin pemerintah menyadari ini dan melihat ini menjadi kendala bagi industri makanan-minuman. Kalau ingin industri tumbuh dan daya saing, tentunya ini harus dipikirkan,” jelasnya. Menurut Adhi, perhitungan kebutuhan gula harus keluar lagi paling tidak sekitar 800.000 ton untuk tiga bulan ke depan, mulai dari Juli, Agustus, dan September.

Menteri Perindustrian Saleh Husin berharap, jangan sampai industri makanan minuman kekurangan bahan baku gula rafinasi. Untuk itu, pihaknya terus berkoordinasi dengan kementerian terkait agar dapat memenuhi apa yang menjadi kebutuhan industri makanan-minuman.

Oktiani endarwati
(ftr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7145 seconds (0.1#10.140)