CEO Suzuki Motor Tunjuk Putranya Jadi Presiden
A
A
A
TOKYO - Chief Executive Officer (CEO) Suzuki Motor Corp Osamu Suzuki menunjuk putra sulungnya sebagai presiden baru di perusahaan automotif terbesar keempat di Jepang tersebut.
Langkah ini meredakan kekhawatiran investor tentang rencana suksesi perusahaan dan mendorong harga saham Suzuki naik lebih dari 5%. Executive Vice President Toshihiro Suzuki mengambil alih posisi ayahnya sebagai presiden dan chief operating officer (COO) yang secara efektif mulai berlaku kemarin. Osamu Suzuki tetap sebagai CEO dan Chairman Suzuki.
Perusahaan itu juga mengumumkan target keuangan dalam rencana bisnis lima tahun yang baru, termasuk menaikkan pendapatan mencapai rekor pada Maret 2020. Osamu Suzuki memimpin perusahaan Jepang itu sejak 1978, dan pertanyaan siapa yang akan menggantikan dia dan kapan, telah menjadi isu terbesar di perusahaan tersebut.
Suzuki awalnya berupaya mendorong menantunya, Hirotaka Ono, untuk menggantikannya, tapi rencana itu gagal saat Ono meninggal akibat kanker pankreas pada 2007. Dua eksekutif lainnya juga secara singkat memegang posisi presiden pada 2000. Keduanya mundur setelah beberapa tahun menjabat dengan alasan kesehatan.
Toshihiro Suzuki, 56, menjadi salah satu dari empat executive vice president Suzuki Motor pada 2011, menambah spekulasi bahwa dia akan menduduki posisi puncak. Sebelum bergabung dengan Suzuki Motor pada 1994, dia bekerja di perusahaan yang kemudian menjadi Denso Corp. ”Adapun, Executive Vice President Yasuhito Harayama akan menjadi vide chairman,” demikian pernyataan Suzuki Motor, dikutip kantor berita Reuters .
Harayama merupakan mantan birokrat di Kementerian Ekonomi, Perdagangan, dan Industri yang dipekerjakan oleh Suzuki untuk mengawasi kesepakatan dengan Volkswagen AG yang menjalin kerja sama pada 2009. Suzuki Motor sekarang berupaya menghentikan kerja sama itu dengan membeli kembali 19,9% saham yang dimiliki perusahaan Jerman itu di pengadilan arbitrase internasional setelah kemitraan mereka terhenti.
Saham Suzuki Motor sempat naik hingga 5,5% setelah berita perubahan manajemen tersebut, sebelum akhirnya ditutup naik 2,7%. Setelah penutupan pasar, Suzuki juga mengumumkan target keuangan baru yang bertujuan mendorong penjualan hingga 3,4 juta mobil per tahun hingga Maret 2020. Suzuki juga menargetkan rekor pendapatan 3,7 triliun yen pada tahun yang sama, dibandingkan proyeksi 3,1 triliun yen pada tahun ini.
Osamu Suzuki yang nama aslinya Osamu Matsuda itu bergabung di perusahaan pada 1958 setelah menikahi salah satu anak pemilik perusahaan. Perusahaan itu didirikan oleh kakek istrinya. Selama hampir empat dekade memimpin, Suzuki mengubah perusahaan itu menjadi salah satu produsen automotif terbesar di dunia, termasuk memasuki pasar India pada awal 1980-an.
Suzuki, melalui anak usaha lokal Maruti Suzuki India Ltd, menjadi produsen automotif dengan penjualan terbesar di India dan memiliki kapitalisasi pasar 2,24 triliun yen, hampir setara dengan Fiat Chrysler Automobiles.
Syarifudin
Langkah ini meredakan kekhawatiran investor tentang rencana suksesi perusahaan dan mendorong harga saham Suzuki naik lebih dari 5%. Executive Vice President Toshihiro Suzuki mengambil alih posisi ayahnya sebagai presiden dan chief operating officer (COO) yang secara efektif mulai berlaku kemarin. Osamu Suzuki tetap sebagai CEO dan Chairman Suzuki.
Perusahaan itu juga mengumumkan target keuangan dalam rencana bisnis lima tahun yang baru, termasuk menaikkan pendapatan mencapai rekor pada Maret 2020. Osamu Suzuki memimpin perusahaan Jepang itu sejak 1978, dan pertanyaan siapa yang akan menggantikan dia dan kapan, telah menjadi isu terbesar di perusahaan tersebut.
Suzuki awalnya berupaya mendorong menantunya, Hirotaka Ono, untuk menggantikannya, tapi rencana itu gagal saat Ono meninggal akibat kanker pankreas pada 2007. Dua eksekutif lainnya juga secara singkat memegang posisi presiden pada 2000. Keduanya mundur setelah beberapa tahun menjabat dengan alasan kesehatan.
Toshihiro Suzuki, 56, menjadi salah satu dari empat executive vice president Suzuki Motor pada 2011, menambah spekulasi bahwa dia akan menduduki posisi puncak. Sebelum bergabung dengan Suzuki Motor pada 1994, dia bekerja di perusahaan yang kemudian menjadi Denso Corp. ”Adapun, Executive Vice President Yasuhito Harayama akan menjadi vide chairman,” demikian pernyataan Suzuki Motor, dikutip kantor berita Reuters .
Harayama merupakan mantan birokrat di Kementerian Ekonomi, Perdagangan, dan Industri yang dipekerjakan oleh Suzuki untuk mengawasi kesepakatan dengan Volkswagen AG yang menjalin kerja sama pada 2009. Suzuki Motor sekarang berupaya menghentikan kerja sama itu dengan membeli kembali 19,9% saham yang dimiliki perusahaan Jerman itu di pengadilan arbitrase internasional setelah kemitraan mereka terhenti.
Saham Suzuki Motor sempat naik hingga 5,5% setelah berita perubahan manajemen tersebut, sebelum akhirnya ditutup naik 2,7%. Setelah penutupan pasar, Suzuki juga mengumumkan target keuangan baru yang bertujuan mendorong penjualan hingga 3,4 juta mobil per tahun hingga Maret 2020. Suzuki juga menargetkan rekor pendapatan 3,7 triliun yen pada tahun yang sama, dibandingkan proyeksi 3,1 triliun yen pada tahun ini.
Osamu Suzuki yang nama aslinya Osamu Matsuda itu bergabung di perusahaan pada 1958 setelah menikahi salah satu anak pemilik perusahaan. Perusahaan itu didirikan oleh kakek istrinya. Selama hampir empat dekade memimpin, Suzuki mengubah perusahaan itu menjadi salah satu produsen automotif terbesar di dunia, termasuk memasuki pasar India pada awal 1980-an.
Suzuki, melalui anak usaha lokal Maruti Suzuki India Ltd, menjadi produsen automotif dengan penjualan terbesar di India dan memiliki kapitalisasi pasar 2,24 triliun yen, hampir setara dengan Fiat Chrysler Automobiles.
Syarifudin
(ftr)