Inflasi Juni Tercatat 0,54%
A
A
A
JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi pada bulan Juni 2015 berada di angka 0,54%, naik 0,04% jika dibandingkan Mei 2015 sebesar 0,5%.
Sementara inflasi tahun kalender sebesar 0,96% dan inflasi tahunan (yoy) sebesar 7,26%. Sedangkan inflasi komponen inti sebesar 0,26%, inflasi inti tahun ke tahun 5,04%.
"Cukup rendah dibandingkan empat tahun yang lalu. Sampai 2013 masih jauh (Juni) dengan puasa," kata Kepala BPS Suryamin di Gedung BPS Jakarta, Senin (1/7/2015).
Dari 82 kota indeks harga konsumen (IHK), sebanyak 76 kota di Indonesia mengalami inflasi dan enam kota deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Sorong dengan angka 1,90%.
"Sedangkan untuk yang terendah di kota Palu sebesar 0,03%, dan kota yang terjadi deflasi tertinggi di Tual, tercatat -0,80%," imbuh dia.
Dari kelompok pengeluaran yang menyebabkan inflasi 0,54%, Suryamin mengatakan, tertinggi terjadi di bahan makanan sebesar 16% dengan andil 0,33%.
"Selain itu, makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau sebesar 0,55% dengan andil 0,99%. Perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar menyumbang 0,23% dengan andil 0,6%. Untuk sandang sebesar 0,28% dengan andil 0,01%," tandasnya.
Sementara inflasi tahun kalender sebesar 0,96% dan inflasi tahunan (yoy) sebesar 7,26%. Sedangkan inflasi komponen inti sebesar 0,26%, inflasi inti tahun ke tahun 5,04%.
"Cukup rendah dibandingkan empat tahun yang lalu. Sampai 2013 masih jauh (Juni) dengan puasa," kata Kepala BPS Suryamin di Gedung BPS Jakarta, Senin (1/7/2015).
Dari 82 kota indeks harga konsumen (IHK), sebanyak 76 kota di Indonesia mengalami inflasi dan enam kota deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Sorong dengan angka 1,90%.
"Sedangkan untuk yang terendah di kota Palu sebesar 0,03%, dan kota yang terjadi deflasi tertinggi di Tual, tercatat -0,80%," imbuh dia.
Dari kelompok pengeluaran yang menyebabkan inflasi 0,54%, Suryamin mengatakan, tertinggi terjadi di bahan makanan sebesar 16% dengan andil 0,33%.
"Selain itu, makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau sebesar 0,55% dengan andil 0,99%. Perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar menyumbang 0,23% dengan andil 0,6%. Untuk sandang sebesar 0,28% dengan andil 0,01%," tandasnya.
(rna)