Jangan Sepelekan Ruang Servis
A
A
A
Meski keberadaannya acap kali terabaikan, sejatinya ruang servis memiliki peran penting dalam mendukung kegiatan di dalam rumah. Menata ruangan ini secara benar akan makin mengoptimalkan fungsinya.
Selalu identik dengan kotor dan harus disembunyikan. Kesan itulah yang melekat erat pada si ruang servis. Bahkan area ini beberapa kali tidak dimasukkan ke dalam rancangan desain sehingga kondisinya tidak beraturan dan terkesan berantakan. Padahal, area servis memiliki peran penting karena menjadi area penunjang aktivitas utama di dalam rumah.
“Berdasarkan jenis aktivitasnya, rumah dibagi menjadi tiga area, yakni area privat, publik, dan servis. Nah, area servis ini merupakan area penunjang yang melayani aktivitas pada ruang publik dan terhubung di dalamnya. Oleh karena itu, area ini dapat diartikan sebagai bagian dari ruang publik,” ungkap desainer interior Enira Amanda. Beberapa ruang yang termasuk ke dalam area ruang servis adalah dapur, ruang cuci-setrika-jemur, gudang, dan garasi.
Di Indonesia, area servis sering diidentikkan dengan area kerja, ruang tidur, dan kamar mandi asisten rumah tangga. Menurut Enira, idealnya ruang servis harus memiliki konektivitas yang baik dengan area publik yang dilayaninya. Akses dengan ruang publik ini tidak perlu secara langsung, tapi dapat terjalin melalui ruangruang transisi terlebih dahulu. Namun, harus dapat dipastikan bahwa area servis mudah diakses dan tidak mengganggu aktivitas lain.
Dengan demikian, pemilik rumah bisa membuat area ini tersembunyi dari pandangan para tamu, asal memiliki alur sirkulasi yang mudah diakses. Tidak heran, jika banyak pemilik rumah yang menempatkan area servis di bagian belakang rumahnya. Hanya, keterbatasan lahan yang dimiliki hunian sekarang membuat pemilik rumah harus merancang secara tepat keberadaan area servis ini. Pada dasarnya, area servis tidak memiliki pakem khusus mengenai ukuran luas ruangannya.
Bila lahan rumah Anda luas dan masih memiliki area kosong yang tidak terpakai, area servis dapat dibuat secara leluasa. Beda halnya dengan mendesain area servis di lahan terbatas. “Ukuran ruang servis sangat bergantung pada kebutuhan pengguna, jumlah pengguna, dan luas area yang tersedia. Selain itu, juga bergantung pada konsep ruang yang diinginkan,” kata Enira.
Untuk mengetahui berapa ukuran yang diperlukan, Anda dapat mengasumsikannya dengan melihat kebutuhan, konsep ruang, luas area, dan jumlah penggunanya. Ambil contoh kebutuhan bagi pengguna yang memiliki hobi memasak, maka ukuran dapur harus dibuat lebih besar. Sementara itu, bila luas area rumah kecil, area servis pun harus dibuat lebih kecil.
Jadi, ukuran area ini bisa sangat fleksibel mengikuti luas area yang tersedia. Bagi Anda yang memiliki lahan terbatas, jangan takut untuk merancang ruang servis. Enira mengatakan, peletakan area publik dan area servis tidak perlu diberi batasan secara tegas. Ruang servis dapat dirancang menyatu dengan ruang publik. Misalnya area dapur yang menyatu dengan ruang makan atau ruang keluarga.
Contoh lain, gudang atau area penyimpanan yang diselipkan di ruang tamu dengan menggunakan furnitur yang juga berfungsi sebagai area simpan. Bahkan, saat ini mulai banyak orang yang berani menempatkan area servis di depan hunian. Tujuannya, selain untuk memudahkan akses, juga dapat mencegah orang asing masuk terlalu dalam ke area rumah.
Dengan begitu, kita tidak perlu lagi mempersalahkan ukuran ruang. Asalkan mudah diakses dan memiliki alur sirkulasi yang jelas serta mendukung aktivitas utama, area servis bisa diletakkan di mana saja.
Aprilia s andyna
Selalu identik dengan kotor dan harus disembunyikan. Kesan itulah yang melekat erat pada si ruang servis. Bahkan area ini beberapa kali tidak dimasukkan ke dalam rancangan desain sehingga kondisinya tidak beraturan dan terkesan berantakan. Padahal, area servis memiliki peran penting karena menjadi area penunjang aktivitas utama di dalam rumah.
“Berdasarkan jenis aktivitasnya, rumah dibagi menjadi tiga area, yakni area privat, publik, dan servis. Nah, area servis ini merupakan area penunjang yang melayani aktivitas pada ruang publik dan terhubung di dalamnya. Oleh karena itu, area ini dapat diartikan sebagai bagian dari ruang publik,” ungkap desainer interior Enira Amanda. Beberapa ruang yang termasuk ke dalam area ruang servis adalah dapur, ruang cuci-setrika-jemur, gudang, dan garasi.
Di Indonesia, area servis sering diidentikkan dengan area kerja, ruang tidur, dan kamar mandi asisten rumah tangga. Menurut Enira, idealnya ruang servis harus memiliki konektivitas yang baik dengan area publik yang dilayaninya. Akses dengan ruang publik ini tidak perlu secara langsung, tapi dapat terjalin melalui ruangruang transisi terlebih dahulu. Namun, harus dapat dipastikan bahwa area servis mudah diakses dan tidak mengganggu aktivitas lain.
Dengan demikian, pemilik rumah bisa membuat area ini tersembunyi dari pandangan para tamu, asal memiliki alur sirkulasi yang mudah diakses. Tidak heran, jika banyak pemilik rumah yang menempatkan area servis di bagian belakang rumahnya. Hanya, keterbatasan lahan yang dimiliki hunian sekarang membuat pemilik rumah harus merancang secara tepat keberadaan area servis ini. Pada dasarnya, area servis tidak memiliki pakem khusus mengenai ukuran luas ruangannya.
Bila lahan rumah Anda luas dan masih memiliki area kosong yang tidak terpakai, area servis dapat dibuat secara leluasa. Beda halnya dengan mendesain area servis di lahan terbatas. “Ukuran ruang servis sangat bergantung pada kebutuhan pengguna, jumlah pengguna, dan luas area yang tersedia. Selain itu, juga bergantung pada konsep ruang yang diinginkan,” kata Enira.
Untuk mengetahui berapa ukuran yang diperlukan, Anda dapat mengasumsikannya dengan melihat kebutuhan, konsep ruang, luas area, dan jumlah penggunanya. Ambil contoh kebutuhan bagi pengguna yang memiliki hobi memasak, maka ukuran dapur harus dibuat lebih besar. Sementara itu, bila luas area rumah kecil, area servis pun harus dibuat lebih kecil.
Jadi, ukuran area ini bisa sangat fleksibel mengikuti luas area yang tersedia. Bagi Anda yang memiliki lahan terbatas, jangan takut untuk merancang ruang servis. Enira mengatakan, peletakan area publik dan area servis tidak perlu diberi batasan secara tegas. Ruang servis dapat dirancang menyatu dengan ruang publik. Misalnya area dapur yang menyatu dengan ruang makan atau ruang keluarga.
Contoh lain, gudang atau area penyimpanan yang diselipkan di ruang tamu dengan menggunakan furnitur yang juga berfungsi sebagai area simpan. Bahkan, saat ini mulai banyak orang yang berani menempatkan area servis di depan hunian. Tujuannya, selain untuk memudahkan akses, juga dapat mencegah orang asing masuk terlalu dalam ke area rumah.
Dengan begitu, kita tidak perlu lagi mempersalahkan ukuran ruang. Asalkan mudah diakses dan memiliki alur sirkulasi yang jelas serta mendukung aktivitas utama, area servis bisa diletakkan di mana saja.
Aprilia s andyna
(bhr)