Airbus Jual 75 Pesawat A330 ke China

Kamis, 02 Juli 2015 - 11:07 WIB
Airbus Jual 75 Pesawat A330 ke China
Airbus Jual 75 Pesawat A330 ke China
A A A
PARIS - Airbus menandatangani kesepakatan penjualan 75 pesawat A330 pada perusahaan China Aviation Supplies Holding Company senilai USD18 miliar di daftar harga.

Kesepakatan penjualan itu dilakukan selama kunjungan Perdana Menteri (PM) China Li Keqiang ke Prancis kemarin. ”Presiden dan CEO Airbus Fabrice Bergier menandatangani kesepakatan pesanan untuk 45 pesawat, serta memorandum of understanding untuk 30 pesawat lagi dengan China Aviation Supplies Holding Company,” ungkap Perdana Menteri (PM) Prancis Manuel Valls, dikutip kantor berita AFP . Kesepakatan ini merupakan yang terbesar untuk pesawat jarak jauh A330 oleh China.

Selama tiga hari kunjungan Li diperkirakan menandatangani lebih dari 50 kesepakatan perdagangan. Pesawat A330 akan dipasangi lebih banyak kursi di China di mana perjalanan dilakukan dalam jarak lebih pendek dibandingkan di Eropa. Langkah ini menjadi solusi kepadatan bandara dan lalu lintas udara. Lalu lintas udara di China meningkat pesat dalam 15 tahun terakhir, tumbuh lebih dari 500% di dalam negeri dan luar negeri, menurut data Airbus.

Berbagai kesepakatan perdagangan yang akan ditandatangani Li dengan Prancis itu bernilai miliaran euro. Kunjungan Li itu dilakukan enam bulan setelah PM Prancis melawat ke Beijing dan mendorong lebih banyak produk Prancis diekspor ke China untuk menyeimbangkan perdagangan antara dua negara. Prancis yang harus bekerja keras mengatasi lemahnya pertumbuhan dan rekor pengangguran, mengimpor dua setengah kali lebih banyak dari China dibandingkan ekspor ke Negeri Panda.

Pada 2013 membukukan defisit perdagangan USD29 miliar dengan raksasa Asia tersebut. Perusahaan Prancis lain yang menandatangani kesepakatan dengan China ialah grup energi Alstom, perusahaan pengiriman kontainer CMA-CGM dan raksasa listrik Engie. Dua negara juga akan menandatangani kesepakatan sejumlah proyek infrastruktur yang akan dilakukan di negaranegara Asia dan Afrika.

China saat ini memiliki terlalu banyak perusahaan dan harus mengatasi penurunan permintaan domestik. Karena itulah, Beijing mendorong perusahaan- perusahaan China mencari pasar baru di luar negeri dan mengambil pengalaman Prancis di negara-negara tersebut. Li juga menghadiri seminar Prancis-China yang diikuti ratusan perusahaan China. Dan mengunjungi kantor pusat Airbus di Kota Toulouse.

Sementara, harga rumah baru di China naik pada Juni untuk dua bulan berturutturut. Data ini menunjukkan kebijakan stimulus pemerintah membantu memperkuat pasar properti. ”Harga rata-rata rumah baru di 100 kota besar China tumbuh 0,56% bulan per bulan menjadi USD1.714 per meter persegi,” ungkap laporan China Index Academy (CIA), dikutip kantor berita AFP .

Hasil ini setelah pertumbuhan 0,5% pada Mei, peningkatan pertama dalam empat bulan. Harga turun untuk bulan kedelapan berturutturut pada Desember tahun lalu. Otoritas mengambil sejumlah langkah untuk mendorong pasar properti yang stagnan dalam bentuk pemangkasan suku bunga dan kebijakan lainnya. Menurut CIA, langkah-langkah itu membantu mendorong permintaan dan mempercepat pemulihan di pasar.

Syarifudin
(ftr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8082 seconds (0.1#10.140)