Ekonomi Melambat, Emiten Tunda IPO

Selasa, 07 Juli 2015 - 10:37 WIB
Ekonomi Melambat, Emiten Tunda IPO
Ekonomi Melambat, Emiten Tunda IPO
A A A
JAKARTA - Perlambatan ekonomi nasional menyebabkan beberapa emiten harus menunda penawaran perdana saham (initial public offering /IPO) pada tahun depan.

Presiden Direktur MNC Securities Susy Meilina mengakui, dari beberapa pipe line aksi korporasi sejumlah perusahaan, hingga saat ini perseroan memperoleh penerbitan obligasi berkelanjutan PT Astra Sedaya Finance pada April 2015. ”Ada beberapa perusahaan yang mundur, karena tingkat bunga terlalu tinggi,” kata Susy seusai menghadiri pemberian santunan MNC Securities kepada Panti Asuhan Yayasan Makna Bhakti di Jakarta, kemarin.

Dia mengakui, kondisi makroekonomi yang belum menentu menyebabkan tiga calon emiten harus menunda rencana IPO-nya pada tahun depan. Meskipun enggan menjelaskan sektor industrinya, namun ketiga perusahaan tersebut sebelumnya berencana melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun ini. ”Memang ada 2-3 calon emiten yang mundur IPO-nya sampai tahun depan, meski demikian kami tetap optimistis dan Indonesia masih jauh dari krisis ekonomi,” tegasnya.

Susy yakin, terpilihnya Tito Sulistio sebagai Direktur Utama PT Bursa Efek Indonesia (BEI) mampu membuat industri pasar modal kembali bergeliat. Pasalnya, dari tujuh jajaran direksi yang terpilih di BEI, empat di antaranya termasuk pelaku di industri. Salah satunya mantan Presiden Direktur MNC Securitas Alpino Kianjaya.

”Selain itu kami juga turut didorong oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Komisi Pengawasan dan Persaingan Usaha (KPPU), diharapkan semester II akan lebih baik,” harapnya. Sebelumnya Head of Research MNC Securities Edwin Sebayang menjelaskan, pencairan anggaran infrastruktur dari pemerintah mulai cair pada Mei 2015. Faktor tersebut turut mendorong pertumbuhan ekonomi di kuartal II/2015.

Di sisi lain, momentum bulan suci Ramadan dan Hari Raya Idul Fitri juga mendorong sektor konsumsi. ”Jika pemerintah disiplin mencairkan anggaran, sejumlah sektor akan terbantu, backlog akan membaik. Saya memprediksi IHSG akan rebound pada akhir tahun ini di level 5.590,” kata Edwin.

Meski demikian, yang harus diwaspadai adalah depresiasi nilai tukar rupiah terhadap dolar AS hingga saat ini. Jatuhnya nilai tukar rupiah menambah beban pertumbuhan ekonomi nasional. Kenaikan harga pertamax juga bisa mencapai lebih dari Rp10.000. ”IHSG memang akan mengalami penurunan hingga bulan Juli, kita waspadai nilai tukar rupiah terhadap dolar AS, kenapa BI tidak bisa waspada hal tersebut.

Karena 80% kegiatan dalam negeri berbasis impor,” tandasnya. Sementara dalam rangka kegiatan sosial, PT MNC Securities mengadakan kegiatan acara Buka Puasa Bersama Anak Yatim. Buka puasa bersama yang terdiri dari 50 orang anak yatim dan 20 orang pengurus, memiliki tujuan dari diselenggarakannya acara tersebut, yaitu untuk mengisi kegiatan sosial (CSR) di bulan suci Ramadan.

”Tujuan dari acara ini juga dapat menjalin hubungan yang baik dengan organisasi lain, terutama Yayasan Panti Asuhan, dan untuk meningkatkan brand image PT MNC Securities di mata masyarakat luas,” kata Susy. Tujuan lain kegiatan tersebut adalah agar bisa membantu anak-anak yang membutuhkan bantuan. ”Kita ingin berbagi kepada pihak-pihak yang tidak mampu.

Bisa tiga kali dalam setahun, makin sering makin baik. Kita ingin buka puasa bersama masyarakat yang membutuhkan,” ujarnya. Susy melanjutkan, acara buka puasa bersama anak yatim tiap tahunnya memiliki tema yang beda-beda. Tak hanya itu, MNC Securities juga melakukan bakti sosialnya seperti memberikan sumbangan ke Gunung Merapi.

”Tahun lalu kami juga membantu korban banjir di Bukit Duri. Tahun lalu juga melakukan sahur on the road (SOTR), dan sahur bersama anak yatim. Kami ingin berbagi saja,” ucapnya.

Heru febrianto
(bbg)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5792 seconds (0.1#10.140)