Ekonomi Melambat, Penjualan Properti Turun
A
A
A
JAKARTA - Konsultan properti internasional Jones Lang LaSalle menilai, stagnasi di sektor properti saat ini merupakan akibat perlambatan ekonomi baik regional maupun global. Jones Lang LaSalle mencatat, penjualan properti sepanjang April hingga Juni atau kuartal II/2015 turun drastis.
Penurunan itu antara lain tampak dari tingkat penyerapan pasar hunian kondominium. Bila pada kuartal I/2015 penyerapannya bisa mencapai 4.600 unit, maka pada periode ini serapannya hanya 1.400 unit, atau turun 69,5% secara kuartalan. ”Yang terjadi dalam kurun waktu tiga bulan belakangan terhadap seluruh sektor properti adalah kelanjutan dari perlambatan yang terjadi selama kuartal pertama 2015,” kata Head of Advisory Jones Lang LaSalle Indonesia Vivin Harsanto di Jakarta, kemarin.
Menurut dia, kondisi perekonomian kuartal I/2015 dibayangi antara lain depresiasi rupiah dan persaingan pasokan. Secara keseluruhan, ujar dia, pasar properti mengalami perlambatan dengan sektor hunian adalah salah satu yang mengalami penurunan paling signifikan. ”Adanya beberapa kebijakan baru terkait properti antara lain pengenaan pajak barang mewah,
penggunaan rupiah untuk semua transaksi dan dibukanya kesempatan kepemilikan properti bagi orang asing menyebabkan developer dan calon investor mengambil langkah wait and see,” ujarnya. Menurut dia, pihak pengembang dan investor akan mengatur strategi guna menyesuaikan dengan kebijakan baru tersebut.
Sebelumnya konsultan properti Colliers International menyatakan realisasi dari beragam proyek infrastruktur sebagaimana yang dijanjikan pemerintahan Presiden Joko Widodo dinilai bakal membantu sektor properti di Tanah Air. ”Sektor properti juga tergantung dari kondisi ekonomi,” kata Associate Director Research Colliers International Indonesia Ferry Salanto baru-baru ini.
Menurut dia, bila ada gebrakan realisasi dari pengeluaran pemerintah, maka hal itu bisa membantu keadaan menjadi lebih baik. Sedangkan untuk jangka panjang, prospek sektor properti masih bagus. ”Banyak investor yang melihat Asia sangat baik,” katanya. Hal senada dikatakan Country Head Jones Lang La- Salle Indonesia Todd Lauchlan. Dia menilai, investor asing masih positif melihat potensi yang terdapat dalam pasar properti Indonesia.
Ant
Penurunan itu antara lain tampak dari tingkat penyerapan pasar hunian kondominium. Bila pada kuartal I/2015 penyerapannya bisa mencapai 4.600 unit, maka pada periode ini serapannya hanya 1.400 unit, atau turun 69,5% secara kuartalan. ”Yang terjadi dalam kurun waktu tiga bulan belakangan terhadap seluruh sektor properti adalah kelanjutan dari perlambatan yang terjadi selama kuartal pertama 2015,” kata Head of Advisory Jones Lang LaSalle Indonesia Vivin Harsanto di Jakarta, kemarin.
Menurut dia, kondisi perekonomian kuartal I/2015 dibayangi antara lain depresiasi rupiah dan persaingan pasokan. Secara keseluruhan, ujar dia, pasar properti mengalami perlambatan dengan sektor hunian adalah salah satu yang mengalami penurunan paling signifikan. ”Adanya beberapa kebijakan baru terkait properti antara lain pengenaan pajak barang mewah,
penggunaan rupiah untuk semua transaksi dan dibukanya kesempatan kepemilikan properti bagi orang asing menyebabkan developer dan calon investor mengambil langkah wait and see,” ujarnya. Menurut dia, pihak pengembang dan investor akan mengatur strategi guna menyesuaikan dengan kebijakan baru tersebut.
Sebelumnya konsultan properti Colliers International menyatakan realisasi dari beragam proyek infrastruktur sebagaimana yang dijanjikan pemerintahan Presiden Joko Widodo dinilai bakal membantu sektor properti di Tanah Air. ”Sektor properti juga tergantung dari kondisi ekonomi,” kata Associate Director Research Colliers International Indonesia Ferry Salanto baru-baru ini.
Menurut dia, bila ada gebrakan realisasi dari pengeluaran pemerintah, maka hal itu bisa membantu keadaan menjadi lebih baik. Sedangkan untuk jangka panjang, prospek sektor properti masih bagus. ”Banyak investor yang melihat Asia sangat baik,” katanya. Hal senada dikatakan Country Head Jones Lang La- Salle Indonesia Todd Lauchlan. Dia menilai, investor asing masih positif melihat potensi yang terdapat dalam pasar properti Indonesia.
Ant
(bbg)