Pertamina Genjot Infrastruktur LNG Skala Besar

Jum'at, 10 Juli 2015 - 15:42 WIB
Pertamina Genjot Infrastruktur LNG Skala Besar
Pertamina Genjot Infrastruktur LNG Skala Besar
A A A
JAKARTA - PT Pertamina (persero) dalam lima tahun ke depan berkomitmen menggenjot infratsruktur energi berupa proyek infratruktur Liquid Natural Gas (LNG) skala besar, yakni tujuh terminal penerimaan dan regasifikasi serta lima kilang.

Direktur Energi Baru Terbarukan Pertamina Yenni Andayani berharap, penyelesaian proyek infrastruktur dapat mengantisipasi kecenderungan terjadinya kelebihan suplai LNG karena penurunan harga LNG akibat dari turunnya harga minyak dunia.

Adapun proyek tersebut secara keseluruhan ditargetkan rampung sesuai jadwal, sehingga Pertamina dapat mengamankan pasokan LNG sebesar 1,2 miliar kaki kubik per hari (bcfd).

“Momentum ini sangat strategis karena pasokan LNG yang melimpah dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan gas di Indonesia,” ujar dia di Jakarta, Jumat (10/7/2015).

Dia mengatakan, dari tujuh terminal penerimaan dan regasifikasi LNG, dua diantaranya telah beroperasi, yakni floating storage refinery unit (FSRU) Nusantara Regas di Teluk Jakarta dan Terminal Penerimaan, Hub dan Regasifikasi Arun di Nangroe Aceh Darussalam.

Sedangkan, lima fasilitas lainnya dalam proses pembangunan dalam bentuk land based LNG dan FSRU berkapasitas 11,4 MTPA.

“Selain itu, untuk mengoptimalkan standar gas Pertamina juga akan membangun beberapa mini LNG Plant. Kilang-kilang mini LNG akan melengkapi kilang LNG yang sudah ada, yaitu LNG Badak dan DSLNG,” terangnya.

Lebih lanjut dia mengatakan, sebagai perusahaan yang bergerak di sektor hulu dan hilir, Pertamina akan berupaya agar sleuruh proyek infrastruktur energi terintegrasi dengan lini bisnis lainnya.

“Terminal land based Bojonegoro misalnya, proyek ini akan menjadi bagian yang menyatu dengan fasilitas gas Pertamina di Jawa Barat,” tuturnya.

Direktur Utama Pertamina Dwi Soetjipto menargetkan infrastruktur LNG Receiving Terminal Bojonegoro rampung pada 2019 mendatang. Dia berharap pembangunan dapat selesai tepat waktu.

“Pembangunan diharapkan bisa tepat waktu, dalam jangka waktu tiga tahun sesuai dengan kesepakatan bersama selesai 2019,” tuturnya.

Dia memastikan terminal dengan kapasitas 500 juta standar kaki kubik per hari (mmscfd) atau setara 4 juta ton LNG akan dimanfaatkan secara maksimal selama 20 tahun untuk regasifikasi LNG.

Dengan semakin, ke depan jika pemerintah memberikan kepercayaan maka Pertamina akan memperkuat perannya sebagai aggregator gas untuk mengamankan pasokan.

“Ini sesuai dengan peran Pertamina, menjaga ketahanan energi nasional dan memperkuat bisnis gas,” ujar dia.
(rna)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5887 seconds (0.1#10.140)