Jasa Marga Siapkan Refinancing Utang Rp1,5 T
A
A
A
JAKARTA - PT Jasa Marga (persero) Tbk (JSMR) pada pertengahan tahun depan berencana membayar utang jatuh tempo (refinancing ) sebesar Rp1,5 triliun.Direktur Keuangan Jasa Marga Reynal diHermansjah mengatakan, sumber pendanaan untuk refinancing tersebut kemungkinan besar berasal dari penawaran umum berkelanjutan (PUB) obligasi yang dilakukan perseroan.
”Pertengahan tahun depan, kami akan membayar utang Rp1,5 triliun yang telah habis jatuh temponya,” kata Reynaldi kepada sejumlah media di Jakarta akhir pekan lalu. Sebagai informasi, perseroan akhir tahun lalu baru saja menerbitkan obligasi sebesar Rp1 triliun. Obligasi tersebut merupakan bagian dari PUB I Jasa Marga Tahap II Tahun 2014 Seri T.
Penerbitan obligasi itu merupakan kelanjutan PUB dengan total emisi Rp5,9 triliun. Dana tersebut sebagian besar atau 70% akan digunakan perseroan untuk pelunasan Obligasi Berkelanjutan I Jasa Marga Tahap I Tahun 2013 Seri S-A. Sementara sisanya sebesar 30% digunakan perseroan untuk melunasi pinjaman bank. Menurut Reynaldi, PUB dengan total emisi sebesar Rp5,9 triliun tersebut akan habis izin efeknya akhir September 2015.
Akibat situasi ekonomi yang belum pasti, kata dia, perseroan belum berencana menerbitkan kembali obligasi yang merupakan bagian dari PUB tersebut. ”Masa berlaku efek Penawaran Umum Berkelanjutan Jasa Marga seharusnya berakhir pada September, kita masih melihat pasar dan kondisi ekonomi nasional,” paparnya.
Sementara itu, VP Corporate Planning Jasa Marga Dedi Krisnariawan menjelaskan bahwa Jasa Marga terus menggenjot kontribusi pendapatan usaha lain-lain terhadap pendapatan konsolidasi perseroan. Pendapatan usaha lain-lain diharapkan memberi kontribusi sebesar 15-20% dari konsolidasi pendapatan Jasa Marga pada 5- 6 tahun ke depan.
Sementara saat ini kontribusinya hanya mencapai 10%. ”Pendapatan lain-lain secara garis besar terdiri dari enam jenis usaha yaitu pendapatan iklan, engineering, service, teknologi informasi komunikasi, properti, rest area, dan utilitas,” ujar dia. Untuk diketahui, pendapatan usaha lain-lain Jasa Marga pada 2014 mencapai Rp578,73 miliar, sementara tahun ini perseroan menargetkan memperoleh pendapatan usaha lain-lain di angka Rp645,99 miliar.
Untuk 2016 diproyeksikan sebesar Rp821,52 miliar, pada 2017 mencapai Rp909,44 miliar dan 2018 sekitar Rp1 triliun.
Heru Febrianto
”Pertengahan tahun depan, kami akan membayar utang Rp1,5 triliun yang telah habis jatuh temponya,” kata Reynaldi kepada sejumlah media di Jakarta akhir pekan lalu. Sebagai informasi, perseroan akhir tahun lalu baru saja menerbitkan obligasi sebesar Rp1 triliun. Obligasi tersebut merupakan bagian dari PUB I Jasa Marga Tahap II Tahun 2014 Seri T.
Penerbitan obligasi itu merupakan kelanjutan PUB dengan total emisi Rp5,9 triliun. Dana tersebut sebagian besar atau 70% akan digunakan perseroan untuk pelunasan Obligasi Berkelanjutan I Jasa Marga Tahap I Tahun 2013 Seri S-A. Sementara sisanya sebesar 30% digunakan perseroan untuk melunasi pinjaman bank. Menurut Reynaldi, PUB dengan total emisi sebesar Rp5,9 triliun tersebut akan habis izin efeknya akhir September 2015.
Akibat situasi ekonomi yang belum pasti, kata dia, perseroan belum berencana menerbitkan kembali obligasi yang merupakan bagian dari PUB tersebut. ”Masa berlaku efek Penawaran Umum Berkelanjutan Jasa Marga seharusnya berakhir pada September, kita masih melihat pasar dan kondisi ekonomi nasional,” paparnya.
Sementara itu, VP Corporate Planning Jasa Marga Dedi Krisnariawan menjelaskan bahwa Jasa Marga terus menggenjot kontribusi pendapatan usaha lain-lain terhadap pendapatan konsolidasi perseroan. Pendapatan usaha lain-lain diharapkan memberi kontribusi sebesar 15-20% dari konsolidasi pendapatan Jasa Marga pada 5- 6 tahun ke depan.
Sementara saat ini kontribusinya hanya mencapai 10%. ”Pendapatan lain-lain secara garis besar terdiri dari enam jenis usaha yaitu pendapatan iklan, engineering, service, teknologi informasi komunikasi, properti, rest area, dan utilitas,” ujar dia. Untuk diketahui, pendapatan usaha lain-lain Jasa Marga pada 2014 mencapai Rp578,73 miliar, sementara tahun ini perseroan menargetkan memperoleh pendapatan usaha lain-lain di angka Rp645,99 miliar.
Untuk 2016 diproyeksikan sebesar Rp821,52 miliar, pada 2017 mencapai Rp909,44 miliar dan 2018 sekitar Rp1 triliun.
Heru Febrianto
(bbg)