Ekspor China Pulih di Juni, Impor Masih Lemah
A
A
A
BEIJING - Ekspor China pulih pada bulan Juni, namun impor masih terus melemah karena ekonomi China bergulat dengan kelebihan kapasitas.
Ekspor naik 2,8% pada Juni dari periode yang sama tahun sebelumnya, mengalahkan ekspektasi penurunan sebesar 0,2%, seperti yang diperkirakan dalam survei Reuters dan setelah penurunan 2,5% pada Mei.
Sementara impor tergelincir 6,1%, tetapi jauh di atas perkiraan untuk penurunan sebesar 15,0% dan pada bulan sebelumnya sebesar 17,6%.
Ini menyebabkan surplus perdagangan China pada bulan lalu menjadi USD46,54 miliar, dibandingkan dengan proyeksi USD55,7 miliar dan dari Mei sebesar USD59,5 miliar.
Dolar Australia menguat setelah rilis data tersebut, naik 0,2% terhadap USD. Mata uang ini cenderung sensitif terhadap data ekonomi China akibat perdagangan yang besar Australia ke China.
Departemen bea cukai China menyatakan bahwa melemahnya ekspor pada semester I tahun ini akibat melemahnya permintaan eksternal, meningkatnya biaya tenaga kerja dan apresiasi yuan.
Sementara itu, kelebihan kapasitas dalam ekonomi domestik meredam permintaan impor. Namun demikian, kinerja perdagangan negara itu diperkirakan meningkatkan pada semester II tahun ini.
"Data perdagangan melemah di kuartal II menunjukkan bahwa PDB China kuartal II di bawah kinerja," kata Kepala Ekonom di ANZ Li-Gang Liu dalam sebuah catatannya seperti dilansir dari CNBC, Senin (13/7/2015).
Angka perdagangan China dipublikasi sebelum rilis produk domestik bruto (PDB) pada hari Rabu waktu setempat, yang diperkirakan akan menunjukkan perlambatan ekonomi lebih lanjut pada kuartal II.
Ekonom memprediksi pertumbuhan ekonomi China turun di bawah 7% pada kuartal II tahun ini, sementara pada kuartal I sebesar 7%, terlemah sejak 2009.
Ekspor naik 2,8% pada Juni dari periode yang sama tahun sebelumnya, mengalahkan ekspektasi penurunan sebesar 0,2%, seperti yang diperkirakan dalam survei Reuters dan setelah penurunan 2,5% pada Mei.
Sementara impor tergelincir 6,1%, tetapi jauh di atas perkiraan untuk penurunan sebesar 15,0% dan pada bulan sebelumnya sebesar 17,6%.
Ini menyebabkan surplus perdagangan China pada bulan lalu menjadi USD46,54 miliar, dibandingkan dengan proyeksi USD55,7 miliar dan dari Mei sebesar USD59,5 miliar.
Dolar Australia menguat setelah rilis data tersebut, naik 0,2% terhadap USD. Mata uang ini cenderung sensitif terhadap data ekonomi China akibat perdagangan yang besar Australia ke China.
Departemen bea cukai China menyatakan bahwa melemahnya ekspor pada semester I tahun ini akibat melemahnya permintaan eksternal, meningkatnya biaya tenaga kerja dan apresiasi yuan.
Sementara itu, kelebihan kapasitas dalam ekonomi domestik meredam permintaan impor. Namun demikian, kinerja perdagangan negara itu diperkirakan meningkatkan pada semester II tahun ini.
"Data perdagangan melemah di kuartal II menunjukkan bahwa PDB China kuartal II di bawah kinerja," kata Kepala Ekonom di ANZ Li-Gang Liu dalam sebuah catatannya seperti dilansir dari CNBC, Senin (13/7/2015).
Angka perdagangan China dipublikasi sebelum rilis produk domestik bruto (PDB) pada hari Rabu waktu setempat, yang diperkirakan akan menunjukkan perlambatan ekonomi lebih lanjut pada kuartal II.
Ekonom memprediksi pertumbuhan ekonomi China turun di bawah 7% pada kuartal II tahun ini, sementara pada kuartal I sebesar 7%, terlemah sejak 2009.
(rna)