Lho! Pemerintah Tak Khawatir Ekonomi RI Makin Lesu

Senin, 13 Juli 2015 - 16:35 WIB
Lho! Pemerintah Tak Khawatir Ekonomi RI Makin Lesu
Lho! Pemerintah Tak Khawatir Ekonomi RI Makin Lesu
A A A
JAKARTA - Pemerintah dalam hal ini Kementerian Koordinator (Kemenko) bidang Perekonomian mengaku tak khawatir ekonomi Indonesia semakin lesu. Alasannya, pelemahan ekonomi tidak hanya terjadi di Indonesia, melainkan juga di negara lain termasuk negara maju.

Menteri Koordinator (Menko) bidang Perekonomian Sofyan Djalil mengungkapkan, China yang biasanya tumbuh double digit namun saat ini hanya tumbuh sekitar 6,5%. Begitupun Eropa yang perekonomiannya mengalami kontraksi.

"Kalau pelemahan kita dibanding negara lain, misalnya China tadinya tumbuh double digit sekarang hanyak 6,5%. Kita yang biasanya tumbuh 5%, sekarang kuartal pertma tumbuh 4,7%. Eropa juga mengalami penurunan," katanya di Istana Negara, Jakarta, Senin (13/7/2015).

Dia pun meyakinkan agar pengusaha tidak perlu khawatir pelemahan ekonomi ini akan menyebabkan perusahaan banyak gulung tikar, dan akan terjadi pemutusan hubungan kerja (PHK) secara besar-besaran. (Baca: Ekonomi Lesu, Perusahaan Gulung Tikar dan Banyak PHK)

"Jadi banyak faktor di luar kontrol kita. Sebab itu, yang dalam kontrol kita ini yang kita percepat. Misalnya mempercepat pembangunan infrastruktur, LRT langsung bergerak, itu akan menciptakan lapangan kerja lebih cepat. Kalau misalnya high speed rail cepat, itu akan menciptakan lapangan kerja, menciptakan demand yang lebih banyak," imbuhnya.

Sebelumnya, Ketua Umum Partai Perindo Hary Tanoesoedibjo (HT) mengingatkan pemerintah jangan meremehkan kondisi ekonomi yang tengah lesu. Jika tidak, target pertumbuhan ekonomi tidak akan tercapai dan akan banyak pemutusan hubungan kerja (PHK). (Baca: HT Ingatkan Pemerintah Jangan Remehkan Ekonomi Lesu)

"Tahun 70-an, ekonomi kita terbantu dengan oil boom. Di mana Indonesia masih sebagai pengekspor minyak dan anggota OPEC. Akhir 80-an dan 90-an ekonomi kita ditopang dengan basis industri sektor manufaktur yang berkembang sehingga banyak investasi masuk ke Tanah Air," tuturnya.

HT mengungkapkan tahun 2000 sampai 2012, Indonesia mendapat windfall dengan melonjaknya harga komoditas, seperti batu bara dan kelapa sawit. Saat ini, Indonesia impor minyak, basis industri manufaktur sudah menurun drastis dan bergeser ke konsumsi, serta jatuhnya harga komoditas di pasaran internasional.

"Jadi tidak ada satu kekuatan ekonomi yang solid menopang ekonomi nasional saat ini. Bahkan, ekonomi kita bergantung dengan konsumsi yang juga menurun akibat pelemahan ekonomi dan kurs," ujar dia.

Baca jug:

Ekonomi Melemah, Pengusaha Akui Terjadi PHK Massal

Ekonomi Melemah, Kebijakan Pemerintah Tidak Efektif

Ini Penyebab Pertumbuhan Ekonomi RI Melempem

(izz)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7591 seconds (0.1#10.140)