Pasokan Iran Belum Banjiri Pasar, Harga Minyak Naik
A
A
A
SINGAPURA - Harga minyak dunia naik pada Rabu karena para pedagang memperkirakan pasokan minyak mentah Iran belum akan membanjiri pasar setelah Teheran dan enam kekuatan dunia mencapai kesepakatan nuklir.
Berdasarkan kesepakatan tersebut, sanksi oleh Amerika Serikat, Uni Eropa dan PBB akan dilonggarkan, ditukar dengan pembatasan program nuklir Iran.
Analis mengatakan, cadangan minyak Iran yang besar selama bertahun-tahun akan berpotensi kembali membanjiri pasar. Akibatnya, harga minyak masih akan tetap rendah karena kelebihan pasokan.
"Pasokan minyak baru tidak akan mengalir dari Iran sampai 2016 dan kemungkinan akan kurang dari prediksi optimistis," kata Direktur Program Ekonomi Kenegaraan, Sanksi dan Pasar Energi di Pusat Kebijakan Energi Global AS Richard Nephew seperti dilansir dari Reuters, Rabu (15/7/2015).
Dia memperkirakan 300.000-500.000 barel minyak baru akan mengalir ke pasar dalam waktu 6-12 bulan setelah kesepakatan mulai dilaksanakan.
Iran sebagai anggota dari Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) memiliki beberapa cadangan minyak terbesar di dunia. Minyaknya diekspor hampir 3 juta barel per hari (bph) sebelum sanksi Barat diberikan karena program nuklir yang dikembangkan Teheran. Akibatnya, ekspor minyak dari negara itu jatuh sekitar 1 juta bph dalam 2,5 tahun terakhir.
Harga minyak mentah berjangka AS untuk pengiriman bulan depan diperdagangkan pada USD53,23/barel pada pukul 08.54 WIB, naik 19 sen dari penutupan terakhir. Minyak mentah Brent pengiriman bulan depan naik 16 sen menjadi USD58,67/barel.
Meskipun harga naik, analis mengatakan bahwa prospek harga minyak di pasar tetap rendah.
Berdasarkan kesepakatan tersebut, sanksi oleh Amerika Serikat, Uni Eropa dan PBB akan dilonggarkan, ditukar dengan pembatasan program nuklir Iran.
Analis mengatakan, cadangan minyak Iran yang besar selama bertahun-tahun akan berpotensi kembali membanjiri pasar. Akibatnya, harga minyak masih akan tetap rendah karena kelebihan pasokan.
"Pasokan minyak baru tidak akan mengalir dari Iran sampai 2016 dan kemungkinan akan kurang dari prediksi optimistis," kata Direktur Program Ekonomi Kenegaraan, Sanksi dan Pasar Energi di Pusat Kebijakan Energi Global AS Richard Nephew seperti dilansir dari Reuters, Rabu (15/7/2015).
Dia memperkirakan 300.000-500.000 barel minyak baru akan mengalir ke pasar dalam waktu 6-12 bulan setelah kesepakatan mulai dilaksanakan.
Iran sebagai anggota dari Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) memiliki beberapa cadangan minyak terbesar di dunia. Minyaknya diekspor hampir 3 juta barel per hari (bph) sebelum sanksi Barat diberikan karena program nuklir yang dikembangkan Teheran. Akibatnya, ekspor minyak dari negara itu jatuh sekitar 1 juta bph dalam 2,5 tahun terakhir.
Harga minyak mentah berjangka AS untuk pengiriman bulan depan diperdagangkan pada USD53,23/barel pada pukul 08.54 WIB, naik 19 sen dari penutupan terakhir. Minyak mentah Brent pengiriman bulan depan naik 16 sen menjadi USD58,67/barel.
Meskipun harga naik, analis mengatakan bahwa prospek harga minyak di pasar tetap rendah.
(rna)