Pertamina Klaim Pertalite Diminati Masyarakat
A
A
A
JAKARTA - Direktur Pemasaran dan Niaga PT Pertamina (persero) Ahmad Bambang mengklaim BBM jenis pertalite yang baru saja diluncurkan terbukti diminati masyarakat.
Menurutnya, tepat sehari saat bensin tersebut diluncurkan, setiap SPBU mampu menjual rata-rata 2-3,88 kl, artinya animo masyarakat cukup baik. (Baca: Pertalite Resmi Meluncur Rp8.400/Liter).
"Dihari libur seperti Satbu-Minggu konsumsi biasanya turun. Tapi untuk hari biasa atau hari kerja kembali meningkat," ujarnya di Jakarta, kemarin.
Lebih lanjut dia mengatakan, belum ada rencana target penjualan di setiap SPBU. Setelah uji coba selama dua bulan baru akan dilihat apakah nantinya akan ada revisi target penjualan dan harga.
Sementara, Ketua Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Tulus Abadi menyambut baik varian BBM baru yang dikeluarkan Pertamina sehingga masyarakat mempunyai banyak pilihan.
Namun, pihaknya meminta kepada Pertamina tetap menjaga kualitas produk keluaran baru tersebut. "Dengan adanya pertalite ini artinya bagus karena masyarakat banyak pilihan. Tapi harus konsekuen terhadap kadar oktan kalau 90 ya harus 90," katanya.
Selain itu, Tulus meminta kepada Pertamina agar penagdaan produk pertalite tidak dihasilkan dari produk impor melainkan harus dari dalam negeri. "Saran saya semua produk pertalite harus dari dalam negeri bukan impor," tegas Tulus.
Sama halnya dengan Direktur Eksekutif Indonesian Resource Studies Marwan Batubara. Pihaknya menyambut baik kehadiran pertalite karena guna menekan kerugian yang di derita Pertamina akibat penjualan premium. (Baca: Masyarakat Mulai Uji Keandalan Pertalite)
"Pertalite ini merupakan salah satu cara Pertamina mengurangi kerugian akibat terpaksa menjual premium dengan harga dibawah kendali pemerinta," kata dia.
Seharusnya, imbuh Marwan, pemerintah konsisten menerapkan formula alokasi dana Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) untuk subsidi BBM. Tidak seperti yang terjadi sekarang menghilangkan subsidi bensinpremium berakibat harga jual Pertamina lebih rendah. "Akibatnya Pertamina yang jadi korban atau rugi sampai sekarang," ucap dia.
Menurutnyam secara teknis spesifikasi pertalite telah sesuai dengan kebutuhan mesin kendaraan bahkan sesuai jarak tempuh lebih hemat sekitar 6% dibanding premium. Selain itu, pertalite juga membuat mesin lebih bagus dan ramah lingkungan.
"Produk ini menjadi pilihan yang lebih baik dari premium, bahkan lebih hemat dibanding beli pertamax," tutupnya.
Baca juga:
Pertalite Diluncurkan, Pertamina Harus Jeli Lihat Animo Masyarakat
Masyarakat Penasaran dengan BBM Baru Pertalite
BBM Pertalite Sudah Bisa Dibeli mulai Pukul 00.00 WIB
DPR Pertanyakan Dana Rp60 M Bangun SPBU Pertalite
Menurutnya, tepat sehari saat bensin tersebut diluncurkan, setiap SPBU mampu menjual rata-rata 2-3,88 kl, artinya animo masyarakat cukup baik. (Baca: Pertalite Resmi Meluncur Rp8.400/Liter).
"Dihari libur seperti Satbu-Minggu konsumsi biasanya turun. Tapi untuk hari biasa atau hari kerja kembali meningkat," ujarnya di Jakarta, kemarin.
Lebih lanjut dia mengatakan, belum ada rencana target penjualan di setiap SPBU. Setelah uji coba selama dua bulan baru akan dilihat apakah nantinya akan ada revisi target penjualan dan harga.
Sementara, Ketua Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Tulus Abadi menyambut baik varian BBM baru yang dikeluarkan Pertamina sehingga masyarakat mempunyai banyak pilihan.
Namun, pihaknya meminta kepada Pertamina tetap menjaga kualitas produk keluaran baru tersebut. "Dengan adanya pertalite ini artinya bagus karena masyarakat banyak pilihan. Tapi harus konsekuen terhadap kadar oktan kalau 90 ya harus 90," katanya.
Selain itu, Tulus meminta kepada Pertamina agar penagdaan produk pertalite tidak dihasilkan dari produk impor melainkan harus dari dalam negeri. "Saran saya semua produk pertalite harus dari dalam negeri bukan impor," tegas Tulus.
Sama halnya dengan Direktur Eksekutif Indonesian Resource Studies Marwan Batubara. Pihaknya menyambut baik kehadiran pertalite karena guna menekan kerugian yang di derita Pertamina akibat penjualan premium. (Baca: Masyarakat Mulai Uji Keandalan Pertalite)
"Pertalite ini merupakan salah satu cara Pertamina mengurangi kerugian akibat terpaksa menjual premium dengan harga dibawah kendali pemerinta," kata dia.
Seharusnya, imbuh Marwan, pemerintah konsisten menerapkan formula alokasi dana Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) untuk subsidi BBM. Tidak seperti yang terjadi sekarang menghilangkan subsidi bensinpremium berakibat harga jual Pertamina lebih rendah. "Akibatnya Pertamina yang jadi korban atau rugi sampai sekarang," ucap dia.
Menurutnyam secara teknis spesifikasi pertalite telah sesuai dengan kebutuhan mesin kendaraan bahkan sesuai jarak tempuh lebih hemat sekitar 6% dibanding premium. Selain itu, pertalite juga membuat mesin lebih bagus dan ramah lingkungan.
"Produk ini menjadi pilihan yang lebih baik dari premium, bahkan lebih hemat dibanding beli pertamax," tutupnya.
Baca juga:
Pertalite Diluncurkan, Pertamina Harus Jeli Lihat Animo Masyarakat
Masyarakat Penasaran dengan BBM Baru Pertalite
BBM Pertalite Sudah Bisa Dibeli mulai Pukul 00.00 WIB
DPR Pertanyakan Dana Rp60 M Bangun SPBU Pertalite
(izz)