Empat Emiten MNC Group Buyback Saham

Selasa, 28 Juli 2015 - 08:27 WIB
Empat Emiten MNC Group...
Empat Emiten MNC Group Buyback Saham
A A A
JAKARTA - Empat emiten yang berada di bawah MNC Group sepakat melakukan pembelian kembali (buyback) saham. Aksi korporasi tersebut ditempuh perseroan sebagai strategi untuk terus menjadi pemimpin di industri masing-masing kendati perekonomian nasional masih melambat.

Keempat perusahaan yang akan melakukan buyback saham adalah PT MNC Investama Tbk (BHIT), PT Global Mediacom Tbk (BMTR), PT Media Nusantara Citra Tbk(MNCN), dan PT MNC Sky Vision Tbk (MSKY). CEO MNC Group Hary Tanoesoedibjo mengatakan, pembelian tersebut dilakukan karena harga saham MNC Group terhitung murah dibandingkan fundamentalnya.

Dari perhitungan manajemen perseroan, pembelian saham tersebut merupakan investasi yang lebih efektif dibandingkan investasi di bank ataupun tempat lainnya. ”Buyback saham ini akan lebih produktif,” kata Hary seusai Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB ) di MNC Tower, Jakarta, kemarin. Direktur Global Mediacom Syafril Nasution mengatakan, keempat emiten tersebut memiliki agenda yang sama untuk buyback dengan besaran nilai berbeda-beda.

Menurutnya, buyback yang dilakukan perusahaan masing-masing 10%, kecuali MNC Sky Vision yang melakukan buyback sebesar 5%. Sementara itu, Direktur PT Media Nusantara Citra Tbk (MNCN) Faisal Dharma Setiawan meyakini bisnis media perseroan akan terus menjadi market leader dibandingkan pesaingnya. Dia mengakui, dampak perlambatan ekonomi berpengaruh pada sektor consumer goods yang menahan belanja iklan. Namun, kata Faisal, kinerja perusahaan akan terus ditingkatkan dengan melakukan efisiensi berupa peluncuran program- program internal.

”Kita sudah seharusnya bagus dibandingkan industri karena kinerja program bagus dan berkorelasi positif untuk menjadi pimpinan di pasar. Kami akan upayakan terus ke depannya. Audience share TV kami juga sudah membaik semua,” ujar Faisal. Dia menjelaskan, pertumbuhan bisnis periklanan hingga kuartal dua masih belum terlalu baik. Pasalnya, bisnis ini dipengaruhi industri consumer good yang juga menurun.

”Namun, kinerja kami semakin baik dengan program unggulan yang semakin diminati, dan tarif iklan akan kita usahakan dinaikkan dengan melihat kemampuan pasar juga. Belanja konten juga pasti akan terus dilakukan. Namun, akan mengandalkan program internal yang akan digenjot karena melihat kurs dolar dan untuk memanage profit agar tetap terjaga,” ujarnya. Dalam RUSPLB tersebut, MNCN menyetujui pembelian kembali (buyback) saham perseroan sebanyak 10% dari modal ditempatkan dan disetor atau sebanyak-banyaknya 1,25 miliar saham.

Adapun nilai buyback MNCN setinggitingginya Rp3,2 triliun dengan asumsi harga rata-rata Rp2.500 per saham. Faisal menjelaskan, rencana buyback saham akan dilaksanakan selama 18 bulan terhitung setelah persetujuan rapat mulai 28 Juli 2015 sampai 28 Januari 2017. Selain itu, kata Faisal, perseroan juga telah menunjuk PT MNC Securities (terafiliasi) sebagai perantara pedagang efek, sedangkan sumber dana aksi korporasi tersebut akan mengandalkan kas internal perusahaan. ”Namun, juga memungkinkan berasal dari pinjaman eksternal,” ujarnya.

Jajaki Proyek Pembangkit Listrik

Sementara itu, PT MNC Investama Tbk (BHIT) sedang menjajaki untuk menggarap proyek infrastruktur pembangkit listrik (power plant ). Rencana ini sesuai proyek pemerintah untuk mengembangkan jaringan transmisi listrik 35.000 megawatt (MW).

Wakil Direktur Utama MNC Investama Darma Putra mengatakan, Indonesia masih kekurangan daya listrik. Untuk menggenjot target pemerintah dalam membangun jaringan transmisi listrik sebesar 35.000 MW, dibutuhkan peran dan dukungan pihak swasta. ”Untuk proyek power plant akan kita lihat potensinya besar karena Indonesia masih kekurangan daya listrik, apalagi pemerintah menargetkan bisa mengembangkan jaringan listrik sebesar 35.000 MW,” kata Darma seusai menghadiri RUPSLB perseroan di Jakarta kemarin.

Lebih lanjut dia menjelaskan, untuk bisa membangun proyek power plant , dibutuhkan sumber daya batu bara yang cukup. Untuk itu, perseroan masih harus fokus mencari sumber wilayah yang cukup potensial dalam menggarap proyek power plant. ”Dalam menggarap proyek power plant, kami masih bergantung izin dari pemerintah maupun pemangku kepentingan lain seperti PT Perusahaan Listrik Negara (PLN),” akunya.

Terkait alokasi pendanaan untuk menggarap proyek infrastruktur tersebut, menurut Darma, MNC Investama dinilai masih cukup dari segi ekuitas untuk bisa bermain di bisnis usaha energi. Meskipun perseroan masih belum menjelaskan kapan aksi korporasi ini akan berlangsung, BHIT optimistis lini bisnis ini cukup potensial.

”Kami masih belum memutuskan, bisnis energi ini akan dibentuk di unit usaha baru atau masuk dari usaha yang telah ada, yang pasti dari segi dana kami siap karena investasinya jangka panjang,” paparnya. Sementara itu, hasil RUPSLB menyetujui MNC Investama untuk melakukan pembelian kembali saham sebanyak-banyaknya 10% dari modal ditempatkan dalam perseroan dengan memperhatikan ketentuan peraturan perundang-undangan dan peraturan yang berlaku di pasar modal.

Selain itu, sambung Darma, MNC Ivestama juga menerima pengunduran diri Arya Mahendra Sinulingga sebagai direktur perseroan terhitung sejak ditutupnya RUPSLB, dan menerima pengunduran diri Posma Lumban sebagai komisaris independen yang terhitung sejak ditutupnya rapat tersebut. Dihubungi terpisah, Head of Research MNC Securities Edwin Sebayang menyatakan ada tiga hal positif yang akan diperoleh dari aksi korporasi berupa buyback saham tersebut, yakni kinerja perseroan yang akan membaik ke depannya, menahan harga saham tidak terus turun, dan memberikan likuiditas di pasar.

”Dengan aksi korporasi ini diharapkan kinerja perseroan akan mengalami pertumbuhan ke depannya. Kegiatan ini akan menjadi sentimen positif bagi pemegang saham,” kata Edwin.

Hafid fuad/ heru febrianto
(ars)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0501 seconds (0.1#10.140)