Minyak Mentah AS Jatuh karena Banjir Pasokan
A
A
A
SINGAPURA - Minyak mentah berjangka Amerika Serikat (AS) jatuh ke USD47,50/barel di perdagangan Asia karena kekhawatiran banjir pasokan global melebihi dampak dari perkiraan naiknya permintaan AS untuk minyak mentah pekan lalu dan melemahnya dolar AS (USD).
Dikutip dari CNBC, harga minyak mentah AS untuk pengiriman September turun 25 sen menjadi USD47,73/barel pada pukul 08.03 WIB setelah mengakhiri sesi sebelumnya, yang naik 59 sen.
Sementara minyak berjangka Brent untuk pengiriman September turun 30 sen menjadi USD53. Kontrak turun 17 sen di sesi sebelumnya, dan psempat mencetak level USD52,28, terendah sejak 2 Februari 2015 di tengah kekhawatiran tentang jatuhnya pasar saham China, yang merupakan konsumen energi terbesar di dunia.
Data American Petroleum Institute (API) menunjukkan, stok minyak mentah komersil AS susut 1,9 juta barel pada pekan lalu menjadi 462 juta. Stok minyak distilat, termasuk diesel dan minyak pemanas naik 4,3 juta barel dibandingkan ekspektasi kenaikan 1,5 juta barel.
Survei Reuters menunjukkan, kesenjangan antara produksi minyak dunia dan konsumsi telah meluas setelah Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) memproduksi minyak sebanyak 31,25 juta barel per hari (bph) pada kuartal II tahun ini, di tengah permintaan 28,26 juta bph.
Kepala kebijakan Luar Negeri Uni Eropa Federica Mogherini bertemu dengan para pejabat Iran di Teheran pada Selasa waktu setempat untuk membahas pelaksanaan kesepakatan yang telah disepakati pada 14 Juli lalu terkait penghentian program nuklir Iran dengan imbalan mencabut sanksi ekonomi negara tersebut.
Sementara Menteri Energi Rusia Alexander Novak berharap, Rusia dapat menandatangani perjanjian pasokan gas alam ke China dari Siberia Barat, selain pasokan yang sudah disepakati sebelumnya dari rute timur.
Dikutip dari CNBC, harga minyak mentah AS untuk pengiriman September turun 25 sen menjadi USD47,73/barel pada pukul 08.03 WIB setelah mengakhiri sesi sebelumnya, yang naik 59 sen.
Sementara minyak berjangka Brent untuk pengiriman September turun 30 sen menjadi USD53. Kontrak turun 17 sen di sesi sebelumnya, dan psempat mencetak level USD52,28, terendah sejak 2 Februari 2015 di tengah kekhawatiran tentang jatuhnya pasar saham China, yang merupakan konsumen energi terbesar di dunia.
Data American Petroleum Institute (API) menunjukkan, stok minyak mentah komersil AS susut 1,9 juta barel pada pekan lalu menjadi 462 juta. Stok minyak distilat, termasuk diesel dan minyak pemanas naik 4,3 juta barel dibandingkan ekspektasi kenaikan 1,5 juta barel.
Survei Reuters menunjukkan, kesenjangan antara produksi minyak dunia dan konsumsi telah meluas setelah Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) memproduksi minyak sebanyak 31,25 juta barel per hari (bph) pada kuartal II tahun ini, di tengah permintaan 28,26 juta bph.
Kepala kebijakan Luar Negeri Uni Eropa Federica Mogherini bertemu dengan para pejabat Iran di Teheran pada Selasa waktu setempat untuk membahas pelaksanaan kesepakatan yang telah disepakati pada 14 Juli lalu terkait penghentian program nuklir Iran dengan imbalan mencabut sanksi ekonomi negara tersebut.
Sementara Menteri Energi Rusia Alexander Novak berharap, Rusia dapat menandatangani perjanjian pasokan gas alam ke China dari Siberia Barat, selain pasokan yang sudah disepakati sebelumnya dari rute timur.
(rna)