Nielsen: Sektor Industri Masih Wait and See
A
A
A
JAKARTA - Managing Director Nielsen Indonesia Agus Nurudin mengatakan, sebagian sektor industri melakukan aksi tunggu (wait and see) terhadap rencana pengeluaran.
Hal ini lantaran, respon dari masyarakat dalam belanja belum mulai bergerak. Ditambah, dalam beberapa waktu terakhir ini daya beli masyarakat mengalami penurunan karena pengaruh dari pelemahan ekonomi.
"Misalnya di sektor industri. Industri saat ini, ketika saya dan teman-teman industri berdiskusi beberapa waktu lalu, mereka memang akan mulai bergerak tapi mereka kemudian wait and see karena konsumen tidak gerak. Jadi mereka akan tunggu dulu. Sudah confidence memang tapi belum signifikan," katanya di Jakarta, Rabu (29/7/2015).
Para pelaku usaha di sektor industri, menurut Agus, meski memiliki banyak uang, namun akan menahan diri karena paar belum menujukkan arah yang jelas.
"Kalau belum jelas pasti yang punya uang akan menahan dulu. Nah, kalau yang duitnya terbatas, pasti akan lebih saving," ujar dia.
Meski demikian, Agus menambahkan, kondisi tersebut tidak serta merta memengaruhi ekonomi Indonesia kuartal II tahun ini.
"Tidak bisa secara langsung disimpulkan akan memengaruhi ekonomi kuartal II karena namanya sentimen konsumen. Kalau GDP (produk domestik bruto) itu pengaruhnya lebih ke sektor riil. Kita perlu jeda waktu buat meyakinkan konsumen," pungkasnya.
Dia mencontohkan, misalanya peemrintah sudah mengeluarkan banyak dana tapi masyarakat belum merasa nyaman maka mereka perlu diberikan waktu untuk melihat bukti bahwa pengeluaran pemerintah itu dialokasikan untuk sektor apa saja.
Hal ini lantaran, respon dari masyarakat dalam belanja belum mulai bergerak. Ditambah, dalam beberapa waktu terakhir ini daya beli masyarakat mengalami penurunan karena pengaruh dari pelemahan ekonomi.
"Misalnya di sektor industri. Industri saat ini, ketika saya dan teman-teman industri berdiskusi beberapa waktu lalu, mereka memang akan mulai bergerak tapi mereka kemudian wait and see karena konsumen tidak gerak. Jadi mereka akan tunggu dulu. Sudah confidence memang tapi belum signifikan," katanya di Jakarta, Rabu (29/7/2015).
Para pelaku usaha di sektor industri, menurut Agus, meski memiliki banyak uang, namun akan menahan diri karena paar belum menujukkan arah yang jelas.
"Kalau belum jelas pasti yang punya uang akan menahan dulu. Nah, kalau yang duitnya terbatas, pasti akan lebih saving," ujar dia.
Meski demikian, Agus menambahkan, kondisi tersebut tidak serta merta memengaruhi ekonomi Indonesia kuartal II tahun ini.
"Tidak bisa secara langsung disimpulkan akan memengaruhi ekonomi kuartal II karena namanya sentimen konsumen. Kalau GDP (produk domestik bruto) itu pengaruhnya lebih ke sektor riil. Kita perlu jeda waktu buat meyakinkan konsumen," pungkasnya.
Dia mencontohkan, misalanya peemrintah sudah mengeluarkan banyak dana tapi masyarakat belum merasa nyaman maka mereka perlu diberikan waktu untuk melihat bukti bahwa pengeluaran pemerintah itu dialokasikan untuk sektor apa saja.
(rna)