Masa Sulit Serang Orang Kaya Arab Saudi

Rabu, 29 Juli 2015 - 12:48 WIB
Masa Sulit Serang Orang Kaya Arab Saudi
Masa Sulit Serang Orang Kaya Arab Saudi
A A A
RIYADH - Gejolak di Timur Tengah, debut pasar saham internasional yang mengecewakan dan penurunan harga minyak akan memberi imbas negatif pada kekayaan warga Arab Saudi. Itu berdasarkan laporan baru dari WealthInsight.

Selama lima tahun ke depan, rakyat Saudi akan menjadi orang kaya, tetapi tingkat kenaikannya akan melambat menjadi 12,4%, kurang dari setengah antara tahun 2010 dan 2015 sebesar 25%.

Artinya, sekitar 55.245 orang Saudi pada 2020 akan menjadi individu dengan kekayaan bersih lebih dari USD1 juta, tidak termasuk tempat tinggal utama mereka. Angka itu naik dibanding tahun ini sebanyak 49.150. Arab Saudi merupakan salah satu negara paling padat penduduknya di Teluk, dengan jumlah penduduk sekitar 29 juta.

Seperlima dari jutawan Arab Saudi menghasilkan uang dari sektor minyak, tapi anjloknya harga minyak Amerika Serikat (AS) sebesar 50% selama 12 bulan terakhir menjadi salah satu faktor di balik perlambatan pada masa depan.

"Ada kekhawatiran lain di negara kaya itu," kata Kepala WealthInsight Oliver Williams, seperti dialnsir dari CNBC, Rabu (29/7/2015).

Menurut dia, runtuhnya harga minyak hanya setengah dari sentimen yang memengaruhi. Sementara sejauh ini, pasar saham Saudi mencatat debut mengecewakan di dunia. Ditambah, dua perang telah terjadi di sepanjang perbatasannya dan adanya prospek baru persaingan ekonomi dengan Iran.

Bursa Saham Arab Saudi, Tadawul resmi dibuka untuk investor asing pada 15 Juni 2015. Namun, peraturan yang ketat dan penilaian yang tinggi menyebabkan pembeli asing gagal menghasilkan volume besar, sementara investor domestik justru melakukan penjualan. Indeks saham Tadawul telah menurun sekitar 5% sejak saat itu.

Pertumbuhan ekonomi Arab Saudi melambat dari puncaknya pada 2011 sebesar 10% menjadi 3,5% pada tahun lalu. Bank Dunia menyatakan bahwa negara ini memiliki penghasilan tertinggidi dunia, dengan produk domestik bruto (PDB) USD746,2 miliar pada 2014.

Peringkat warga terkaya Arab Saudi telah menurun tahun ini dalam daftar miliarder paling tajir di dunia versi Forbes, khususnya mereka yang berinvestasi di minyak.

Pangeran Alwaleed Bin Talah Al Saud, warga terkaya Saudi dengan kekayaan bersih sebesar USD27 miliar jatuh ke urutan 34 dalam peringkat Forbes pada 2015 dari tahun sebelumnya di peringkat 30.

Warga terkaya Saudi lainnya, Sheikh Mohammed Al Amoudi dengan kekayaan USD10,9 miliar, menurun peringkatnya lebih tajam dari Al Saud pada tahun ini. Dengan portofolio energi, konstruksi dan perusahaan pertanian, peringkat Al Amoudi dalam daftar orang kaya Forbes jatuh ke-116 pada dari tahun sebelumnya di peringkat ke-61.

Dia menyebut bahwa supremasi Riyadh sebagai hub keuangan Arab Saudi bisa berada di bawah Jeddah, ibukota berdirinya Saudi dan kediaman Al Amoudi. WealthInsight memperkirakan bahwa jumlah orang kaya di Jeddah akan meningkat 7,7% pada 2019.

Menurut dia, investasi di sektor kesehatan akan menjadi diversifikasi investasi menarik dari minyak. "Dalam lima tahun ke depan akan ada peningkatan 27% jutawan dari sektor ini (kesehatan), di mana sudah menjadi bisnis yang berkembang di Inggris," ujarnya.
(rna)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7558 seconds (0.1#10.140)