Divisi Healthcare Lippo Karawaci Tumbuh Signifikan
Divisi Healthcare Lippo Karawaci Tumbuh Signifikan
A
A
A
JAKARTA - PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR) pada semester 1/2015 membukukan pendapatan Rp4,74 triliun atau naik 16% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Kenaikan pendapatan tersebut menopang perolehan laba bersih sebesar Rp775 miliar atau meningkat 15% . Presiden Direktur LPKR Ketut Budi Wijaya mengatakan, hasilpositifitudidukungsuksesnya pertumbuhan organik di tengah perekonomian Indonesia yangmelemah. Menurutnya, divisi bisnis healthcare mencatatkan kontribusi cukup besar yakni meningkat 27% year on year (YoY) menjadi Rp1,98 triliun.
”Divisi tersebut dikontribusi dari peningkatan pendapatan 13 rumah sakit baru sebesar 67% yoy menjadi Rp789 miliar yang berkontribusi 40% dari total pendapatan divisi healthcare,” ujar Ketut dalam keterangan resminya kemarin. Di sisi lain, gejolak ekonomi dan lemahnya perekonomian dalam negeri yang menyebabkan pelemahan daya beli konsumen dinilai bukan sebagai kendala.
”Apalagi, dengan adanya peningkatan persaingan pasar properti terutama di sektor menara pencakar langit,” ujarnya. Dia melanjutkan, menghadapi kondisi pasar yang melambat di semester II/2015, perseroan tetap fokus pada pelaksanaan strategi bisnis. Yakni, menjaga keseimbangan antara pendapatan pengembangan properti dengan pendapatan recurring (berulang).
Arsy ani s
Kenaikan pendapatan tersebut menopang perolehan laba bersih sebesar Rp775 miliar atau meningkat 15% . Presiden Direktur LPKR Ketut Budi Wijaya mengatakan, hasilpositifitudidukungsuksesnya pertumbuhan organik di tengah perekonomian Indonesia yangmelemah. Menurutnya, divisi bisnis healthcare mencatatkan kontribusi cukup besar yakni meningkat 27% year on year (YoY) menjadi Rp1,98 triliun.
”Divisi tersebut dikontribusi dari peningkatan pendapatan 13 rumah sakit baru sebesar 67% yoy menjadi Rp789 miliar yang berkontribusi 40% dari total pendapatan divisi healthcare,” ujar Ketut dalam keterangan resminya kemarin. Di sisi lain, gejolak ekonomi dan lemahnya perekonomian dalam negeri yang menyebabkan pelemahan daya beli konsumen dinilai bukan sebagai kendala.
”Apalagi, dengan adanya peningkatan persaingan pasar properti terutama di sektor menara pencakar langit,” ujarnya. Dia melanjutkan, menghadapi kondisi pasar yang melambat di semester II/2015, perseroan tetap fokus pada pelaksanaan strategi bisnis. Yakni, menjaga keseimbangan antara pendapatan pengembangan properti dengan pendapatan recurring (berulang).
Arsy ani s
(ftr)
Explore More