Data Ekonomi China Semakin Menekan Yuan

Rabu, 12 Agustus 2015 - 16:04 WIB
Data Ekonomi China Semakin Menekan Yuan
Data Ekonomi China Semakin Menekan Yuan
A A A
BEIJING - Pertumbuhan produksi manufaktur, investasi dan penjualan retaill China pada Juli semuanya di bawah proyeksi, mendorong pemerintah Beijing untuk segera melakukan upaya lebih lanjut demi mencegah perlambatan ekonomi makin dalam, setelah secara mengejutkan melakukan devaluasi mata uangnya hampir 2%.

Sementara bank sentral China (PBoC) bersikeras tidak akan membiarkan yuan jatuh terlalu jauh. Devaluasi dilakukan setelah data menunjukkan penurunan pada ekspor dan harga produsen, yang membebani produsen China pada bulan lalu.

Hampir semua data yang dirilis pada Juli lebih lemah dari proyeksi ekonom, menunjuk kejatuhan lebih lanjut dalam perekonomian terbesar kedua di dunia tersebut.

Data di Juni telah memicu beberapa harapan terjadinya stabililtas setelah pembuat kebijakan mengeluarkan kebijakan stimulus sejak krisis keuangan global.

"Data hanya akan menonjolkan propspek negatif tentang ekonomi. Banyak orang mengharapkan perbaikan, tapi tidak ada perbaikan. Data ini menjadi tantangan untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi 7% tahun ini," kata ekonom Cina di Royal Bank of Scotland Louis Kuijs, seperti dilansir dari Reuters, Rabu (12/8/2015).

Produksi manufaktur naik 6,0% pada Juli dari tahun sebelumnya, tapi melambat jika dibanding bulan sebelumnya 6,8%. Para ekonom memperkirakan produksi naik 6,6% pada bulan lalu.

Biro Statistik Nasional menunjukkan, investasi aset tetap juga mengecewakan, hanya naik 11,2% dalam tujuh bulan pertama dibandingkan periode tahun lalu, laju terlemah dalam hampir 15 tahun terakhir. Sementara pasar memperkirakan kenaikan 11,5%.

Pertumbuhan investasi properti menurun 4,3%, terlemah sejak Maret 2009, meskipun terjadi kenaikan dalam penjualan perumahan. Pemerintah sedang mengawasi angka investasi demi mempercepat belanja infrastruktur untuk menopang pertumbuhan.

Adapun penjualan retail naik 10,5% pada Juli dibanding periode yang sama tahun lalu dan sedikit di bawah perkiraan sebesar 10,6%. Penjualan mobil turun 7,1%, bahkan produsen mobil memangkas harga dan menawarkan insentif.

Data tersebut mengikuti melemahnya data perdagangan dan inflasi pada awal bulan ini, yang menunjukkan pelemahan terus-menerus dalam perekonomian meskipun langkah-langkah stimulus dilakukan.

Bank sentral berulang kali menurunkan suku bunga dan giro wajib minimum (GWM) untuk meningkatkan kredit dan biaya pinjaman yang lebih rendah, serta pelonggaran kebijakan lebih lanjut untuk mencegah perlambatan lebih tajam.

Ekonom ANZ dalam catatannya mengatakan , jika kondisi tidak membaik secepatnya, pertumbuhan ekonomi bisa turun di bawah 6,5% pada kuartal ini, dibanding kuartal sebelumnya sebesar 7%. Beberapa ekonom percaya perekonomian China hanya tumbuh setengah dari yang ditargetkan atau bahkan kurang.

(Baca: China Berusaha Tenangkan Ketakutan Perang Mata Uang)
(rna)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6458 seconds (0.1#10.140)