Ekonom: Menteri Di-reshuffle karena Kinerja Buruk
A
A
A
JAKARTA - Pengamat ekonomi Yustinus Prastowo menilai, keputusan Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk melakukan perombakan (reshuffle) pada level kementerian koordinator, lantaran merasa kinerja pembantunya tersebut tak sesuai harapan.
Sekadar mengingatkan, dua menteri pada level koordinator yang dilengserkan Jokowi adalah Menteri Koordinator (Menko) bidang Perekonomian Sofyan Djalil dan Menko bidang Kemaritiman Indroyono Soesilo.
"Kalau yang saya lihat, paling banyak diganti itu di level menteri koordinator. Ya, berarti Presiden merasa ada persoalan dengan koordinasi. Dan memang betul, selama ini mereka buruk koordinasinya," katanya saat dihubungi Sindonews di Jakarta, Kamis (13/8/2015).
Namun demikian, Jokowi sedianya tidak lupa bahwa pada level kementerian teknis pun tak kalah bermasalah. Sebab, di antara mereka tidak terjalin koordinasi yang baik selama 10 bulan masa pemerintahan ini. "Tapi kementerian teknis pun juga bermasalah," imbuh dia.
Ia mengingatkan agar Jokowi tidak terlampau sering melakukan perombakan kabinet. Perombakan harus dipikirkan secara matang agar tidak berdampak pada kepercayaan masyarakat.
"Saya dengar nanti ada reshuffle gelombang II di menteri teknis. Sebaiknya jangan terlalu banyak melakukan reshuffle untuk menteri, lantaran hal ini akan menyebabkan terlihatnya ketidaksehatan kabinet kerja," ungkapnya.
Menurutnya, Jokowi perlu memiliki figur yang kuat dalam setiap sektor untuk ditempatkan di kementerian teknis. Hal ini untuk mencegah terjadinya perombakan kembali, sehingga tugas pun bisa diselesaikan secara maksimal, serta kebijakan ekonomi yang selama ini tersendat bisa dijalankan.
"Saya kira kalau memang mau pergantian, ya sekaligus saja. Biar langsung bisa bekerja dengan maksimal dan tidak ada reshuffle gelombang berikutnya," pungkas Yustinus. (lly)
Baca:
Jokowi Copot Tiga Menteri Ekonomi
Lepas Jabatan Menteri, Air Mata Rachmat Gobel Tumpah
Rekam Jejak Mendag Thomas Lembong
Sekadar mengingatkan, dua menteri pada level koordinator yang dilengserkan Jokowi adalah Menteri Koordinator (Menko) bidang Perekonomian Sofyan Djalil dan Menko bidang Kemaritiman Indroyono Soesilo.
"Kalau yang saya lihat, paling banyak diganti itu di level menteri koordinator. Ya, berarti Presiden merasa ada persoalan dengan koordinasi. Dan memang betul, selama ini mereka buruk koordinasinya," katanya saat dihubungi Sindonews di Jakarta, Kamis (13/8/2015).
Namun demikian, Jokowi sedianya tidak lupa bahwa pada level kementerian teknis pun tak kalah bermasalah. Sebab, di antara mereka tidak terjalin koordinasi yang baik selama 10 bulan masa pemerintahan ini. "Tapi kementerian teknis pun juga bermasalah," imbuh dia.
Ia mengingatkan agar Jokowi tidak terlampau sering melakukan perombakan kabinet. Perombakan harus dipikirkan secara matang agar tidak berdampak pada kepercayaan masyarakat.
"Saya dengar nanti ada reshuffle gelombang II di menteri teknis. Sebaiknya jangan terlalu banyak melakukan reshuffle untuk menteri, lantaran hal ini akan menyebabkan terlihatnya ketidaksehatan kabinet kerja," ungkapnya.
Menurutnya, Jokowi perlu memiliki figur yang kuat dalam setiap sektor untuk ditempatkan di kementerian teknis. Hal ini untuk mencegah terjadinya perombakan kembali, sehingga tugas pun bisa diselesaikan secara maksimal, serta kebijakan ekonomi yang selama ini tersendat bisa dijalankan.
"Saya kira kalau memang mau pergantian, ya sekaligus saja. Biar langsung bisa bekerja dengan maksimal dan tidak ada reshuffle gelombang berikutnya," pungkas Yustinus. (lly)
Baca:
Jokowi Copot Tiga Menteri Ekonomi
Lepas Jabatan Menteri, Air Mata Rachmat Gobel Tumpah
Rekam Jejak Mendag Thomas Lembong
(izz)