Berfokus Pada Hasil Akhir

Jum'at, 14 Agustus 2015 - 10:10 WIB
Berfokus Pada Hasil...
Berfokus Pada Hasil Akhir
A A A
Destinasi, tujuan akhir dari sebuah perjalanan merupakan titik henti di mana kita melakukan perjalanan, jauh atau dekat, melalui darat, laut atau udara.

Ada perjalanan singkat, cepat, ada pula yang lama sampai berjam-jam; kalau dahulu berhari- hari yang harus ditempuh sampai tiba di tujuan. Kita memilih jalan yang paling cepat, aman dan nyaman. Begitu kira-kira yang kita lakukan untuk mencapai tujuan akhir perjalanan kita. Tidak selalu mulus, seperti halnya penerbangan, ada delay dan yang paling memusingkan ketika dibatalkan karena alasan teknis dan berbagai alasan lainnya.

Kita tidak berputus asa mencari alternatif penerbangan maskapai lain dan ketika itu pun tidak memungkinkan kita memutuskan untuk menempuh jalan darat yang lebih lama dan berliku, apa boleh buat, karena Anda harus berada di tujuan akhir keesokan harinya. Tanpa disadari Anda sedang fokus pada tujuan akhir. Demikian pula dengan bisnis dan pekerjaan yang dijalani.

Kita dituntut mencapai hasil akhir yang menjadi tolok ukur keberhasilan, namun sering kali tanpa kita sadari kita lebih berfokus padahal lain, termasuk proses, dan mengabaikan tujuan akhir, alhasil ketika waktunya tiba, kita tidak mencapai apa yang diharapkan; di bawah dan jauh dari target.

Oleh karena itulah, salah satu tugas pemimpin bagaimana membawa tim yang dipimpinnya tetap berfokus pada tujuan atau hasil akhir, dan meniadakan segala rintangan yang menghalanginya. Berikut, beberapa tips dari Dr Angela Parmer, seorang konsultan organisasi dan kepemimpinan, tentang apa yang perlu diperhatikan oleh seorang pemimpin dalam membawa tim agar tetap fokus pada hasil akhir:

Pertama , seorang pemimpin harus memiliki visi yang jelas dan dapat menentukan hasil akhir yang ingin dan harus dicapai oleh perusahaan atau organisasi yang dapat dipertanggungjawabkan. Pemimpin jangan mendahulukan ambisi dan kepentingan pribadi, namun harus mengutamakan kepentingan organisasi dan perusahaan dan secara tidak langsung demi kepentingan individu yang berada di organisasi atau perusahaan.

Tanpa dampak terhadap individu, anggota tim tidak akan memiliki antusias dan karenanya tidak dapat diharapkan komitmen dari mereka untuk memberikan kontribusi dan dedikasi yang maksimal. Kedua, menjelaskan kepada tim, sejelas mungkin hasil akhir apa, mengapa dan bagaimana cara mencapai hasil akhir, entah disebut gol atau target.

Setiap anggota tim harus cukup jelas dengan gambaran nyata di benaknya. Jika ada cukup waktu ditanya satu persatu untuk menguji apakah betul anggota tim telah mem i l i k i gambaran yang jelas, apa, mengapa dan bagaimana mencapai atau mewujudkan visi, hasil akhir yang diinginkan. Ketiga, untuk mencapai hasil akhir tidak serta merta kita mencapainya, melainkan harus diurai, dalam beberapa parameter sebagai check points atau disebut juga milestones.

Hal ini untuk menjamin bahwa perjalanan tim atau organisasi dalam mencapai hasil akhir masih on-track. Parameter sedapat mungkin dituangkan dan diukur secara kuantitatif agar objektif, bukan hanya kualitatif yang bersifat subjektif. Waktu menjadi parameter yang penting. Keempat, seperti dikisahkan di atas, tidak selamanya perjalanan berjalan mulus, demikian pula dengan mencapai hasil akhir, ada banyak rintangan dan ancaman yang setidaknya telah dapat diperkirakan di muka.

Seorang pemimpin harus terbuka dan bersama dengan timnya memprediksi kira-kira rintangan dan ancaman apa yang akan menghambat tercapainya garis akhir, baik karena faktor internal maupun eksternal, dari yangbesar, sangat menghambat, sampai yang ringan. Kelima, pemimpin tidak boleh meremehkan atau menyepelekan rintangan dan ancaman dengan mengatakan kepada tim, itu urusan nanti.

Iaharus membicarakan dengan tim, bagaimana cara menanggulangi jika rintangan dan ancaman itu menjadi kenyataan. Sehingga ketika terjadi, tim tidak panik melainkan tanpa harus berkonsultasi lebih jauh atau menunggu perintah dapat menyelesaikan persoalan dan masalah yang dihadapi sendiri seperti yang telah dibicarakan sebelumnya.

Jika kenyataan sama sekali berbeda dari perkiraan dan sangat berisiko maka perlu segera diadakan rapat darurat dalam mencari jalan keluar. Keenam, jika pencapaian jauh di bawah atau terlambat jauh dari target yang ditentukan pada tahapan milestones, jangan sampai waktu dan energi dihabiskan dengan mencari-cari sebab dan akibat, menyalahkan anggota tim dan mencari kambing hitam.

Boleh untuk menganalisa agar diketahui penyebab penyimpangan, namun harus segera dicapai kesepakatan dalam mengejar ketinggalan. Seperti halnya terjadi di bandara, ketika Anda ketinggalan pesawat anda segera mencari alternatif terbang dengan pesawat lain. Ketujuh, semua perjalanan dalam mencapai hasil akhir merupakan pelajaran penting, yang perlu dicatat, dan diperbandingkan dengan rencana awal, agar bermanfaat di kemudian hari khususnya dalam memprediksi dan membuat strategi menanggulangi masalah.

Salah satu sifat manusia adalah pelupa karena mudah melupakan. Kedelapan, sebuah pencapaian baik di bawah, sama dengan, atau melampaui target merupakan jerih payah dari tim dan anggota tertentu dari tim. Berikanlah penghargaan kepada tim secara kesatuan unit dan anggota tim yang berjasa,

oleh karena itulah penting dan ada gunanya menuangkan ke dalam sebuah parameter kuantitatif agar mudah diukur dan objektif di mata semua anggota tim. Salah satu tolok ukur keberhasilan dari tim adalah mencapai hasil akhir dan mayoritas memberikan kontribusi yang nyata. Itulah tugas dan tantangan bagi seorang pemimpin!

DR ELIEZER H HARDJO PhD, CM
Ketua Dewan Juri Rekor Bisnis (ReBi) & The Institute of Certified Professional Managers (ICPM)
(ftr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.9444 seconds (0.1#10.140)