DPR: Rupiah Terpuruk Jadi Warning Menteri Ekonomi
A
A
A
JAKARTA - Ketua Badan Anggaran (Banggar) DPR RI Ahmadi Noorsupit mengatakan, rupiah yang hampir menembus Rp14.000/USD merupakan warning buat menteri terkait bidang ekonomi. Keterpurukan rupiah harus harus segera di atasi.
Menurutnya, hal ini berhubungan erat dengan kepercayaan pasar yang harus dikembalikan secara cepat agar publik tidak terus menerus diberikan harapan palsu.
"Harus segera di atasi karena ini menyangkut kepercayaan. Jadi harus dikembalikan. Karena di sini pelaku ekonomi sangat gelisah dengan kondisi ini. Mereka khawatir kalau dolar yang bertahan," kata Supit di kompleks Gedung DPR RI sebelum Sidang Nota Keuangan, Jakarta, Jumat (14/8/2015).
Selain itu, kata Supit, mereka akan terbebani dengan ketidakmampuan membayar utang akibat pelemahan rupiah yang tidak terkontrol.
"Mereka enggak akan mampu bayar utang karena rupiah melemah enggak terkontrol. Utang BUMN juga banyak sekali," kata dia.
Supit menyayangkan mekanisme pemerintah yang terlalu mudah untuk utang luar negeri, sehingga mengakibatkan utang Indonesia membengkak.
Di sini, lanjut dia, APBN punya peran signifikan untuk membantu melunasi utang pemerintah dengan berbagai macam kegiatan untuk daerah.
"APBN punya peran signifikan untuk mendorong pertumbuhan daerah. Transfer derah lebih besar dari belanja KL. Sehingga di daerah, ekonominya bisa gerak, uang beredar akan banyak di daerah, jadi enggak cukup kalau trust saja," pungkasnya.
Baca: China Berhenti Lemahkan Yuan, Rupiah Dibuka Negatif
Menurutnya, hal ini berhubungan erat dengan kepercayaan pasar yang harus dikembalikan secara cepat agar publik tidak terus menerus diberikan harapan palsu.
"Harus segera di atasi karena ini menyangkut kepercayaan. Jadi harus dikembalikan. Karena di sini pelaku ekonomi sangat gelisah dengan kondisi ini. Mereka khawatir kalau dolar yang bertahan," kata Supit di kompleks Gedung DPR RI sebelum Sidang Nota Keuangan, Jakarta, Jumat (14/8/2015).
Selain itu, kata Supit, mereka akan terbebani dengan ketidakmampuan membayar utang akibat pelemahan rupiah yang tidak terkontrol.
"Mereka enggak akan mampu bayar utang karena rupiah melemah enggak terkontrol. Utang BUMN juga banyak sekali," kata dia.
Supit menyayangkan mekanisme pemerintah yang terlalu mudah untuk utang luar negeri, sehingga mengakibatkan utang Indonesia membengkak.
Di sini, lanjut dia, APBN punya peran signifikan untuk membantu melunasi utang pemerintah dengan berbagai macam kegiatan untuk daerah.
"APBN punya peran signifikan untuk mendorong pertumbuhan daerah. Transfer derah lebih besar dari belanja KL. Sehingga di daerah, ekonominya bisa gerak, uang beredar akan banyak di daerah, jadi enggak cukup kalau trust saja," pungkasnya.
Baca: China Berhenti Lemahkan Yuan, Rupiah Dibuka Negatif
(izz)