XL Kurangi Utang Valas

Sabtu, 15 Agustus 2015 - 09:55 WIB
XL Kurangi Utang Valas
XL Kurangi Utang Valas
A A A
JAKARTA - PT XL Axiata (EXCL) berencana memangkas utang valuta asing (valas) dalam bentuk dolar Amerika Serikat (AS) dengan nilai mencapai USD1,5 miliar hingga 2017.

Direktur Keuangan XL Axiata Mohamed Adlan menjelaskan, perseroan secara bertahap akan melunasi utang yang sebagian besar dalam bentuk dolar AS sebagai upaya perseroan untuk menghindari kerugian dari selisih kurs akibat terus menguatnya nilai tukar dolar AS.

”Kami akan merestrukturisasi utang dolar AS hingga nantinya mayoritas porsi utang kami sebagian besar dalam bentuk rupiah,” kata Adlan dalam jumpa pers di Jakarta kemarin. Lebih lanjut dia menjelaskan, perseroan berencana untuk melakukan refinancing utang sebesar USD500 juta pada tahun ini.

Terkait sumber pendanaan, XL masih mengandalkan kas internal perusahaan. Perseroan juga belum berencana melakukan pencarian pinjaman dana dari luar. ”Cash kita ada sekitar Rp6 triliun, agenda kita tahun ini memang refinancing USD500 juta, jadi 62% sudah aman. Fokus kami tetap akan menyeimbangkan porsi pinjaman dalam bentuk dolar AS dan rupiah,” paparnya.

Sebagai catatan, total utang emiten telekomunikasi ini mengalami penurunan menjadi Rp29,2 triliun dibandingkan pada akhir kuartal pertama tahun sebelumnya sebesar Rp30,3 triliun. Dengan demikian, utang bersih EBITDA sedikit berkurang dari sebelumnya 2,3x menjadi 2,9x.

Adlan menambahkan, ke depan perseroan akan meningkatkan margin melalui sejumlah langkah, di antaranya dengan memaksimalkan pelanggan XL yang mempunyai nilai yang lebih tinggi. ”Perseroan akan fokus pada profitability, misalnya untuk paket layanan yang kami tawarkan. Selain itu, penjualan pulsa XL tunai juga meningkat 14% dalam enam bulan, marginnya lebih tinggi dibandingkan transaksi secara tradisional,” tutur dia.

Sementara, Presiden Direktur XL Axiata Dian Siswarini menjelaskan, kerugian perseroan selama kuartal II/2015 yang mencapai Rp93 miliar disebabkan dampak dari melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS. ”Tanpa memperhitungkan dampak transaksi forex yang belum direalisasikan serta hasil pajak, maka XL mencatat keuntungan sebesar Rp162 miliar,” kata Dian.

Terkait hasil akuisisi Axis pada tahun lalu, Dian mengatakan bahwa aksi tersebut telah berdampak positif terhadap kinerja perseroan. Menurut dia, transformasi XL mulai menunjukkan hasil positif setelah perusahaan mengubah bisnis inti dengan strategi baru yang diberi nama 3R, yakni revamp, rise, dan reinvent. ”Ini dilakukan untuk merespons dinamika perubahan pasar yang dinamis,” jelasnya.

Lebih jauh dia menjelaskan, melalui aksi revamp, XL mengubah model bisnis pencapaian jumlah pelanggan dari volume menjadi value. Strategi bisnis ini ditujukan untuk meningkatkan profitabilitas produk. Sedangkan, rise ditujukan untuk meningkatkan nilai merek XL melalui strategi dual brand dengan Axis untuk menyasar segmen pasaryangberbeda. Sedangkan, reinvent ditujukan untuk membangun dan menumbuhkan berbagai inovasi bisnis.

Di semester pertama ini, kata Dian, XL utamanya akan fokus pada strategi revamp yang mengupayakan pada peningkatan pelanggan berkualitas, pengurangan pelanggan abuser , peningkatan portofolio produk, penguatan jalur penjualan ritel, dan peluncuran kembali merek Axis di pasar.

”Kami mencanangkan agenda transformasi di April tahun lalu dan saat ini proses transformasi jangka menengah masih dalam tahap awal perjalanan yang masih terus berproses,” tandasnya. Indikator positif XL yaitu layanan data yang terus tumbuh disertai peningkatan traffic sebesar 65% dari tahun lalu.

Heru febrianto
(ftr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0584 seconds (0.1#10.140)