Rupiah Berpotensi Kembali Terdepresiasi
A
A
A
JAKARTA - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) pada hari ini diperkirakan berpotensi kembali terdepresiasi.
"Belum adanya sentimen positif membuat rupiah dapat berpotensi kembali melemah. Rilis data-data makro tidak dapat diharapkan untuk menahan pelemahan laju rupiah," ujar Kepala Riset PT NH Korindo Securities Indonesia Reza Priyambada di Jakarta, Rabu (19/8/2015).
Dia menyarankan, tetap mencermati sentimen dan berita yang dirilis. Reza memprediksi rupiah berdasarkan kurs tengah Bank Indonesia akan berada pada rentang Rp13.825-Rp13.842/USD.
Sementara posisi rupiah kemarin berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) BI pada level Rp13.831/USD, melemah 68 poin dari posisi akhir pekan lalu di level Rp13.763/USD.
Reza menyampaikan, masih terlihat melemahnya laju yuan terhadap dolar Amerika Serikat (USD) turut berpengaruh pada pelemahan rupiah.
Kemarin, meski imbas devaluasi yuan mulai mereda, namun belum sepenuhnya memberikan sentimen positif pada laju rupiah yang masih terus mengalami pelemahan. Kekhawatiran akan penembusan support psikologis pun kembali terjadi, sehingga membuat laju rupiah tetap di tren pelemahannya.
Masih terlihat melemahnya laju yuan terhadap USD turut berpengaruh pada pelemahan rupiah. Bahkan rilis surplus neraca perdagangan kurang ditanggapi karena nilai ekspor dan impornya mengalami penurunan.
Nilai ekspor Indonesia Juli 2015 mencapai USD11,41 miliar atau mengalami penurunan sebesar 15,53% dibanding ekspor Juni 2015. Sementara bila dibanding Juli 2014 mengalami penurunan sebesar 19,23%.
Nilai impor Indonesia Juli 2015 mencapai USD10,08 miliar atau turun 22,36% dibanding Juni 2015. Demikian pula apabila dibanding Juli 2014 turun 28,44%.
"Belum adanya sentimen positif membuat rupiah dapat berpotensi kembali melemah. Rilis data-data makro tidak dapat diharapkan untuk menahan pelemahan laju rupiah," ujar Kepala Riset PT NH Korindo Securities Indonesia Reza Priyambada di Jakarta, Rabu (19/8/2015).
Dia menyarankan, tetap mencermati sentimen dan berita yang dirilis. Reza memprediksi rupiah berdasarkan kurs tengah Bank Indonesia akan berada pada rentang Rp13.825-Rp13.842/USD.
Sementara posisi rupiah kemarin berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) BI pada level Rp13.831/USD, melemah 68 poin dari posisi akhir pekan lalu di level Rp13.763/USD.
Reza menyampaikan, masih terlihat melemahnya laju yuan terhadap dolar Amerika Serikat (USD) turut berpengaruh pada pelemahan rupiah.
Kemarin, meski imbas devaluasi yuan mulai mereda, namun belum sepenuhnya memberikan sentimen positif pada laju rupiah yang masih terus mengalami pelemahan. Kekhawatiran akan penembusan support psikologis pun kembali terjadi, sehingga membuat laju rupiah tetap di tren pelemahannya.
Masih terlihat melemahnya laju yuan terhadap USD turut berpengaruh pada pelemahan rupiah. Bahkan rilis surplus neraca perdagangan kurang ditanggapi karena nilai ekspor dan impornya mengalami penurunan.
Nilai ekspor Indonesia Juli 2015 mencapai USD11,41 miliar atau mengalami penurunan sebesar 15,53% dibanding ekspor Juni 2015. Sementara bila dibanding Juli 2014 mengalami penurunan sebesar 19,23%.
Nilai impor Indonesia Juli 2015 mencapai USD10,08 miliar atau turun 22,36% dibanding Juni 2015. Demikian pula apabila dibanding Juli 2014 turun 28,44%.
(rna)