Membangun Operasi Dinamis, Memenangi Persaingan
A
A
A
Setiap perusahaan menghadapi ancaman dan sekaligus peluang yang datang secara paralel ataupun bergantian. Demikian pula secara internal, perusahaan memiliki kelebihan atau kekuatan, namun juga kekurangan atau kelemahan.
Dalam mendiagnosis dan menganalisis keadaan perusahaan pada waktu-waktu tertentu dan berkala, biasa kita meneropong empat faktor keadaan atau situasi tersebut dengan perangkat SWOT yang dikembangkan oleh Albert Humprey seorang konsultan bisnis dan manajemen di Amerika yang memiliki spesialisasi dalam organizational management & cultural change.
Dengan percepatan proses dalam segala bidang; politik, ekonomi, dan globalisasi yang berdampak besar terhadap bisnis, analisis SWOT tidak lagi berdurasi lama sehingga frekuensi analisis tidak lagi upto- date jika dilakukan secara tahunan. Perusahaan yang tidak siap, lalai, apalagi mengabaikan perubahan serbacepat dan drastis, akan ketinggalan dan digulung oleh perusahaan pesaing yang lebih dinamis.
Produk unggulan masa kini bisabisa tinggal nama jika tidak dilakukan perubahan, modifikasi, dan inovasi atasnya. Perusahaan konsultan global Accenture menyebut keadaan yang konsisten dengan perubahan dan berdampak negatif dan fatal terhadap perjalanan dan perkembangan perusahaan akibat ketidakpastian ekonomi global dan fluktuasi tajam harga saham maupun kurs moneter tersebut sebagai ”permanent volatility”.
Dalam menyikapi situasi tersebut, Accenture mengembangkan strategi yang diterapkan khususnya pada perusahaan skala besar dan global, namun pada tingkat tertentu dapat diaplikasikan juga pada perusahaan berskala nasional. Strategi penyangga yang disebut Dynamic Operations (Operasi Dinamis) ini dimaksudkan agar perusahaan dapat beradaptasi dengan cepat terhadap perubahan yang terjadi di pasar.
Pertama, insight to action (pemahaman atau penguasaan terhadap tindakan yang perlu diambil) dengan cara memperoleh informasi yang tepat guna, relevan, dan tren pasar. Sebagai contoh Zara dengan rancanganrancangan model yang paling dan lebih mutakhir dibandingkan dengan para pesaingnya dan dalam waktu hitungan hari, bahkan jam bisa tersebar di geraigerai mereka di berbagai negara.
Kedua, adaptable structure (struktur yang mudah beradaptasi, fleksibel). Menawarkan produk yang sangat fleksibel, mudah dimodifikasi, mempunyai kapabilitas bervariasi, bergantung pada permintaan dan tren pasar. Ketiga, flexible innovation (inovasi yang fleksibel).
Khususnya dalam produksi, di mana komponen-komponen inti diproduksi secara massal, dengan jumlah persediaan yang cukup besar, sedangkan komponen tambahan, bersifat estetika, dan fashion, diproduksi pada saat atau menjelang produk diluncurkan ke pasar disesuaikan dengan prediksi dan tren sehingga tidak ketinggalan zaman bahkan mendahuluinya.
Strategi ini juga memungkinkan untuk memproduksi dengan jumlah persediaan besar produk yang bersifat rutin; permintaan mudah diprediksi dan tingkat kepastian tinggi (push strategy), sedangkan produk yang lebih sulit diprediksi; tingkat ketidakpastian tinggi hanya diproduksi secukupnya dan ketika permintaan datang (pull strategy ).
Keempat, agile execution (pengambilan tindakan yang cekatan). Strategi untuk mengurangi risiko dan sekaligus menekan biaya dengan pengaturan rantai distribusi yang efisien, fleksibel, meningkatkan kerja sama dengan para pemasok, menurunkan tingkat persediaan bahan baku, namun tetap aman dan memperpendek jarak, jangka waktu jalur distribusi, dan semua tindakan yang dapat memangkas biaya yang tidak perlu.
Dengan strategi Operasi Dinamis, perusahaan memiliki kemampuan untuk memanfaatkan situasi ancaman disebabkan perubahan dinamis yang terjadi oleh berbagai faktor menjadi peluang yang menguntungkan baik dalam meningkatkan penjualan, mempertahankan, dan meraih pangsa pasar maupun dalam meningkatkan tingkat keuntungan. Operasi Dinamis merupakan arah baru secara conceptual, physical dan teknologi.
DR ELIEZER H HARDJO PhD, CM
Ketua Dewan Juri Rekor Bisnis (ReBi) &
The Institute of Certified Professional Managers (ICPM)
Dalam mendiagnosis dan menganalisis keadaan perusahaan pada waktu-waktu tertentu dan berkala, biasa kita meneropong empat faktor keadaan atau situasi tersebut dengan perangkat SWOT yang dikembangkan oleh Albert Humprey seorang konsultan bisnis dan manajemen di Amerika yang memiliki spesialisasi dalam organizational management & cultural change.
Dengan percepatan proses dalam segala bidang; politik, ekonomi, dan globalisasi yang berdampak besar terhadap bisnis, analisis SWOT tidak lagi berdurasi lama sehingga frekuensi analisis tidak lagi upto- date jika dilakukan secara tahunan. Perusahaan yang tidak siap, lalai, apalagi mengabaikan perubahan serbacepat dan drastis, akan ketinggalan dan digulung oleh perusahaan pesaing yang lebih dinamis.
Produk unggulan masa kini bisabisa tinggal nama jika tidak dilakukan perubahan, modifikasi, dan inovasi atasnya. Perusahaan konsultan global Accenture menyebut keadaan yang konsisten dengan perubahan dan berdampak negatif dan fatal terhadap perjalanan dan perkembangan perusahaan akibat ketidakpastian ekonomi global dan fluktuasi tajam harga saham maupun kurs moneter tersebut sebagai ”permanent volatility”.
Dalam menyikapi situasi tersebut, Accenture mengembangkan strategi yang diterapkan khususnya pada perusahaan skala besar dan global, namun pada tingkat tertentu dapat diaplikasikan juga pada perusahaan berskala nasional. Strategi penyangga yang disebut Dynamic Operations (Operasi Dinamis) ini dimaksudkan agar perusahaan dapat beradaptasi dengan cepat terhadap perubahan yang terjadi di pasar.
Pertama, insight to action (pemahaman atau penguasaan terhadap tindakan yang perlu diambil) dengan cara memperoleh informasi yang tepat guna, relevan, dan tren pasar. Sebagai contoh Zara dengan rancanganrancangan model yang paling dan lebih mutakhir dibandingkan dengan para pesaingnya dan dalam waktu hitungan hari, bahkan jam bisa tersebar di geraigerai mereka di berbagai negara.
Kedua, adaptable structure (struktur yang mudah beradaptasi, fleksibel). Menawarkan produk yang sangat fleksibel, mudah dimodifikasi, mempunyai kapabilitas bervariasi, bergantung pada permintaan dan tren pasar. Ketiga, flexible innovation (inovasi yang fleksibel).
Khususnya dalam produksi, di mana komponen-komponen inti diproduksi secara massal, dengan jumlah persediaan yang cukup besar, sedangkan komponen tambahan, bersifat estetika, dan fashion, diproduksi pada saat atau menjelang produk diluncurkan ke pasar disesuaikan dengan prediksi dan tren sehingga tidak ketinggalan zaman bahkan mendahuluinya.
Strategi ini juga memungkinkan untuk memproduksi dengan jumlah persediaan besar produk yang bersifat rutin; permintaan mudah diprediksi dan tingkat kepastian tinggi (push strategy), sedangkan produk yang lebih sulit diprediksi; tingkat ketidakpastian tinggi hanya diproduksi secukupnya dan ketika permintaan datang (pull strategy ).
Keempat, agile execution (pengambilan tindakan yang cekatan). Strategi untuk mengurangi risiko dan sekaligus menekan biaya dengan pengaturan rantai distribusi yang efisien, fleksibel, meningkatkan kerja sama dengan para pemasok, menurunkan tingkat persediaan bahan baku, namun tetap aman dan memperpendek jarak, jangka waktu jalur distribusi, dan semua tindakan yang dapat memangkas biaya yang tidak perlu.
Dengan strategi Operasi Dinamis, perusahaan memiliki kemampuan untuk memanfaatkan situasi ancaman disebabkan perubahan dinamis yang terjadi oleh berbagai faktor menjadi peluang yang menguntungkan baik dalam meningkatkan penjualan, mempertahankan, dan meraih pangsa pasar maupun dalam meningkatkan tingkat keuntungan. Operasi Dinamis merupakan arah baru secara conceptual, physical dan teknologi.
DR ELIEZER H HARDJO PhD, CM
Ketua Dewan Juri Rekor Bisnis (ReBi) &
The Institute of Certified Professional Managers (ICPM)
(bbg)