Calon Raja SUV Mercedes-Benz
A
A
A
Mercedes-Benz mencoba pendekatan yang berbeda saat membentuk SUV baru mereka dengan menggabungkan kenyamanan sedan dan ketangguhan sebuah SUV.
Mercedes-Benz GLC Class memang terasa berbeda saat dipandang. Jika dilihat dari depan dan samping, Anda akan merasakan mobil ini seperti sebuah sedan paling laris dari Mercedes-Benz yakni C-Class. Namun, postur tubuhnya berkata lain. Lebih jangkung dan gagah untuk ukuran sebuah sedan.
Belum lagi dimensinya yang kini lebih memanjang dan besar di bagian buritan. Ya sesuai namanya, GLC menggunakan platform C-Class yang termasuk dalam MRA atau Modular Rear Architecture . Bedanya dengan C-Class, mobil ini memiliki sumbu roda lebih panjang. Terlihat perbedaan yang cukup kentara di baris kedua. Ketika KORAN SINDO mencoba memasukinya saat dipamerkan di Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2015, terasa sekali perbedaannya. Jika dulu terasa sempit di dalam C Class, dalam GLC sama sekali tidak sempit.
Tersedia cukup ruangan bagi empat orang dewasa. Ruang kepala dan kaki juga luas. Bagian interiornya terlalu identik dengan Mercedes-Benz CClass baru. Tentunya ini tergolong mewah buat sebuah SUV yang lebih menitikberatkan pada fungsionalitas. GLC di GIIAS 2015 ditawarkan dalam satu pilihan mesin, yakni GLC 250. Kekuatan mesin empat silinder turbocharging berkapasitas 2.0 liter yang disematkan dibalik bonet GLC ini mampu menyemburkan tenaga 211 daya kuda dengan torsi maksimum 350 nm.
Tenaga tersebut mampu membuat GLC melesat cepat dari 0 sampai 100 kilometer per jam hanya dalam waktu 7.3 detik, sedangkan kecepatan maksimum yang mampu diraih hingga 222 kilometer per jam. Jadi, melintasi jalanan berkelok dan menanjak tidak menjadi masalah bagi GLC karena semua varian tersedia dalam penggerak empat roda (AWD) atau Mercedes menyebutnya 4Matic.
Gearbox yang mereka gunakan adalah transmisi otomatis sembilan percepatan atau 9 G-tronic, dan tidak akan tersedia transmisi manual. Transmisi terbaru ini diklaim Mercedes dapat meningkatkan efisiensi bahan bakar. Saat kami mencobanya di jalan tol terbukti transmisi ini dapat sangat irit namun juga dapat diajak berakselerasi, tergantung mode pengendaraan yang Anda pilih. Mercedes-Benz GLC sepertinya juga tangguh untuk ukuran SUV bertubuh kecil.
Meski tidak dilengkapi dengan low gear dan differential lock , GLC diklaim sanggup menanjak dengan ketinggian yang cukup ekstrem. Bahkan, Mercedes-Benz memiliki fitur 4ETS (electronic traction control system ) yang otomatis mendeteksi ban mana yang tidak mendapatkan torsi dan memindahkan torsi ke ban yang lain. Ini utamanya berfungsi saat terjebak lumpur atau lubang besar.
Sebagai catatan, kemampuan off-road ini tersedia terpisah dalam paket Off- Road Engineering . Dengan standardisasi keselamatan tinggi, New GLC telah dilengkapi dengan berbagai macam perangkat keamanan bagi para pengendara dan penumpang, seperti kantung udara, sensor parkir, rem ABS, ESP, serta perangkat pintar lain yang dirancang untuk mendukung keselamatan dan kenyaman dalam berkendara.
Pada peluncuran perdananya di Indonesia, GLC ditawarkan dengan harga sekitar Rp999 juta.
Wahyu sibarani
Mercedes-Benz GLC Class memang terasa berbeda saat dipandang. Jika dilihat dari depan dan samping, Anda akan merasakan mobil ini seperti sebuah sedan paling laris dari Mercedes-Benz yakni C-Class. Namun, postur tubuhnya berkata lain. Lebih jangkung dan gagah untuk ukuran sebuah sedan.
Belum lagi dimensinya yang kini lebih memanjang dan besar di bagian buritan. Ya sesuai namanya, GLC menggunakan platform C-Class yang termasuk dalam MRA atau Modular Rear Architecture . Bedanya dengan C-Class, mobil ini memiliki sumbu roda lebih panjang. Terlihat perbedaan yang cukup kentara di baris kedua. Ketika KORAN SINDO mencoba memasukinya saat dipamerkan di Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2015, terasa sekali perbedaannya. Jika dulu terasa sempit di dalam C Class, dalam GLC sama sekali tidak sempit.
Tersedia cukup ruangan bagi empat orang dewasa. Ruang kepala dan kaki juga luas. Bagian interiornya terlalu identik dengan Mercedes-Benz CClass baru. Tentunya ini tergolong mewah buat sebuah SUV yang lebih menitikberatkan pada fungsionalitas. GLC di GIIAS 2015 ditawarkan dalam satu pilihan mesin, yakni GLC 250. Kekuatan mesin empat silinder turbocharging berkapasitas 2.0 liter yang disematkan dibalik bonet GLC ini mampu menyemburkan tenaga 211 daya kuda dengan torsi maksimum 350 nm.
Tenaga tersebut mampu membuat GLC melesat cepat dari 0 sampai 100 kilometer per jam hanya dalam waktu 7.3 detik, sedangkan kecepatan maksimum yang mampu diraih hingga 222 kilometer per jam. Jadi, melintasi jalanan berkelok dan menanjak tidak menjadi masalah bagi GLC karena semua varian tersedia dalam penggerak empat roda (AWD) atau Mercedes menyebutnya 4Matic.
Gearbox yang mereka gunakan adalah transmisi otomatis sembilan percepatan atau 9 G-tronic, dan tidak akan tersedia transmisi manual. Transmisi terbaru ini diklaim Mercedes dapat meningkatkan efisiensi bahan bakar. Saat kami mencobanya di jalan tol terbukti transmisi ini dapat sangat irit namun juga dapat diajak berakselerasi, tergantung mode pengendaraan yang Anda pilih. Mercedes-Benz GLC sepertinya juga tangguh untuk ukuran SUV bertubuh kecil.
Meski tidak dilengkapi dengan low gear dan differential lock , GLC diklaim sanggup menanjak dengan ketinggian yang cukup ekstrem. Bahkan, Mercedes-Benz memiliki fitur 4ETS (electronic traction control system ) yang otomatis mendeteksi ban mana yang tidak mendapatkan torsi dan memindahkan torsi ke ban yang lain. Ini utamanya berfungsi saat terjebak lumpur atau lubang besar.
Sebagai catatan, kemampuan off-road ini tersedia terpisah dalam paket Off- Road Engineering . Dengan standardisasi keselamatan tinggi, New GLC telah dilengkapi dengan berbagai macam perangkat keamanan bagi para pengendara dan penumpang, seperti kantung udara, sensor parkir, rem ABS, ESP, serta perangkat pintar lain yang dirancang untuk mendukung keselamatan dan kenyaman dalam berkendara.
Pada peluncuran perdananya di Indonesia, GLC ditawarkan dengan harga sekitar Rp999 juta.
Wahyu sibarani
(ars)