Unilever Tambah Pabrik Baru Produksi Kecap dan Bumbu Masak
A
A
A
CIKARANG - PT Unilever Indonesia Tbk menambah pabrik baru untuk produksi kecap dan bumbu masak di Kawasan Industri Jababeka, Cikarang, Jawa Barat.
Hal ini dilakukan karena permintaan kecap dan bumbu masak di dalam negeri yang meningkat sekitar 9-10% per tahun. Pabrik dengan nilai investasi sebesar Rp820 miliar ini merupakan bagian dari investasi total sebesar Rp8,5 triliun yang ditanamkan Unilever selama lima tahun terakhir. Pabrik dengan luas bangunan 63.000 meter persegi ini memiliki kapasitas produksi sebanyak 7 miliar pieces per tahun untuk produk Royco dan Bango dan menampung lebih dari 600 tenaga kerja.
Tambahan pabrik ini melengkapi delapan pabrik Unilever di Cikarang dan Rungkut, Surabaya Chief Supply Chain Officer Unilever Pier Luigi Sigismondi mengakui, di tengah beragamnya tantangan ekonomi sekarang ini, kinerja rantai pasokan bisnis Unilever ikut terdampak. Untuk itu, diperlukan langkah-langkah strategis, salah satunya dengan melakukan investasi di negara yang memiliki potensi besar dengan pertumbuhan yang relatif baik seperti Indonesia.
”Kami percaya pabrik bumbu masak Royco dan Bango ini akan bisa memperkuat posisi kami di Indonesia,” ujarnya pada peresmian pabrik kecap dan bumbu masak di Cikarang, Jawa Barat, kemarin. Presiden Direktur PT Unilever Indonesia Tbk Hemant Bakshi berharap, kapasitas pabrik sebesar itu mampu memenuhi peningkatan permintaan masyarakat hingga beberapa tahun mendatang.
”Selain untuk memenuhi permintaan pasar Indonesia, pabrik ini juga akan memenuhi permintaan ekspor ke beberapa negara di Asia, Eropa, dan Afrika di waktu mendatang,” katanya. Bakshi melanjutkan, selain terus meningkatkan investasi, perusahaan juga terus bekerja sama dengan petani Indonesia dalam memproduksi bahan baku. Pada tahun 2020, secara global, Unilever memiliki target untuk meningkatkan mata pencarian 500.000 orang dalam rantai pasokannya.
Pada kesempatan yang sama Menteri Perindustrian Saleh Husin mengatakan, industri makanan dan minuman di Indonesia memang menjadi salah satu motor penggerak ekonomi nasional. Salah satu subsektor yang terus bergeliat adalah industri produksi kecap dan bumbu. Saat ini terdapat 94 unit usaha industri kecap dan 56 unit usaha bumbu masak skala menengah-besar.
”Kecap dan bumbu memperkaya Indonesia sebagai surganya kuliner. Nilai produksi kecap Rp7,1 triliun dan untuk bumbu Rp7,2 triliun pada tahun 2014. Jadi, totalnya Rp14,3 triliun,” ujar Saleh. Tercatat, serapan tenaga kerja industri kecap sebesar 8.500 orang dan industri bumbu masak 9.700 orang. Sedangkan produk savoury (non-MSG) pasarnya tumbuh sekitar 9-10%.
Saleh melanjutkan, berdirinya pabrik kecap dan bumbu masak Unilever ini diharapkan mendukung pertumbuhan industri makanan dan minuman Indonesia. ”Pembangunan pabrik dengan kapasitas 330.000 ton per tahun ini menunjukkan bahwa Unilever dapat menangkap peluang kebutuhan kecap dan bumbu masak instan,” ungkapnya.
Oktiani endarwati
Hal ini dilakukan karena permintaan kecap dan bumbu masak di dalam negeri yang meningkat sekitar 9-10% per tahun. Pabrik dengan nilai investasi sebesar Rp820 miliar ini merupakan bagian dari investasi total sebesar Rp8,5 triliun yang ditanamkan Unilever selama lima tahun terakhir. Pabrik dengan luas bangunan 63.000 meter persegi ini memiliki kapasitas produksi sebanyak 7 miliar pieces per tahun untuk produk Royco dan Bango dan menampung lebih dari 600 tenaga kerja.
Tambahan pabrik ini melengkapi delapan pabrik Unilever di Cikarang dan Rungkut, Surabaya Chief Supply Chain Officer Unilever Pier Luigi Sigismondi mengakui, di tengah beragamnya tantangan ekonomi sekarang ini, kinerja rantai pasokan bisnis Unilever ikut terdampak. Untuk itu, diperlukan langkah-langkah strategis, salah satunya dengan melakukan investasi di negara yang memiliki potensi besar dengan pertumbuhan yang relatif baik seperti Indonesia.
”Kami percaya pabrik bumbu masak Royco dan Bango ini akan bisa memperkuat posisi kami di Indonesia,” ujarnya pada peresmian pabrik kecap dan bumbu masak di Cikarang, Jawa Barat, kemarin. Presiden Direktur PT Unilever Indonesia Tbk Hemant Bakshi berharap, kapasitas pabrik sebesar itu mampu memenuhi peningkatan permintaan masyarakat hingga beberapa tahun mendatang.
”Selain untuk memenuhi permintaan pasar Indonesia, pabrik ini juga akan memenuhi permintaan ekspor ke beberapa negara di Asia, Eropa, dan Afrika di waktu mendatang,” katanya. Bakshi melanjutkan, selain terus meningkatkan investasi, perusahaan juga terus bekerja sama dengan petani Indonesia dalam memproduksi bahan baku. Pada tahun 2020, secara global, Unilever memiliki target untuk meningkatkan mata pencarian 500.000 orang dalam rantai pasokannya.
Pada kesempatan yang sama Menteri Perindustrian Saleh Husin mengatakan, industri makanan dan minuman di Indonesia memang menjadi salah satu motor penggerak ekonomi nasional. Salah satu subsektor yang terus bergeliat adalah industri produksi kecap dan bumbu. Saat ini terdapat 94 unit usaha industri kecap dan 56 unit usaha bumbu masak skala menengah-besar.
”Kecap dan bumbu memperkaya Indonesia sebagai surganya kuliner. Nilai produksi kecap Rp7,1 triliun dan untuk bumbu Rp7,2 triliun pada tahun 2014. Jadi, totalnya Rp14,3 triliun,” ujar Saleh. Tercatat, serapan tenaga kerja industri kecap sebesar 8.500 orang dan industri bumbu masak 9.700 orang. Sedangkan produk savoury (non-MSG) pasarnya tumbuh sekitar 9-10%.
Saleh melanjutkan, berdirinya pabrik kecap dan bumbu masak Unilever ini diharapkan mendukung pertumbuhan industri makanan dan minuman Indonesia. ”Pembangunan pabrik dengan kapasitas 330.000 ton per tahun ini menunjukkan bahwa Unilever dapat menangkap peluang kebutuhan kecap dan bumbu masak instan,” ungkapnya.
Oktiani endarwati
(ars)