Pan Brothers Bangun Empat Pabrik Baru
A
A
A
BOYOLALI - PT Pan Brothers Tbk (PBRX) merealisasikan investasinya sebesar USD34 juta atau sekitar Rp459 miliar dengan membangun empat pabrik baru di Kecamatan Sambi dan Kecamatan Klego, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah.
”Keempat pabrik ini menyerap tenaga kerja sebanyak12.000 orang,” ujar Vice Chief Executive Officer (CEO) Pan Brothers Anne Patricia Sutanto di sela acara peresmian pabrik di Kecamatan Klego, Boyolali, Jawa Tengah, kemarin. Pabrik tersebut dikelola oleh PT Eco Smart Garment Indonesia (ESGI).
ESGI merupakan perusahaan patungan antara PBRX yang menguasai saham sebesar 85% dengan Mitsubishi Corporation dengan komposisi saham 15%. Anne menambahkan, keempat pabrik baru tersebut memiliki 120 lini produksi dengan kapasitas 27 juta pieces per tahun. Dengan tambahan produksi tersebut, saat ini PBRX punya kapasitas produksi menjadi 75 juta pieces. PBRX, kata Anne, akan terus melakukan ekspansi.
Akhir tahun ini akan dimulai pembangunan dua pabrik dan tahun depan satu pabrik lagi. Perseroan telah menyiapkan belanja modal (capex) untuk ketiga pabrik yang akan dibangun tersebut sebesar USD25 juta. Ketiga pabrik yang akan dibangun direncanakan memiliki kapasitas produksi 21 juta pieces. Apabila ketiga pabrik baru nanti beroperasi, maka total kapasitas produksinya menjadi 96 juta pieces. Namun, Anne belum bersedia menyebutkan lokasi pasti ketiga pabrik yang akan dibangun tersebut. Yang pasti, lokasinya di Jawa Tengah dan dekat pabrik yang baru diresmikan ini.
”Kami juga menargetkan ekspansi ke hulu industri tekstil yang memproduksi kain berbahan polister dan nilon jika ditemukan mitra yang cocok,” ujar Anne. Perseroan membutuhkan ekspansi ini untuk mengembangkan produk lebih jauh lagi. Jika ini dapat terealisir, akan meningkatkan nilai tambah dan mengurangi penggunaan devisa yang sebelumnya dipakai untuk impor bahan baku. Menteri Perindustrian (Menperin) Saleh Husin mengapresiasi langkah PBRX melakukan ekspansi ini.
Menurut Menperin, investor dan pelaku bisnis menilai Indonesia tetap prospektif untuk penanaman modal dalam jangka panjang. ”Rekan-rekan pelaku industri garmen yang sudah ada, yang existing, saya lihat semakin agresif berekspansi menambah pabrik dan memperluas pasar ekspor. Untuk industri padat karya seperti garmen, maka berarti lapangan kerja semakin banyak tercipta,” kata Menperin Saleh Husin di acara yang sama.
PBRX merupakan perusahaan garmen terbesar di In-donesia dan 100% produknya di ekspor. ”Keberhasilan Pan Brothers menggandeng Mitsubishi harus diapresiasi karena sekaligus membuktikan pada dunia global bahwaIndonesiatetapprospektif untuk investasi industri tekstil dan lainnya,” papar Menperin. Ke depan, lanjut Menperin, pemerintah berharap Pan Brothers membangun industri pakaian jadi di luar Jawa, mengingat Pan Brothers Group merupakan industri terintegrasi dari hulu hingga hilir.
Sepanjang kuartal I/2015, investasi PMDN industri TPT naik 25,4% menjadi Rp455,1 miliar dari periode yang sama 2014 yang sebesar Rp362,8 miliar. Sedangkan untuk PMA tekstil, sampai dengan kuartal I/2015 investasinya mencapai USD63 juta atau sekitar Rp850,5 miliar. Kemenperin mencatat, industri tekstil berperan sebagai penyumbang devisa, penyedia sandang nasional dan menyerap tenaga kerja sebesar 10,6% dari total tenaga kerja industri manufaktur.
Secara lebih luas, di Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) telah terdaftar investasi baru senilai Rp 2.500 triliun. Kondisi ini, kata Menperin, menunjukkan bahwa Indonesia merupakan negara yang sangat potensial secara ekonomi. ”Apalagi, sepanjang semester I/2015 ini cukup banyak investasi baru yang saya resmikan, sejumlah 15 industri yang tersebar di Bekasi, Cikarang, Cilegon, Bogor, Karawang, Garut, Gresik, Semarang, Boyolali, Palu hingga Morowali, termasuk investasi baru PT Eco Smart Garment ini,” ungkap Saleh.
Pabrik anyar ini melengkapi pabrik garmen PBRX menjadi 14 unit. Karena, sebelumnya telah beroperasi pabrik di Tangerang, Sukabumi, Bandung, dan Sragen. Pan Brothers menghasilkan produk untuk brand Jepang yang dikelola Mitsubishi, Adidas, The North Face, Calvin Klein, Hugo Boss, New Balance, Ferrari, dan lain-lain.
Sudarsono
”Keempat pabrik ini menyerap tenaga kerja sebanyak12.000 orang,” ujar Vice Chief Executive Officer (CEO) Pan Brothers Anne Patricia Sutanto di sela acara peresmian pabrik di Kecamatan Klego, Boyolali, Jawa Tengah, kemarin. Pabrik tersebut dikelola oleh PT Eco Smart Garment Indonesia (ESGI).
ESGI merupakan perusahaan patungan antara PBRX yang menguasai saham sebesar 85% dengan Mitsubishi Corporation dengan komposisi saham 15%. Anne menambahkan, keempat pabrik baru tersebut memiliki 120 lini produksi dengan kapasitas 27 juta pieces per tahun. Dengan tambahan produksi tersebut, saat ini PBRX punya kapasitas produksi menjadi 75 juta pieces. PBRX, kata Anne, akan terus melakukan ekspansi.
Akhir tahun ini akan dimulai pembangunan dua pabrik dan tahun depan satu pabrik lagi. Perseroan telah menyiapkan belanja modal (capex) untuk ketiga pabrik yang akan dibangun tersebut sebesar USD25 juta. Ketiga pabrik yang akan dibangun direncanakan memiliki kapasitas produksi 21 juta pieces. Apabila ketiga pabrik baru nanti beroperasi, maka total kapasitas produksinya menjadi 96 juta pieces. Namun, Anne belum bersedia menyebutkan lokasi pasti ketiga pabrik yang akan dibangun tersebut. Yang pasti, lokasinya di Jawa Tengah dan dekat pabrik yang baru diresmikan ini.
”Kami juga menargetkan ekspansi ke hulu industri tekstil yang memproduksi kain berbahan polister dan nilon jika ditemukan mitra yang cocok,” ujar Anne. Perseroan membutuhkan ekspansi ini untuk mengembangkan produk lebih jauh lagi. Jika ini dapat terealisir, akan meningkatkan nilai tambah dan mengurangi penggunaan devisa yang sebelumnya dipakai untuk impor bahan baku. Menteri Perindustrian (Menperin) Saleh Husin mengapresiasi langkah PBRX melakukan ekspansi ini.
Menurut Menperin, investor dan pelaku bisnis menilai Indonesia tetap prospektif untuk penanaman modal dalam jangka panjang. ”Rekan-rekan pelaku industri garmen yang sudah ada, yang existing, saya lihat semakin agresif berekspansi menambah pabrik dan memperluas pasar ekspor. Untuk industri padat karya seperti garmen, maka berarti lapangan kerja semakin banyak tercipta,” kata Menperin Saleh Husin di acara yang sama.
PBRX merupakan perusahaan garmen terbesar di In-donesia dan 100% produknya di ekspor. ”Keberhasilan Pan Brothers menggandeng Mitsubishi harus diapresiasi karena sekaligus membuktikan pada dunia global bahwaIndonesiatetapprospektif untuk investasi industri tekstil dan lainnya,” papar Menperin. Ke depan, lanjut Menperin, pemerintah berharap Pan Brothers membangun industri pakaian jadi di luar Jawa, mengingat Pan Brothers Group merupakan industri terintegrasi dari hulu hingga hilir.
Sepanjang kuartal I/2015, investasi PMDN industri TPT naik 25,4% menjadi Rp455,1 miliar dari periode yang sama 2014 yang sebesar Rp362,8 miliar. Sedangkan untuk PMA tekstil, sampai dengan kuartal I/2015 investasinya mencapai USD63 juta atau sekitar Rp850,5 miliar. Kemenperin mencatat, industri tekstil berperan sebagai penyumbang devisa, penyedia sandang nasional dan menyerap tenaga kerja sebesar 10,6% dari total tenaga kerja industri manufaktur.
Secara lebih luas, di Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) telah terdaftar investasi baru senilai Rp 2.500 triliun. Kondisi ini, kata Menperin, menunjukkan bahwa Indonesia merupakan negara yang sangat potensial secara ekonomi. ”Apalagi, sepanjang semester I/2015 ini cukup banyak investasi baru yang saya resmikan, sejumlah 15 industri yang tersebar di Bekasi, Cikarang, Cilegon, Bogor, Karawang, Garut, Gresik, Semarang, Boyolali, Palu hingga Morowali, termasuk investasi baru PT Eco Smart Garment ini,” ungkap Saleh.
Pabrik anyar ini melengkapi pabrik garmen PBRX menjadi 14 unit. Karena, sebelumnya telah beroperasi pabrik di Tangerang, Sukabumi, Bandung, dan Sragen. Pan Brothers menghasilkan produk untuk brand Jepang yang dikelola Mitsubishi, Adidas, The North Face, Calvin Klein, Hugo Boss, New Balance, Ferrari, dan lain-lain.
Sudarsono
(ars)