Dominasi Modal Asing di Indonesia Paling Tinggi
A
A
A
JAKARTA - Menteri Koordinator (Menko) bidang Perekonomian Darmin Nasution menyebut Indonesia merupakan negara yang paling tinggi dominasi dan peranan asingnya dalam permodalan.
Hal ini salah satunya terlihat dari Surat Utang Negara (SUN) Indonesia yang pembelinya didominasi asing.
Dia mengungkapkan, dominasi asing dalam permodalan di Tanah Air awalnya disebabkan karena Indonesia sejak dulu mengalami defisit tabungan (saving) dan investasi.
"Ini (defisit saving dan investasi) lebih persistent dari defisit transaksi berjalan" ujarnya dalam keynote speech Seminar Nasional Perekonomian Indonesia dari "Masa ke Masa: Tantangan, Strategi, dan Pembelajaran Bangsa" di gedung Dhanapala, Kemenkeu, Jakarta, Senin (31/8/2015).
Menurut Darmin, Indonesia hanya pernah menjawab minimnya tabungan masyarakat di Tanah Air pada era 1970-an. Sebab kala itu, pemerintah terus mengkampanyekan gemar menabung.
"Namun, beberapa tahun kemudian kelihatannya kita kembali lupa (menabung). Kita tidak menyadari karena saving kita tidak cukup tapi kita ingin pertumbuhan besar," terangnya.
Alhasil, untuk menopang pertumbuhan ekonomi Indonesia yang besar, masuklah dana-dana asing dari luar negeri. Awalnya, dana asing tersebut hanya berupa Foreign Direct Investment (FDI). Namun, nyatanya FDI pun tak cukup untuk mendukung pertumbuhan ekonomi Indonesia.
"Akhirnya kita undanglah foreign shortterm capital. Nah, sekarang jadilah kita negara yang paling tinggi peranan asingnya di permodalan," pungkasnya.
Baca juga:
Investasi Asing di Indonesia Terbesar di ASEAN
Menkeu Kisahkan Kondisi Ekonomi RI dari Masa ke Masa
Kereta Cepat Jepang versus China
Hal ini salah satunya terlihat dari Surat Utang Negara (SUN) Indonesia yang pembelinya didominasi asing.
Dia mengungkapkan, dominasi asing dalam permodalan di Tanah Air awalnya disebabkan karena Indonesia sejak dulu mengalami defisit tabungan (saving) dan investasi.
"Ini (defisit saving dan investasi) lebih persistent dari defisit transaksi berjalan" ujarnya dalam keynote speech Seminar Nasional Perekonomian Indonesia dari "Masa ke Masa: Tantangan, Strategi, dan Pembelajaran Bangsa" di gedung Dhanapala, Kemenkeu, Jakarta, Senin (31/8/2015).
Menurut Darmin, Indonesia hanya pernah menjawab minimnya tabungan masyarakat di Tanah Air pada era 1970-an. Sebab kala itu, pemerintah terus mengkampanyekan gemar menabung.
"Namun, beberapa tahun kemudian kelihatannya kita kembali lupa (menabung). Kita tidak menyadari karena saving kita tidak cukup tapi kita ingin pertumbuhan besar," terangnya.
Alhasil, untuk menopang pertumbuhan ekonomi Indonesia yang besar, masuklah dana-dana asing dari luar negeri. Awalnya, dana asing tersebut hanya berupa Foreign Direct Investment (FDI). Namun, nyatanya FDI pun tak cukup untuk mendukung pertumbuhan ekonomi Indonesia.
"Akhirnya kita undanglah foreign shortterm capital. Nah, sekarang jadilah kita negara yang paling tinggi peranan asingnya di permodalan," pungkasnya.
Baca juga:
Investasi Asing di Indonesia Terbesar di ASEAN
Menkeu Kisahkan Kondisi Ekonomi RI dari Masa ke Masa
Kereta Cepat Jepang versus China
(dmd)