SVLK Dukung Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca
A
A
A
JAKARTA - Industri berbasis kayu termasuk mebel dan kerajinan mempunyai andil untuk mendukung komitmen Indonesia dalam mengurangi penurunan emisi gas rumah kaca melalui keikutsertaan dalam skema Sistem Verifikasi Legalitas Kayu (SVLK).
Dirjen Pengelolaan Hutan Produksi Lestari, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) IB Putera Prathama mengatakan, skema SVLK yang mengatur verifikasi legalitas kayu berperan penting untuk mengurangi kerusakan hutan di Indonesia. Melalui SVLK, tata kelola hutan yang lebih baik dan komitmen Indonesia untuk mengurangi emisi gas rumah dapat terwujud.
Putera mengatakan, SVLK merupakan komitmen Indonesia bagi dunia untuk menjamin industri kehutanan memanfaatkan sumber daya alam yang lestari. ”Itu berarti pemanfaatan kayu ilegal yang mengakibatkan kerusakan hutan Indonesia dan berdampak pada pemanasan global bisa distop secepatnya,” kata Putera di Jakarta kemarin.
Putera beranggapan, penegakan hukum untuk memberantas illegal logging di berbagai daerah di Indonesia selama ini tidak terlalu memuaskan hasilnya. Dari sekitar 1.700 kasus ilegal logging hanya ada beberapa puluh yang berhasil dipidanakan.
Cara yang paling jitu, menurut dia, adalah dengan memberlakukan skema SVLK bagi seluruh industri kehutanan sehingga kayu ilegal tidak bisa lagi diperdagangkan dan fungsi hutan sebagai paru-paru dunia bisa dipertahankan.
Terpisah, Plh Sekda Jawa Tengah (Jateng) Djoko Sutrisno mengatakan, sebagai barometer penerapan SVLK, Jateng siap mendukung penuh pemberlakuan SVLK. Apalagi penerapan SVLK bagi industri kecil dan menengah (IKM) sektor kayu di Jateng sudah cukup maju dibandingkan dengan IKM di provinsi lain.
Djoko mengatakan, pihaknya akan mendorong agar pelaku IKM mebel Jateng melengkapi usahanya dengan SVLK agar bisa diikuti pelaku IKM dari provinsi lain.
Sudarsono
Dirjen Pengelolaan Hutan Produksi Lestari, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) IB Putera Prathama mengatakan, skema SVLK yang mengatur verifikasi legalitas kayu berperan penting untuk mengurangi kerusakan hutan di Indonesia. Melalui SVLK, tata kelola hutan yang lebih baik dan komitmen Indonesia untuk mengurangi emisi gas rumah dapat terwujud.
Putera mengatakan, SVLK merupakan komitmen Indonesia bagi dunia untuk menjamin industri kehutanan memanfaatkan sumber daya alam yang lestari. ”Itu berarti pemanfaatan kayu ilegal yang mengakibatkan kerusakan hutan Indonesia dan berdampak pada pemanasan global bisa distop secepatnya,” kata Putera di Jakarta kemarin.
Putera beranggapan, penegakan hukum untuk memberantas illegal logging di berbagai daerah di Indonesia selama ini tidak terlalu memuaskan hasilnya. Dari sekitar 1.700 kasus ilegal logging hanya ada beberapa puluh yang berhasil dipidanakan.
Cara yang paling jitu, menurut dia, adalah dengan memberlakukan skema SVLK bagi seluruh industri kehutanan sehingga kayu ilegal tidak bisa lagi diperdagangkan dan fungsi hutan sebagai paru-paru dunia bisa dipertahankan.
Terpisah, Plh Sekda Jawa Tengah (Jateng) Djoko Sutrisno mengatakan, sebagai barometer penerapan SVLK, Jateng siap mendukung penuh pemberlakuan SVLK. Apalagi penerapan SVLK bagi industri kecil dan menengah (IKM) sektor kayu di Jateng sudah cukup maju dibandingkan dengan IKM di provinsi lain.
Djoko mengatakan, pihaknya akan mendorong agar pelaku IKM mebel Jateng melengkapi usahanya dengan SVLK agar bisa diikuti pelaku IKM dari provinsi lain.
Sudarsono
(bbg)