Larisnya Kluster Hunian Baru di Kawasan Penyangga
A
A
A
Kawasan penyangga Jakarta seperti Serpong, Bintaro, Depok, Bogor, Sentul dan Cikarang beberapa tahun belakangan memang terus berkembang menjadi kota baru yang memiliki potensi bisnis properti yang cukup tinggi. Sejumlah pengembang terus membangun klusterkluster perumahan baru untuk menyediakan kebutuhan hunian masyarakat.
Kemacetan jalanan dan harga hunian di pusat kota yang terus melambung tinggi membuat daerah penyangga menjadi alternatif utama bagi masyarakat. Untuk memberikan alternatif hunian, sejumlah pengembang ternama membangun kluster hunian dengan fasilitas yang lengkap dan memadai. Kluster terbaru, misalnya ditawarkan oleh ISPI Group melalui kluster Manhattan di Mutiara Gading City, Bekasi.
Sindhu Dwiarto, Direktur Mutiara Gading City, menambahkan, peluncuran kluster Manhattan mengikuti sukses penjualan sekitar 1.500 unit rumah di lima klusternya sebelumnya, yaitu Napoli, Palermo, Milano, Torino, dan Sommerset dengan total sales mencapai Rp500 miliar. “Kalau kali ini peminatnya membludak, tidak usah khawatir, kami akan membuka kluster baru,” sebutnya.
Selain kluster Manhattan, Mutiara Gading City juga menawarkan properti komersial South Boulevard (seharga Rp1,3 miliar) serta rumah tipe Lavenosa (LB: 100 dengan harga Rp1 miliar) dan tipe Moretta (seharga Rp600 jutaan). Adapun tingginya minat konsumen akan rumah yang dikembangkan Ciputra Group, membuat Citra Maja Raya kelebihan pemesanan capai 3.000 pendaftar, dari 15.000 unit rumah yang ditawarkan di Citra Maja Raya, Banten.
Karena itu, Ciputra menerapkan nomor urut pembelian (NUP). “Karena yang ingin memiliki rumah di Citra Maja Raya, melebihi kuota yang ditentukan, akhirnya kami gunakan NUP, yang rencananya akan dilakukan pengundian pada 5 dan 6 September 2015,” kata GM Marketing PT Ciputra Residence Yance Onggo. Menurut Yance, di tengah stabilitas ekonomi yang terkoreksi saat ini, pada dasarnya tidak memberikan pengaruh besar terhadap minat konsumen untuk memiliki produk dari Ciputra Group.
Hal ini terlihat dari tingginya pendaftar yang antre untuk membeli rumah di Citra Maja Raya. Menurut dia, peluncuran tahap kedua ini Ciputra meluncurkan sebanyak 1.300 unit rumah yang ditawarkan, tetapi yang ingin membeli ada 3.000 pendaftar. Harga rumah dijual dengan harga mulai tipe RS seharga Rp133 jutaan sampai dengan tipe RE dengan harga Rp266 jutaan.
“Citra Maja Raya ini menjadi kebanggaan tersendiri bagi Ciptutra Group karena di tengah kondisi ekonomi melemah, konsumen masih tetap tinggi untuk memiliki rumah,” tutur Yance. Menurut Yance, Citra Maja Raya merupakan pengembangan perumahan dengan skala kota mandiri terbesar dan terbaru oleh Ciputra Group.
Adapun rencana total luas pengembangan lahannya mencapai 2 000 hektare. Citra Maja Raya dirancang sebagai kawasan kota mandiri berbasis transit oriented development (TOD) dengan menjadikan Stasiun Maja sebagai simpul transportasi (hub ) utamanya. Dia mengemukakan, harga rumah yang masih terjangkau dengan keunggulan dikembangkan oleh Ciputra Group di antaranya konsep pengembangan skala kota mandiri yang dekat dengan Stasiun Maja dengan sistem kereta rel listrik commuter line.
“Selain itu, infrastruktur jalan darat kualitas cor beton yang sudah baik, menjadi kombinasi dahsyat yang menjadikan Citra Maja Raya sebagai tempat terbaik untuk tinggal, berbisnis, dan berinvestasi paling menjanjikan pada masa depan,” sebut Yance. Sementara itu, sebagai pengembang kawasan perumahan Grand Depok City (GDC), PT Sanubari Mandiri Realtindo (SMR Group), serius menggarap segmen pasar rumah menengah di Kota Depok, Jawa Barat.
Belum lama ini, pihak pengembang merilis dua kluster terbaru, Puri Insani (17 unit) dan Viscany Residence (103 unit). Sales Coordinator and Promo GDC Teguh M Poetra mengutarakan, peluncuran dua kluster baru di kawasan GDC tersebut ditujukan untuk memenuhi pesatnya perkembangan bisnis properti di Kota Depok.
“Segmen rumah yang banyak diminati konsumen ada di angka Rp500 juta sampai Rp700 juta per unit,” ujarnya. Kalau di wilayah Depok, lanjut dia, GDC bisa dibilang merupakan kawasan perumahan terbesar dengan luas total lahan mencapai 350 hektare. Apalagi, menurut Teguh, GDC juga memiliki kedekatan akses dengan Tol Cijago serta didukung oleh beragam fasilitas untuk kenyamanan penghuni perumahan ini.
“Untuk penjualan Visacany terbilang cukup bagus, di mana telah terjual sekitar 60% sejak di-launching pada awal bulan lalu. Targetnya, sampai dengan akhir tahun ini bisa terjual semua,” kata Teguh. Lebih lanjut Teguh mengatakan, konsumen yang mengambil unit hunian di GDC tertarik dengan fasilitas subsidi bunga 1%-2% yang ditawarkan oleh pihak pengembang.
Selain itu, dia menyebutkan, pihaknya juga menawarkan subsidi uang muka (DP) sebesar Rp50 juta. “Enaknya lagi, calon pembeli juga mendapat tambahan fasilitas gratis biaya KPR untuk seluruh tipe rumah yang mereka ambil,” sebut Teguh.
Rendra Hanggara
Kemacetan jalanan dan harga hunian di pusat kota yang terus melambung tinggi membuat daerah penyangga menjadi alternatif utama bagi masyarakat. Untuk memberikan alternatif hunian, sejumlah pengembang ternama membangun kluster hunian dengan fasilitas yang lengkap dan memadai. Kluster terbaru, misalnya ditawarkan oleh ISPI Group melalui kluster Manhattan di Mutiara Gading City, Bekasi.
Sindhu Dwiarto, Direktur Mutiara Gading City, menambahkan, peluncuran kluster Manhattan mengikuti sukses penjualan sekitar 1.500 unit rumah di lima klusternya sebelumnya, yaitu Napoli, Palermo, Milano, Torino, dan Sommerset dengan total sales mencapai Rp500 miliar. “Kalau kali ini peminatnya membludak, tidak usah khawatir, kami akan membuka kluster baru,” sebutnya.
Selain kluster Manhattan, Mutiara Gading City juga menawarkan properti komersial South Boulevard (seharga Rp1,3 miliar) serta rumah tipe Lavenosa (LB: 100 dengan harga Rp1 miliar) dan tipe Moretta (seharga Rp600 jutaan). Adapun tingginya minat konsumen akan rumah yang dikembangkan Ciputra Group, membuat Citra Maja Raya kelebihan pemesanan capai 3.000 pendaftar, dari 15.000 unit rumah yang ditawarkan di Citra Maja Raya, Banten.
Karena itu, Ciputra menerapkan nomor urut pembelian (NUP). “Karena yang ingin memiliki rumah di Citra Maja Raya, melebihi kuota yang ditentukan, akhirnya kami gunakan NUP, yang rencananya akan dilakukan pengundian pada 5 dan 6 September 2015,” kata GM Marketing PT Ciputra Residence Yance Onggo. Menurut Yance, di tengah stabilitas ekonomi yang terkoreksi saat ini, pada dasarnya tidak memberikan pengaruh besar terhadap minat konsumen untuk memiliki produk dari Ciputra Group.
Hal ini terlihat dari tingginya pendaftar yang antre untuk membeli rumah di Citra Maja Raya. Menurut dia, peluncuran tahap kedua ini Ciputra meluncurkan sebanyak 1.300 unit rumah yang ditawarkan, tetapi yang ingin membeli ada 3.000 pendaftar. Harga rumah dijual dengan harga mulai tipe RS seharga Rp133 jutaan sampai dengan tipe RE dengan harga Rp266 jutaan.
“Citra Maja Raya ini menjadi kebanggaan tersendiri bagi Ciptutra Group karena di tengah kondisi ekonomi melemah, konsumen masih tetap tinggi untuk memiliki rumah,” tutur Yance. Menurut Yance, Citra Maja Raya merupakan pengembangan perumahan dengan skala kota mandiri terbesar dan terbaru oleh Ciputra Group.
Adapun rencana total luas pengembangan lahannya mencapai 2 000 hektare. Citra Maja Raya dirancang sebagai kawasan kota mandiri berbasis transit oriented development (TOD) dengan menjadikan Stasiun Maja sebagai simpul transportasi (hub ) utamanya. Dia mengemukakan, harga rumah yang masih terjangkau dengan keunggulan dikembangkan oleh Ciputra Group di antaranya konsep pengembangan skala kota mandiri yang dekat dengan Stasiun Maja dengan sistem kereta rel listrik commuter line.
“Selain itu, infrastruktur jalan darat kualitas cor beton yang sudah baik, menjadi kombinasi dahsyat yang menjadikan Citra Maja Raya sebagai tempat terbaik untuk tinggal, berbisnis, dan berinvestasi paling menjanjikan pada masa depan,” sebut Yance. Sementara itu, sebagai pengembang kawasan perumahan Grand Depok City (GDC), PT Sanubari Mandiri Realtindo (SMR Group), serius menggarap segmen pasar rumah menengah di Kota Depok, Jawa Barat.
Belum lama ini, pihak pengembang merilis dua kluster terbaru, Puri Insani (17 unit) dan Viscany Residence (103 unit). Sales Coordinator and Promo GDC Teguh M Poetra mengutarakan, peluncuran dua kluster baru di kawasan GDC tersebut ditujukan untuk memenuhi pesatnya perkembangan bisnis properti di Kota Depok.
“Segmen rumah yang banyak diminati konsumen ada di angka Rp500 juta sampai Rp700 juta per unit,” ujarnya. Kalau di wilayah Depok, lanjut dia, GDC bisa dibilang merupakan kawasan perumahan terbesar dengan luas total lahan mencapai 350 hektare. Apalagi, menurut Teguh, GDC juga memiliki kedekatan akses dengan Tol Cijago serta didukung oleh beragam fasilitas untuk kenyamanan penghuni perumahan ini.
“Untuk penjualan Visacany terbilang cukup bagus, di mana telah terjual sekitar 60% sejak di-launching pada awal bulan lalu. Targetnya, sampai dengan akhir tahun ini bisa terjual semua,” kata Teguh. Lebih lanjut Teguh mengatakan, konsumen yang mengambil unit hunian di GDC tertarik dengan fasilitas subsidi bunga 1%-2% yang ditawarkan oleh pihak pengembang.
Selain itu, dia menyebutkan, pihaknya juga menawarkan subsidi uang muka (DP) sebesar Rp50 juta. “Enaknya lagi, calon pembeli juga mendapat tambahan fasilitas gratis biaya KPR untuk seluruh tipe rumah yang mereka ambil,” sebut Teguh.
Rendra Hanggara
(ftr)