Pertamina-WIKA Kerja Sama Produksi Aspal

Kamis, 10 September 2015 - 11:33 WIB
Pertamina-WIKA Kerja Sama Produksi Aspal
Pertamina-WIKA Kerja Sama Produksi Aspal
A A A
JAKARTA - PT Pertamina (persero) dan PT Wijaya Karya (persero) Tbk bersinergi mengembangkan bisnis aspal hibrid berkualitas tinggi, seiring pangsa pasar domestik yang terus berkembang.

Kerja sama tersebut ditandai dengan penandatanganan nota kesepahaman (memorandum of understanding/MoU) oleh Direktur Pengolahan Pertamina Rachmad Hardadi dan Direktur Utama Wika Bintang Perbowo, disaksikan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono, Menteri BUMN Rini Soemarno, dan Direktur Utama Pertamina Dwi Soetjipto di Kantor Pusat Pertamina, Jakarta, kemarin.

Menteri PUPR Basuki mengatakan, kerja sama yang dilakukan antara Pertamina dan Wika dalam pengembangan bisnis aspal hibrid akan memberikan manfaat bagi pasar domestik maupun internasional karena aspal hibrid dipadukan antara aspal yang dihasilkan dari produk tambang dengan minyak sehingga menghasilkan kualitas tinggi.

PUPR memastikan, melalui Direktorat Jenderal Bina Marga akan menyerap berapa pun produksi aspal yang dihasilkan untuk mengerjakan pembangunan aspal di dalam negeri. ”Kerja sama Pertamina dan WIKA ini, akan banyak keuntungan yang bisa kita pakai. Berapa pun yang akan diproduksi akan kita serap,” ujar Basuki.

Direktur Pengolahan Pertamina Rachmad Hardadi menambahkan, dengan kerja sama ini, kapasitas produksi aspal Pertamina akan meningkat menjadi 600.000 ton per tahun, dan dengan tambahan potensi aspal alam dari Wika sebanyak 300.000 ton per tahun sehingga kapasitas produksi total aspal menjadi 900.000 ton per tahun dengan grade yang tinggi.

Kapasitas tersebut setara dengan 75% kebutuhan aspal nasional. ”Dengan demikian, impor akan berkurang secara signifikan, dapat menghemat devisa negara, serta menimbulkan multiplier effect terhadap perekonomian nasional,” terang dia.

Direktur Utama Wika Bintang Perbowo mengatakan kerja sama ini akan menjadi landasan bagi kedua pihak untuk melakukan kajian bersama (feasibility study) mengenai potensi kerja sama pengembangan bisnis aspal. Di antaranya, terkait kajian aspek teknikal seperti desain pabrik, kajian operasional produksi hingga komersial.

Nanang wijayanto
(ftr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5823 seconds (0.1#10.140)