Pertamina Pasrah Soal Pembangunan Storage BBM
A
A
A
JAKARTA - PT Pertamina (Persero) mengaku pasrah terhadap rencana pembangunan proyek tangki penyimpanan (storage) bahan bakar minyak (BBM) yang menuai kritik Menteri Koordinator (Menko) bidang Kemaritiman dan Sumber Daya Rizal Ramli.
Vice President Corporate Communication Pertamina Wianda Pusponegoro mengaku pihaknya tidak masalah jika pemerintah memiliki perubahan prioritas pembangunan infrastruktur. Namun jika perseroan tetap keukeuh mengerjakan proyek storage BBM tersebut, maka Pertamina mengerjakan berdasarkan ketentuan yang ada.
"Saya kan ngomong dari sisi bisnis Pertamina. Kalau Pertamina tetap mengerjakan proyek, berarti Pertamina mengerjakan berdasarkan ketentuan yang ada. Kita enggak mungkin juga jalan enggak ada ketentuan. Apalagi dananya besar kan," katanya di Jakarta, Kamis (10/9/2015).
Menurutnya, Pertamina juga berkeinginan agar pembangunan storage BBM tersebut bisa menggandeng mitra dan investor baik dari luar maupun dalam negeri. Hal ini sejalan dengan keinginan Presiden Joko Widodo (Jokowi) agar proyek infrastruktur tidak membebani anggaran pendapatan belanja negara (APBN).
"Caranya gimana? Caranya harus bisa menggandeng mitra dan investor. Baik dari luar maupun dalam negeri," imbuh dia.
Terpenting, sambung mantan presenter berita ini, tujuan perseroan membangun storage BBM yang menelan investasi sekitar USD2,4 miliar tersebut adalah untuk ketahanan energi. Sebab saat ini ketahanan dan stok BBM masih di bawah 20 hari.
"Yang penting apa sih tujuan Pertamina membangun itu. Ini kan untuk ketahanan energi. Nah kalau nanti prioritas pemerintah harus lebih banyak gas, ya gas pun kita juga udah jalan. Jadi sekarang apa yang menjadi prioritas penggunaan energi pemerintah saja. Kalau gas kita juga dukung," pungkasnya.
Baca:
Rizal Ramli Tolak Pertamina Bangun Storage BBM
Istana Bantah Pernyataan Rizal soal Storage BBM
Vice President Corporate Communication Pertamina Wianda Pusponegoro mengaku pihaknya tidak masalah jika pemerintah memiliki perubahan prioritas pembangunan infrastruktur. Namun jika perseroan tetap keukeuh mengerjakan proyek storage BBM tersebut, maka Pertamina mengerjakan berdasarkan ketentuan yang ada.
"Saya kan ngomong dari sisi bisnis Pertamina. Kalau Pertamina tetap mengerjakan proyek, berarti Pertamina mengerjakan berdasarkan ketentuan yang ada. Kita enggak mungkin juga jalan enggak ada ketentuan. Apalagi dananya besar kan," katanya di Jakarta, Kamis (10/9/2015).
Menurutnya, Pertamina juga berkeinginan agar pembangunan storage BBM tersebut bisa menggandeng mitra dan investor baik dari luar maupun dalam negeri. Hal ini sejalan dengan keinginan Presiden Joko Widodo (Jokowi) agar proyek infrastruktur tidak membebani anggaran pendapatan belanja negara (APBN).
"Caranya gimana? Caranya harus bisa menggandeng mitra dan investor. Baik dari luar maupun dalam negeri," imbuh dia.
Terpenting, sambung mantan presenter berita ini, tujuan perseroan membangun storage BBM yang menelan investasi sekitar USD2,4 miliar tersebut adalah untuk ketahanan energi. Sebab saat ini ketahanan dan stok BBM masih di bawah 20 hari.
"Yang penting apa sih tujuan Pertamina membangun itu. Ini kan untuk ketahanan energi. Nah kalau nanti prioritas pemerintah harus lebih banyak gas, ya gas pun kita juga udah jalan. Jadi sekarang apa yang menjadi prioritas penggunaan energi pemerintah saja. Kalau gas kita juga dukung," pungkasnya.
Baca:
Rizal Ramli Tolak Pertamina Bangun Storage BBM
Istana Bantah Pernyataan Rizal soal Storage BBM
(dmd)