OJK Siap Tindak Tegas Broker Nakal

Jum'at, 11 September 2015 - 10:10 WIB
OJK Siap Tindak Tegas...
OJK Siap Tindak Tegas Broker Nakal
A A A
JAKARTA - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) siap menindak tegas broker nakal yang melakukan transaksi manipulatif di pasar modal. Otoritas akan terus memantau kondisi pasar untuk kelancaran investasi di tengah kondisi ekonomi yang fluktuatif saat ini.

Deputi Komisioner Pengawas Pasar Modal I OJK Sardjito mengatakan, dalam kondisi ekonomi yang serba-melemah dan penuh turbulensi sekarang para pelaku pasar harus lebih waspada. Pihaknya telah melakukan langkah antisipatif dengan mengimbau emiten melakukanbuy back saham supaya tidak terjadi aksi jual secara terus menerus. Aksi short selling dan indikasi manipulasi lainnya pun masih terus dipantau.

Apabila OJK mendapatkan bukti terjadi short selling maupun praktik manipulatif lainnya pasti akan ditindak tegas. ”Kalau dalam pemeriksaan awal di bursa dan OJK ada indikasi penipuan dari pihak manapun dan ada buktinya, akan kami tindak biar pasar juga tidak bingung. Saya selalu memantau dan paham kondisi yang terjadi sekarang, karena pengalaman saya di bidang investigasi.

Memang dalam kondisi panik akan banyak ragam berita yang muncul,” ujar Sardjito kepada KORAN SINDO di Jakarta kemarin. Dia mengingatkan, isu short selling pernah terjadi saat krisis 2008. Sardjito kala itu ikut terlibat sebagai ketua satgas krisis global. Sebagai investigator, dia menceritakan saat itu pihaknya beradu pendapat dengan Bareskrim yang mengatakan transaksi short selling sebagai kejahatan pidana.

Padahal, short selling secara aturan boleh dilakukan asal sesuai ketentuan. ”Dan, short selling juga bukan pidana. Yang tidak boleh itu, tidak punya barang tapi menjual lalu ini yang menimbulkan masalah saat tidak dapat dilakukan delivery . Bahaya dampaknya untuk industri jasa keuangan,” ujarnya. Dia melanjutkan, pada 2008 terjadi krisis global dan isu short selling diduga marak terjadi.

Maka, waktu itu dilakukan pemeriksaan panjang dan kesimpulannya tidak terbukti. Begitu pun, saat ini direksi bursa sempat bilang ada broker terindikasi short selling lalu diperiksa namun tidak terbukti. ”Kalau sekarang kondisi menurun dan investor asing menjual dan pengaruhnya pada dolar. Sekarang wajar apabila asing khawatir karena kondisi makro yang buruk.

Dan, hasil penjualan dikonversi lalu jadi repatriasi ke luar negeri, itu yang lebih jelas berbahaya untuk devisa kita,” ujarnya. Selain itu terdapat unusual market activity (UMA) yang mengarah pada praktik manipulatif di pasar modal. Namun kalau jumlahnya signifikan, pasti terdeteksi sistem bursa. Sementara Direktur Head of Corporate Secretary & Communication Mandiri Sekuritas Ridwan Pranata menuturkan, dampak isu short selling cukup signifikan bagi bisnis perseroan.

Menurutnya isu short selling memengaruhi kepercayaan para nasabah. Doa pun perlu mengklarifikasi persoalan ini agar segera terselesaikan. ”Sekitar 10 hari para nasabah melakukan hold transaksinya karena menunggu pernyataan resmi tentang governance kami. Berat itu akibat pemberitaan dan tidak terbukti. Karena, kami membawa nama institusi besar di belakang nama kami,” ujar Ridwan saat ditemui kemarin di Malang.

Ridwan menjelaskan, pihaknya berkomitmen untuk menjalankangood corporate governance, terutama yang menjadi acuan praktik pada industri keuangan.”Kami memastikan tidak menyelenggarakan fasilitas short selling . Dalam kondisi buruk seperti sekarang kami seperti tertimpa tangga pula. Bisnis brokerage sedang lesu untuk equity ,” ujarnya.

Sebelumnya BEI telah memeriksa sejumlah broker yang diduga telah melakukan pelanggaran dalam transaksi short selling . Namun, pemeriksaan tidak menunjukkan cukup bukti adanya pelanggaran. Sebagian besar broker yang diperiksa berdasarkan kabar yang beredar di pasar merupakan broker asing, salah satunya CLSA. Ketika dikonfirmasi, Direktur PT CLSA Indonesia Suwantara Gotama menyatakan tidak mengetahui praktikpraktik semacam itu. ”Maaf, saya tidak tahu menahu soal itu,” kata Suwantara.

Hafid fuad
(bbg)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7717 seconds (0.1#10.140)