Pengelola Bandara Diminta Siapkan Lahan

Senin, 14 September 2015 - 10:57 WIB
Pengelola Bandara Diminta Siapkan Lahan
Pengelola Bandara Diminta Siapkan Lahan
A A A
WAKATOBI - Kementerian Perhubungan meminta pengelola bandara menyiapkan lahan demi mencegah tingginya harga avtur yang harus dibeli pihak maskapai kepada pemasok utama avtur dari Pertamina.

Menteri Perhubungan Ignasius Jonan mengatakan, harga avtur harus mengikuti harga internasional. ”Masa harga avturnya lebih tinggi dari harga internasional. Kalau soal ada pajak, ya bicara sama Menteri Keuangan atau diselesaikan kalau ada PPN. Kemudian kalau soal ketidakefisienan proses produksi, ya itu menjadi tanggung jawab produsen. Makanya masukkan saja pemasok swasta biar bisa bersaing harga,” ujar dia ketika kunjungan kerja di Kabupaten Wakatobi, Sulawesi Tenggara, kemarin.

Dia mengatakan, dahulu ketika pompa bensin belum ada, persaingan menjadi pilihan. ”Jadi harus ada saingan gitu. Pemasok avtur siapa saja bisa masuk bandara, selama ada lahan, dan fasilitasnya dikembangkan pihak pemasok avtur itu sendiri,” ujar dia. Sebelumnya, Jonanmemintasupaya Pertamina menyesuaikan harga avtur sesuai dengan harga internasional.

Selama ini, harga avtur yang dijual Pertamina masih lebih mahal 20% dibanding harga avtur internasional sebesar USD46,60 sen per liter. Sementara untuk harga domestik mencapai Rp7.114,35 atau setara USD51,4 sen per liter. Menurut Jonan, dengan harga avtur yang begitu tinggi dijual ke maskapai, kondisi pariwisata di dalam negeri dipastikan tak akan mengalami kemajuan, terutama daerah-daerah pelosok.

”Padahal daerah pelosok punya daya tarik dan eksotisme tersendiri, sementara fasilitas penerbangan juga sebagian besar sudah dibangun dan sementara sedang dikembangkan. Makanya ini harus menjadi perhatian,” imbuh dia. Dalam kunjungannya ke Wakatobi, Jonan menyempatkan meninjau Bandara Matahora yang dikelola Unit Pelaksana Bandar Udara Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan.

”Kalau ada fasilitas pelayanan avtur kan tak perlu banyak transit. Makanya ini harus didorong,” pungkas dia. Sementara itu, Bupati Wakatobi Hugua mengatakan bahwa kebijakan pemerintah pusat dan faktor infrastruktur menjadi penentu kemajuan pariwisata di Wakatobi. ”Mendorong pariwisata di Wakatobi, bukan hanya persoalan infrastruktur semata, namun juga harus diimbangi dengan kebijakan dari pemerintah pusat,” ujar dia.

Dia memisalkan, efektivitas jalur penerbangan selama ini masih belum membuka akses penerbangan langsung dari dan menuju Wakatobi ke sejumlah wilayah. ”Saya misalkan, kalau terbang dari Jakarta menuju Wakatobi saja harus singgah di dua Kota, yakni di Bandara Makassar dan Bandara Kendari,” ujar dia. Dia berharap pemerintah bisa membuka akses langsung penerbangan yang menghubungkan Wakatobi ke sejumlah kota wisata seperti Bali.

”Saat ini Kemenhub juga sedang mengembangkan bandara Matahora di Wakatobi, jadi ketika selesai 100% nantinya bisa diwujudkan,” ucap dia.

Ichsan amin
(ars)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4831 seconds (0.1#10.140)