Darmin Minta Masyarakat Baca Situasi Ekonomi Dunia
A
A
A
JAKARTA - Menteri Koordinator (Menko) bidang Perekonomian Darmin Nasution meminta seluruh masyarakat membaca situasi perekonomian dunia yang sedang mengalami gejolak, agar tidak terlena dengan kondisi ini.
Dia juga meminta terutama pengusaha untuk lebih mawas membaca kondisi ini, sehingga pemerintah bisa sigap merumuskan suatu kebijakan untuk keluar dari kondisi ekonomi yang melemah.
"Saya tentunya mengajak kita untuk membaca situasi kita dewasa ini. Kemudian mencoba mengidentifikasi apa yang bisa kita lakukan. Terutama dunia usaha, para asosiasi dan anggota Kadin (Kamar Dagang dan Industri)," jelas dia dalam acara Rakernas bidang Koordinator Asosiasi Kadin Indonesia di Grand Kemang, Jakarta, Rabu (16/9/2015).
Menurutnya, gejolak ekonomi dunia bermula dari krisis yang dialami Amerika Serikat (AS) pada 2007 dan 2008. Hal inilah yang memengaruhi seluruh dunia hingga saat ini.
"Pada 2007-2008 itu adalah krisis yang kita sebut sebagai asal mulanya. Ada upaya mendorong pemberian kredit murah dan mudah. Akhirnya bablas. Dan seluruh dunia mengalami dampaknya," kata Darmin.
Dia mengatakan, dengan perekonomian saat ini, Indonesia perlu membuat kebijakan yang berbeda dari AS yang dulunya sempat melakukan kebijakan quantitative easing (QE). Pasalnya, tidak semua negara dapat melakukan hal tersebut.
Di Indonesia, lanjut mantan gubernur Bank Indonesia (BI) ini, pengusaha Indonesia berperan penting dalam pembangunan ekonomi. Sebab itu, perlu dilakukan sinergi bagi dunia usaha dan pemerintah dalam membuat kebijakan untuk memperbaiki perekonomian.
"Intinya adalah kita perlu bersinergi. Apa yang kita punya sekarang dengan segala kekurangannya mari coba bikin aturan dan konsolidasikan. Cari pasar yang bisa bersaing," tutup Darmin.
Dia juga meminta terutama pengusaha untuk lebih mawas membaca kondisi ini, sehingga pemerintah bisa sigap merumuskan suatu kebijakan untuk keluar dari kondisi ekonomi yang melemah.
"Saya tentunya mengajak kita untuk membaca situasi kita dewasa ini. Kemudian mencoba mengidentifikasi apa yang bisa kita lakukan. Terutama dunia usaha, para asosiasi dan anggota Kadin (Kamar Dagang dan Industri)," jelas dia dalam acara Rakernas bidang Koordinator Asosiasi Kadin Indonesia di Grand Kemang, Jakarta, Rabu (16/9/2015).
Menurutnya, gejolak ekonomi dunia bermula dari krisis yang dialami Amerika Serikat (AS) pada 2007 dan 2008. Hal inilah yang memengaruhi seluruh dunia hingga saat ini.
"Pada 2007-2008 itu adalah krisis yang kita sebut sebagai asal mulanya. Ada upaya mendorong pemberian kredit murah dan mudah. Akhirnya bablas. Dan seluruh dunia mengalami dampaknya," kata Darmin.
Dia mengatakan, dengan perekonomian saat ini, Indonesia perlu membuat kebijakan yang berbeda dari AS yang dulunya sempat melakukan kebijakan quantitative easing (QE). Pasalnya, tidak semua negara dapat melakukan hal tersebut.
Di Indonesia, lanjut mantan gubernur Bank Indonesia (BI) ini, pengusaha Indonesia berperan penting dalam pembangunan ekonomi. Sebab itu, perlu dilakukan sinergi bagi dunia usaha dan pemerintah dalam membuat kebijakan untuk memperbaiki perekonomian.
"Intinya adalah kita perlu bersinergi. Apa yang kita punya sekarang dengan segala kekurangannya mari coba bikin aturan dan konsolidasikan. Cari pasar yang bisa bersaing," tutup Darmin.
(izz)