Sukses di Edukasi Berkat Beasiswa
A
A
A
Tidak ada biaya untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi sesungguhnya bukan halangan. Terlebih saat ini banyak lembaga dan perusahaan yang menawarkan beasiswa alias sekolah gratis.
Berbagai lembaga telah dan akan terus memberikan beasiswa bagi mereka yang berprestasi. Sebut saja Bidikmisi. Program beasiswa dari Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Ditjen Dikti) ini membantu mahasiswa yang berprestasi secara akademis namun kurang mampu secara ekonomi.
Sejak 2010, sudah puluhan ribu mahasiswa dari kampus negeri dan swasta yang menikmati program ini. Selain mendapat fasilitas biaya kuliah hingga lulus, penerimanya juga mendapat uang saku setiap bulan. Ada juga beasiswa Sobat Bumi. Program beasiswa dari Pertamina Foundation ini bertujuan menghasilkan individuindividu yang mampu menerapkan, mendukung, serta menciptakan budaya dan kehidupan ramah lingkungan.
Penerimanya dibekali pengetahuan tentang konsep green life secara komprehensif sehingga mampu menjadi agen perubahan dalam bidang lingkungan. Dari sektor perbankan, Bank Mandiri juga menggelar Beasiswa Mandiri Prestasi sejak 2007. Program ini diperuntukkan bagi generasi muda yang memiliki kemampuan akademik tinggi, namun tidak dapat melanjutkan pendidikan karena keterbatasan ekonomi.
Dalam pelaksanaannya, Bank Mandiri bekerja sama sejumlah universitas dan beberapa instansi antara lain seperti Putera Sampoerna Foundation, Gerakan Nasional Orang Tua Asuh, Pusat Studi Quran, Yayasan Karya Salemba Empat, dan lainnya. Direktur Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan, Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemristekdikti) Intan Ahmad mengatakan, saat ini, banyak peluang beasiswa yang diberikan baik oleh pemerintah, BUMN, swasta, maupun lembaga luar negeri kepada masyarakat.
”Ada juga beasiswa peningkatan prestasi. Intinya, beasiswa itu banyak dan tersedia untuk semua kalangan. karena tidak hanya dari pemerintah, dari swasta pun banyak. Dan masyarakat saat ini lebih mudah mendapatkan informasi beasiswa dari internet,” ungkap Intan. Menurut dia, kontribusi berbagai perusahaan dalam membantu pendidikan di Indonesia melalui beasiswa sangat membantu menghasilkan generasi yang berkualitas.
”Yang nantinya akan menjadi bagian dari kemajuan bangsa ini,” katanya. Salah satu penerima beasiswa yang sukses adalah penemu teknik kromatografi tercepat di dunia, Prof Dr Rahmiana Zein. Dia memperoleh beasiswa dari perusahaan Asahi Glass. Rahmiana bercerita, awalnya dia ikut suami yang terlebih dulu mendapatkan beasiswa di Jepang (Monbukagakusho).
”Waktu itu saya telah memiliki dua anak yang masih balita, tapi keinginan saya untuk terus melanjutkan pendidikan sangat kuat. Maka saya cari beasiswa. Sampai akhirnya saya mendapatkan beasiswa dari Asahi Glass,” ungkapnya. Asahi Glass merupakan perusahaan produsen kaca terkemuka di dunia. Perusahaan tersebut hanya memberikan beasiswa untuk mahasiswa asal Indonesia dan Thailand.
Masa studi yang diberikan dua tahun untuk S-2 dan tiga tahun untuk program S-3. ”Kemudian untuk penyelesaian studi saya dapat kesempatan lagi mendapatkan beasiswa dari Japan Society for the Promotion of Science (JSPS) dari badan riset Jepang,” kata pakar ilmu kimia di Indonesia tersebut. Pada saat kuliah S-3 Rahmiana menemukan teknik kromatografi tercepat di dunia. Kromatografi merupakan teknik untuk memisahkan senyawa kimia, kation, dan anion.
Bila sebelumnya teknik ini memerlukan waktu 30 - 60 menit, di tangan Rahmiana hanya butuh waktu maksimal 10 menit. Sampai saat ini teknik temuannya telah banyak dipakai di berbagai belahan dunia. Teknik ini dapat digunakan untuk memisahkan senyawa-senyawa kimia yang terdapat dalam sampel, misalnya sampel buahbuahan, sayur-sayuran, sampel cairan tubuh baik itu darah, urine, juga sampel-sampel air lingkungan.
Selain Rahmiana, salah satu tokoh yang berhasil berkat beasiswa adalah Rizal Ramli yang saat ini menjabat menteri koordinator bidang kemaritiman dan sumber daya. Dia mendapatkan beasiswa dari Ford Foundation untuk studi di Boston University sampai meraih gelar doktor dalam bidang ekonomi. Sebelum mendapatkan beasiswa di Amerika Serikat Rizal merupakan mahasiswa Jurusan Fisika ITB.
Sebagai salah satu ekonom penting Indonesia, Rizal pernah dipercaya menjadi penasihat ekonomi PBB bersama tokoh ekonomi dari berbagai negara lain. Bahkan Rizal pernah menduduki jabatan-jabatan penting lain di pemerintah seperti menteri koordinator bidang perekonomian serta menteri keuangan pada masa pemerintahan Presiden Abdurahman Wahid.
Dina angelina/robi ardianto
Berbagai lembaga telah dan akan terus memberikan beasiswa bagi mereka yang berprestasi. Sebut saja Bidikmisi. Program beasiswa dari Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Ditjen Dikti) ini membantu mahasiswa yang berprestasi secara akademis namun kurang mampu secara ekonomi.
Sejak 2010, sudah puluhan ribu mahasiswa dari kampus negeri dan swasta yang menikmati program ini. Selain mendapat fasilitas biaya kuliah hingga lulus, penerimanya juga mendapat uang saku setiap bulan. Ada juga beasiswa Sobat Bumi. Program beasiswa dari Pertamina Foundation ini bertujuan menghasilkan individuindividu yang mampu menerapkan, mendukung, serta menciptakan budaya dan kehidupan ramah lingkungan.
Penerimanya dibekali pengetahuan tentang konsep green life secara komprehensif sehingga mampu menjadi agen perubahan dalam bidang lingkungan. Dari sektor perbankan, Bank Mandiri juga menggelar Beasiswa Mandiri Prestasi sejak 2007. Program ini diperuntukkan bagi generasi muda yang memiliki kemampuan akademik tinggi, namun tidak dapat melanjutkan pendidikan karena keterbatasan ekonomi.
Dalam pelaksanaannya, Bank Mandiri bekerja sama sejumlah universitas dan beberapa instansi antara lain seperti Putera Sampoerna Foundation, Gerakan Nasional Orang Tua Asuh, Pusat Studi Quran, Yayasan Karya Salemba Empat, dan lainnya. Direktur Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan, Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemristekdikti) Intan Ahmad mengatakan, saat ini, banyak peluang beasiswa yang diberikan baik oleh pemerintah, BUMN, swasta, maupun lembaga luar negeri kepada masyarakat.
”Ada juga beasiswa peningkatan prestasi. Intinya, beasiswa itu banyak dan tersedia untuk semua kalangan. karena tidak hanya dari pemerintah, dari swasta pun banyak. Dan masyarakat saat ini lebih mudah mendapatkan informasi beasiswa dari internet,” ungkap Intan. Menurut dia, kontribusi berbagai perusahaan dalam membantu pendidikan di Indonesia melalui beasiswa sangat membantu menghasilkan generasi yang berkualitas.
”Yang nantinya akan menjadi bagian dari kemajuan bangsa ini,” katanya. Salah satu penerima beasiswa yang sukses adalah penemu teknik kromatografi tercepat di dunia, Prof Dr Rahmiana Zein. Dia memperoleh beasiswa dari perusahaan Asahi Glass. Rahmiana bercerita, awalnya dia ikut suami yang terlebih dulu mendapatkan beasiswa di Jepang (Monbukagakusho).
”Waktu itu saya telah memiliki dua anak yang masih balita, tapi keinginan saya untuk terus melanjutkan pendidikan sangat kuat. Maka saya cari beasiswa. Sampai akhirnya saya mendapatkan beasiswa dari Asahi Glass,” ungkapnya. Asahi Glass merupakan perusahaan produsen kaca terkemuka di dunia. Perusahaan tersebut hanya memberikan beasiswa untuk mahasiswa asal Indonesia dan Thailand.
Masa studi yang diberikan dua tahun untuk S-2 dan tiga tahun untuk program S-3. ”Kemudian untuk penyelesaian studi saya dapat kesempatan lagi mendapatkan beasiswa dari Japan Society for the Promotion of Science (JSPS) dari badan riset Jepang,” kata pakar ilmu kimia di Indonesia tersebut. Pada saat kuliah S-3 Rahmiana menemukan teknik kromatografi tercepat di dunia. Kromatografi merupakan teknik untuk memisahkan senyawa kimia, kation, dan anion.
Bila sebelumnya teknik ini memerlukan waktu 30 - 60 menit, di tangan Rahmiana hanya butuh waktu maksimal 10 menit. Sampai saat ini teknik temuannya telah banyak dipakai di berbagai belahan dunia. Teknik ini dapat digunakan untuk memisahkan senyawa-senyawa kimia yang terdapat dalam sampel, misalnya sampel buahbuahan, sayur-sayuran, sampel cairan tubuh baik itu darah, urine, juga sampel-sampel air lingkungan.
Selain Rahmiana, salah satu tokoh yang berhasil berkat beasiswa adalah Rizal Ramli yang saat ini menjabat menteri koordinator bidang kemaritiman dan sumber daya. Dia mendapatkan beasiswa dari Ford Foundation untuk studi di Boston University sampai meraih gelar doktor dalam bidang ekonomi. Sebelum mendapatkan beasiswa di Amerika Serikat Rizal merupakan mahasiswa Jurusan Fisika ITB.
Sebagai salah satu ekonom penting Indonesia, Rizal pernah dipercaya menjadi penasihat ekonomi PBB bersama tokoh ekonomi dari berbagai negara lain. Bahkan Rizal pernah menduduki jabatan-jabatan penting lain di pemerintah seperti menteri koordinator bidang perekonomian serta menteri keuangan pada masa pemerintahan Presiden Abdurahman Wahid.
Dina angelina/robi ardianto
(ars)