Ekonomi Melambat, Industri Asuransi Jiwa Justru Meningkat
A
A
A
JAKARTA - Asosiasi Asuransi Syariah Indonesia (AASI) menyatakan perlambatan pertumbuhan ekonomi tidak berdampak pada industri asuransi jiwa di Indonesia.
Direktur Eksekutif AAJI Togar Pasaribu mengungkapkan, saat ini terjadi semacam kontradiksi, yakni pertumbuhan ekonomi melemah, namun premi asuransi jiwa justru meningkat.
"Menurut saya, belum tentu pertumbuhan premi asuransi jiwa itu berbanding lurus dengan pertumbuhan perekonomian karena dalam kondisi apapun, asuransi dibutuhkan oleh masyarakat, termasuk dalam kondisi perekonomian yang melambat seperti ini," kata Togar dalam jumpa persnya di Jakarta, Selasa (22/9/2015).
Dia mencontohkan, soal kesehatan dalam kondisi perekonomian tumbuh tinggi maupun melemah seperti saat ini, orang yang sakit perlu beroba, sehingga asuransi kesehatan tetap diperlukan.
Sosialisasi mengenai pentingnya berasuransi dan merencanakan keuangan ini menjadi kerja keras yang dilakukan secara bersama oleh regulator dan pelaku industri asuransi di bawah payung Dewan Asuransi Indonesia (DAI).
Berdasarkan data Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI), jumlah tertanggung individu asuransi jiwa sampai kuartal II/2015 mencapai 16,6 juta, meningkat dibandingkan kuartal II/2014 sebanyak 11,3 juta orang.
Menurutnya, kenaikan signifikan ini menunjukkan bahwa asuransi jiwa sudah merupakan suatu kebutuhan bagi seseorang untuk perlindungan atau proteksi diri.
Data AAJI mengenai kinerja asuransi jiwa di semester I/2015 menunjukkan bahwa pertumbuhan total pendapatan premi asuransi jiwa mencapai 26,6%, meningkat dari Rp53,58 triliun di periode yang sama 2014 menjadi sebesar Rp67,8 triliun.
Direktur Eksekutif AAJI Togar Pasaribu mengungkapkan, saat ini terjadi semacam kontradiksi, yakni pertumbuhan ekonomi melemah, namun premi asuransi jiwa justru meningkat.
"Menurut saya, belum tentu pertumbuhan premi asuransi jiwa itu berbanding lurus dengan pertumbuhan perekonomian karena dalam kondisi apapun, asuransi dibutuhkan oleh masyarakat, termasuk dalam kondisi perekonomian yang melambat seperti ini," kata Togar dalam jumpa persnya di Jakarta, Selasa (22/9/2015).
Dia mencontohkan, soal kesehatan dalam kondisi perekonomian tumbuh tinggi maupun melemah seperti saat ini, orang yang sakit perlu beroba, sehingga asuransi kesehatan tetap diperlukan.
Sosialisasi mengenai pentingnya berasuransi dan merencanakan keuangan ini menjadi kerja keras yang dilakukan secara bersama oleh regulator dan pelaku industri asuransi di bawah payung Dewan Asuransi Indonesia (DAI).
Berdasarkan data Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI), jumlah tertanggung individu asuransi jiwa sampai kuartal II/2015 mencapai 16,6 juta, meningkat dibandingkan kuartal II/2014 sebanyak 11,3 juta orang.
Menurutnya, kenaikan signifikan ini menunjukkan bahwa asuransi jiwa sudah merupakan suatu kebutuhan bagi seseorang untuk perlindungan atau proteksi diri.
Data AAJI mengenai kinerja asuransi jiwa di semester I/2015 menunjukkan bahwa pertumbuhan total pendapatan premi asuransi jiwa mencapai 26,6%, meningkat dari Rp53,58 triliun di periode yang sama 2014 menjadi sebesar Rp67,8 triliun.
(rna)