Data Ekonomi Empat Negara Asia Ini Diwaspadai Pasar
A
A
A
SHANGHAI - Pekan ini menjadi perdagangan mingguan yang pendek bagi sebagian bursa di beberapa kawasan Asia. Meski begitu, investor memperhatikan sejumlah indikator ekonomi dari empat negara di kawasan Asia.
Hong Kong dan Taiwan akan merayakan Festival Pertengahan Musim Gugur dengan libur pada Senin, sementara pasar saham di Korea Selatan baru dibuka kembali pada Rabu setelah lima hari sejak akhir pekan lalu ditutup untuk libur Chuseok. Sementara itu, China dan Hong Kong akan ditutup pada Kamis dan Jumat untuk liburan Golden Week.
Sementara indikator ekonomi dari empat negara yang harus diwaspadai pada pekan ini, seperti dikutip dari CNBC, yakni:
China
Perhatian kemungkinan akan jatuh tepat pada data sektor manufaktur China, yang akan diumumkan pada Kamis setelah data swasta diterbitkan pada Rabu lalu menggambarkan khawatiran ekonomi. Indeks manufaktur awal China oleh Caixin menyentuh posisi terendah dalam 6,5 tahun terakhir menjadi 47,0 pada September.
Data resmi Indeks manajer pembelian manufaktur (PMI) akan dirilis pada pukul 09.000 waktu setempat, sementara data PMI dari Caixin/Markit final dirilis 45 menit kemudian.
"Perlambatan lanjutan di China sangat banyak kombinasi dari penurunan di real estate dan melemahnya ekspor. Ini adalah periode sangat tenang untuk semua perusahaan industri di China, di mana industri tidak akan melihat kenaikan tajam dalam waktu dekat," kata Kepala Ekonomi Asia di Oxford Economics Louis Kuijs, seperti dilansir dari CBNC, Senin (28/9/2015).
Jepang
Sebuah data membingungkan akan keluar dari negara dengan ekonomi terbesar ketiga di dunia pada pekan ini. Analis Moody Analytics dalam sebuah catatannya menulis, kemungkinan akan ada data variatif.
Produksi industri dan penjualan retail pada Agustus dijadwalkan akan dirilis pada Rabu, sementara angka belanja rumah tangga dan pengangguran akan diumumkan pada akhir pekan ini.
"Produksi industri dan sentimen manufaktur berjuang di tengah kondisi eksternal yang menantang. Pertumbuhan penjualan retail cenderung melunak pada Agustus, dan belanja rumah tangga yang kuat didorong sebagian oleh basis yang rendah. Sementara pasar tenaga kerja tampaknya telah mengalami stagnasi dan masalah mendasar dengan pengangguran muda," tulisnya.
Pedagang juga akan mengawasi survei Tankan kuartalan Bank of Jepang mengenai sentimen bisnis, sebelum pasar dibuka pada hari Kamis.
"Survei Tankan diharapkan menunjukkan bahwa sentimen antara produsen besar Jepang melunak pada kuartal III. Volatilitas pasar keuangan, apresiasi yen dan tantangan permintaan eksternal yang berlanjut cenderung memukul sentimen manufaktur," kata Moody.
India
Pembuat kebijakan di India akan bertemu pada Selasa, dengan agenda untuk pemangkasan kenaikan suku bunga di tengah dinginnya inflasi.
Inflasi retaill bergeser ke 3,66% pada Agustus dari Juli sebesar 3,69%. Harga Indeks grosir (WPI) untuk Agustus memperpanjang tren deflasi selama 10 bulan berturut, ke level terendah dalam sejarah sebesar 4,95%.
"Sementara IHK Agustus melambat dari bulan sebelumnya pada Juli, yang sudah sangat rendah. Selain itu, masih banyak tanda-tanda mengendurnya perekonomian dan jika kita (menganggap) data sangat lemah untuk WPI, saya benar-benar berpikir bahwa kita akan melihat suku bunga akan dipangkas 25 basis poin pada pertemuan bulan ini," ujar ekonom India dari Capital Economics Shilan Shah.
Korea Selatan
Survei dari 17 analis, yang disurvei Reuters memperkirakan ekspor Korea Selatan (Korsel) menurun 10% pada September dari periode yang sama tahun lalu, dan jatuh 14,9% dibanding bulan sebelumnya. Ini menandai kejatuhan tahunan terburuk dalam enam tahun. Impor diperkirakan akan terjun 18,1% pada September, sedikit di bawah Agustus dengan koreksi sebesar 18,3%.
Data tersebut akan diumumkan pada Kami pekan ini. Selain itu, juga akan dirilis produksi industri Korsel pada Agustus, yang kemungkinan menurun 1,1% pada Agustus karena hari kerja yang lebih sedikit dan kinerja ekspor yang buruk secara bulanan.
Terakhir, inflasi September akan diumumkan pada pukul 08.00 waktu setempat pada hari Jumat, diperkirakan akan meningkat 0,9% dari kenaikan bulan sebelumnya 0,7% pada Agustus.
Hong Kong dan Taiwan akan merayakan Festival Pertengahan Musim Gugur dengan libur pada Senin, sementara pasar saham di Korea Selatan baru dibuka kembali pada Rabu setelah lima hari sejak akhir pekan lalu ditutup untuk libur Chuseok. Sementara itu, China dan Hong Kong akan ditutup pada Kamis dan Jumat untuk liburan Golden Week.
Sementara indikator ekonomi dari empat negara yang harus diwaspadai pada pekan ini, seperti dikutip dari CNBC, yakni:
China
Perhatian kemungkinan akan jatuh tepat pada data sektor manufaktur China, yang akan diumumkan pada Kamis setelah data swasta diterbitkan pada Rabu lalu menggambarkan khawatiran ekonomi. Indeks manufaktur awal China oleh Caixin menyentuh posisi terendah dalam 6,5 tahun terakhir menjadi 47,0 pada September.
Data resmi Indeks manajer pembelian manufaktur (PMI) akan dirilis pada pukul 09.000 waktu setempat, sementara data PMI dari Caixin/Markit final dirilis 45 menit kemudian.
"Perlambatan lanjutan di China sangat banyak kombinasi dari penurunan di real estate dan melemahnya ekspor. Ini adalah periode sangat tenang untuk semua perusahaan industri di China, di mana industri tidak akan melihat kenaikan tajam dalam waktu dekat," kata Kepala Ekonomi Asia di Oxford Economics Louis Kuijs, seperti dilansir dari CBNC, Senin (28/9/2015).
Jepang
Sebuah data membingungkan akan keluar dari negara dengan ekonomi terbesar ketiga di dunia pada pekan ini. Analis Moody Analytics dalam sebuah catatannya menulis, kemungkinan akan ada data variatif.
Produksi industri dan penjualan retail pada Agustus dijadwalkan akan dirilis pada Rabu, sementara angka belanja rumah tangga dan pengangguran akan diumumkan pada akhir pekan ini.
"Produksi industri dan sentimen manufaktur berjuang di tengah kondisi eksternal yang menantang. Pertumbuhan penjualan retail cenderung melunak pada Agustus, dan belanja rumah tangga yang kuat didorong sebagian oleh basis yang rendah. Sementara pasar tenaga kerja tampaknya telah mengalami stagnasi dan masalah mendasar dengan pengangguran muda," tulisnya.
Pedagang juga akan mengawasi survei Tankan kuartalan Bank of Jepang mengenai sentimen bisnis, sebelum pasar dibuka pada hari Kamis.
"Survei Tankan diharapkan menunjukkan bahwa sentimen antara produsen besar Jepang melunak pada kuartal III. Volatilitas pasar keuangan, apresiasi yen dan tantangan permintaan eksternal yang berlanjut cenderung memukul sentimen manufaktur," kata Moody.
India
Pembuat kebijakan di India akan bertemu pada Selasa, dengan agenda untuk pemangkasan kenaikan suku bunga di tengah dinginnya inflasi.
Inflasi retaill bergeser ke 3,66% pada Agustus dari Juli sebesar 3,69%. Harga Indeks grosir (WPI) untuk Agustus memperpanjang tren deflasi selama 10 bulan berturut, ke level terendah dalam sejarah sebesar 4,95%.
"Sementara IHK Agustus melambat dari bulan sebelumnya pada Juli, yang sudah sangat rendah. Selain itu, masih banyak tanda-tanda mengendurnya perekonomian dan jika kita (menganggap) data sangat lemah untuk WPI, saya benar-benar berpikir bahwa kita akan melihat suku bunga akan dipangkas 25 basis poin pada pertemuan bulan ini," ujar ekonom India dari Capital Economics Shilan Shah.
Korea Selatan
Survei dari 17 analis, yang disurvei Reuters memperkirakan ekspor Korea Selatan (Korsel) menurun 10% pada September dari periode yang sama tahun lalu, dan jatuh 14,9% dibanding bulan sebelumnya. Ini menandai kejatuhan tahunan terburuk dalam enam tahun. Impor diperkirakan akan terjun 18,1% pada September, sedikit di bawah Agustus dengan koreksi sebesar 18,3%.
Data tersebut akan diumumkan pada Kami pekan ini. Selain itu, juga akan dirilis produksi industri Korsel pada Agustus, yang kemungkinan menurun 1,1% pada Agustus karena hari kerja yang lebih sedikit dan kinerja ekspor yang buruk secara bulanan.
Terakhir, inflasi September akan diumumkan pada pukul 08.00 waktu setempat pada hari Jumat, diperkirakan akan meningkat 0,9% dari kenaikan bulan sebelumnya 0,7% pada Agustus.
(rna)