Apindo Bingung Pemerintah Beda Pendapat soal Proyek Listrik
A
A
A
JAKARTA - Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) mengungkapkan bahwa langkah Menteri Koordinator (Menko) bidang Kemaritiman Rizal Ramli untuk menurunkan target proyek kelistrikan 35.000 megawatt (MW), menjadi 16.000 MW membingungkan kalangan dunia usaha.
Hal tersebut disampaikan Ketua Umum Apindo Hariyadi Sukamdani usai bertemu dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana Merdeka, Jakarta.
Hariyadi mengatakan, pengusaha bingung lantaran tidak adanya satu pemahaman dari pemerintah terkait proyek infrastruktur prioritas Jokowi tersebut.
"Kami juga sempat bicara mengenai infrastruktur, kami bingung juga kalau enggak satu kata mengenai 35 ribu MW dan 16 ribu MW. Itu yang mana?" katanya di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (29/9/2015).
Kendati demikian, Jokowi akhirnya menegaskan bahwa proyek tersebut tetap pada rencana awal yaitu 35.000 MW. Sebab, saat ini persediaan listrik di Indonesia masih sangat kecil.
"Tadi Presiden konfirmasi yang benar yang mana. Beliau sampaikan Indonesia negara sebesar ini persediaan listrik untuk masyarakatnya itu baru seperempatnya. 35.000 MW tentunya suatu hal realistis," tutur dia.
Menurutnya, perbedaan persepsi dalam tubuh kabinet dapat menciptakan respon negatif dari investor. Karena itu, pemerintah perlu meluruskan perbedaan pendapat ini sehingga investor dapat memperoleh kepastian.
"Jadi, saya mengkonfirmasikan perbedaan pendapat ini bisa juga menimbulkan persepsi yang berlainan, atau negatif dari investor. Beliau konfirmasi tetap 35.000 MW," tandas Hariyadi.
Hal tersebut disampaikan Ketua Umum Apindo Hariyadi Sukamdani usai bertemu dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana Merdeka, Jakarta.
Hariyadi mengatakan, pengusaha bingung lantaran tidak adanya satu pemahaman dari pemerintah terkait proyek infrastruktur prioritas Jokowi tersebut.
"Kami juga sempat bicara mengenai infrastruktur, kami bingung juga kalau enggak satu kata mengenai 35 ribu MW dan 16 ribu MW. Itu yang mana?" katanya di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (29/9/2015).
Kendati demikian, Jokowi akhirnya menegaskan bahwa proyek tersebut tetap pada rencana awal yaitu 35.000 MW. Sebab, saat ini persediaan listrik di Indonesia masih sangat kecil.
"Tadi Presiden konfirmasi yang benar yang mana. Beliau sampaikan Indonesia negara sebesar ini persediaan listrik untuk masyarakatnya itu baru seperempatnya. 35.000 MW tentunya suatu hal realistis," tutur dia.
Menurutnya, perbedaan persepsi dalam tubuh kabinet dapat menciptakan respon negatif dari investor. Karena itu, pemerintah perlu meluruskan perbedaan pendapat ini sehingga investor dapat memperoleh kepastian.
"Jadi, saya mengkonfirmasikan perbedaan pendapat ini bisa juga menimbulkan persepsi yang berlainan, atau negatif dari investor. Beliau konfirmasi tetap 35.000 MW," tandas Hariyadi.
(izz)