Saham Glencore Rebound Setelah Merosot Hampir 30%

Selasa, 29 September 2015 - 15:38 WIB
Saham Glencore Rebound...
Saham Glencore Rebound Setelah Merosot Hampir 30%
A A A
LONDON - Saham Glencore Plc rebound di perdagangan London sehari setelah merosot hampir 30% ke rekor rendah karena kekhawatiran meningkatnya utang yang terlalu besar untuk menahan kemerosotan berkepanjangan harga komoditas.

Perusahaan asal Swiss, yang memasok komoditas dan pertambangan naik 9,7% dan untung 6,9% menjadi 73,36 pence pada pukul 08.29 waktu setempat. Saham telah merosot 75% sepanjang tahun ini, menjadikannya pemain terburuk pada indeks patokan Inggris.

Glencore telah terjebak dalam perlambatan ekonomi China, yang memukul harga komoditas dari minyak, tembaga hingga batu bara.

Kepala Eksekutif Glencore Ivan Glasenberg mengatakan, perusahaan berencana mengurangi utang, dengan menjual aset, menangguhkan dividen dan penjualan saham baru pada bulan ini.

"Glencore sekarang di bawah tekanan demi memperkuat neraca keuangan melalui penjualan aset atau suntikan modal dan waktu merupakan esensi," kata analis di Jefferies LLC Chris LaFemina, seperti dilansir dari Bloomberg, Selasa (29/9/2015).

Saham perusahan pertambangan dan perdagangan Glencore turun hampir 30% dan ditutup pada rekor rendah pada hari ini karena upaya yang dilakukan perusahaan tidak cukup untuk mengurangi utang demi menahan penurunan berkepanjangan pada harga logam dunia.

Sekitar 3,5 miliar pound atau setara 5,33 miliar nilai pasar perusahaan yang berbasis di Swiss tersebut hilang dari nilai penawaran saham perdana sebanyak 10 miliar pada 2011 karena harga komoditas turun.

Ivan harus tunduk pada tekanan pemegang saham bulan ini dengan menyetujui untuk memangkas utang karena meningkatnya kekhawatiran terhadap kemampuan perusahaan untuk melindungi peringkat utang.

Glencore menyatakan akan menangguhkan dividen, menjual aset dan meningkatkan uang tunai serta langkah lainnya untuk memangkas utang sebesar USD30 miliar dan melindungi peringkat setelah harga produk utamanya, tembaga dan batu bara jatuh.

"Jika harga komoditas utama tetap pada level saat ini, analisis kami menunjukkan bahwa, dengan tidak adanya restrukturisasi besar, hampir semua nilai ekuitas baik Glencore dan Anglo American bisa menguap," tulis analis Investec, seperti dilansir dari Reuetrs.

Saham Glencore yang terdaftar di London telah meningkat saham baru sebesar USD2,5 miliar, bagian dari rencana yang lebih luas untuk mengurangi utang bersih.

Direksi dan karyawan Glencore mengambil 22% saham baru untuk menopang kepercayaan pasar dalam bisnis dan mempertahankan harga saham.

Pemegang saham individu Glencore, menurut data Thomson Reuters, yaitu Eikon termasuk Glasenberg sebesar saham 8,4%, dan Qatar Holding mencapai 8,2%. Qatar juga merupakan pemegang saham atas mobil Jerman Volkswagen (VOWG_p.DE).

Koreksi saham menyebar ke sektor pertambangan di Inggris, yang juga telah merasakan rasa sakit dari perlambatan ekonomi di negara berkembang dan kejatuhan harga komoditas. Indeks FTSE 350 pertambangan merosot ke level terendah sejak Desember 2008.

Koeksi tajam harga saham Glencore dipicu oleh perusahaan yang memangkas proyeksi laba dari divisi perdagangan pada bulan lalu untuk membantu melindungi perusahaan terhadap penurunan harga komoditas.

Hal ini diperparah oleh kondisi ekonomi yang semakin goyah bagi konsumen komoditas China dan harga tembaga yang lebih rendah.

Pada Senin, saham Glencore ditutup turun 29,4% menajdi 78,09 pence setelah jatuh sebanyak 31% ke rekor rendah di 66,67 pence. Saham turun sekitar 75% sejak awal tahun.

Rencana Glencore untuk memotong utang bersih sepertiga dari total utanganya pada akhir 2016 telah gagal meningkatkan kepercayaan pasar di perusahaan.

"Investor belum yakin bahwa Glencore telah berusaha cukup keras untuk menghilangkan kekhawatiran bahwa aset industri dapat menurunkan tingkat utang," kata analis Goldman Sachs dalam sebuah catatan pekan lalu.

Setelah Glencore mengumumkan rencana pemotongan utang, lembaga pemeringkat utang Moody menegaskan peringkat Baa2 pada perusahaan tetapi mengubah prospek menjadi negatif, dari stabil.

(Baca: Qatar Rugi Rp86,7 Triliun karena Volkswagen dan Glencore)
(rna)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6713 seconds (0.1#10.140)