Tujuh Komponen Utama Penyumbang Deflasi September

Kamis, 01 Oktober 2015 - 13:40 WIB
Tujuh Komponen Utama...
Tujuh Komponen Utama Penyumbang Deflasi September
A A A
JAKARTA - Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suryamin mengungkapkan, ada tujuh komponen yang menjadi penyebab utama September 2015 mengalami deflasi. Pertama, penurunan harga daging ayam ras sebesar 9,31%.

Dengan demikian, andilnya untuk deflasi September senilai 0,13%. Hal ini karena cukup banyaknya supplai dan persedian di sentra produksi daging ayam ras.

"Terjadi penurunan di 62 kota IHK dengan yang tertinggi di Jambi 25%‎ dan Pematang Siantar 23%. Ini supplainya cukup banyak. Sampai ada teman-teman saya yang mau usaha ayam karena banyak sekali ayam ras," kata Suryamin di Jakarta, Kamis (1/10/2015).

Kedua, cabai merah dengan penurunan harganya 10,98% dan andil terhadap deflasi 0,09%, karena banyaknya supplai yang terjadi pada cabai merah. Terjadi penurunan harga di 58 kota IHK dengan tertinggi di Padang Sidempuan, Jambi 40% dan Lhokseumawe 38%.

"Sebetulnya, kalau cabai merah ini hasilnya bagus ya kalau tidak hujan. Ditambah lagi karena supplainya dia juga banyak," katanya.

Ketiga, tarif angkutan udara mengalami penurunan 10,22% dengan andilnya dalam deflasi 0,09%. Ini terjadi karena ada penurunan tarif batas bawah maskapai penerbangan. Terjadi penurunan di 30 kota IHK, yang tertinggi di Palembang dan Ternate 22%.

"Keempat, bawang merah yang turun 9,97% dengan andil deflasi 0,04%‎, nah bawang merah ini karena pasokan banyak dari sentra produksinya. Terus, terjadi penurunan di 71 kota IHK, tertinggi di Cirebon 34% dan Kupang 25%," ujar dia.

Kelima, cabai rawit dengan penurunan harga 12,27% dan andil 0,02%. Terjadi penurunan di 49 kota IHK dan tertinggi di Jambi 53%, Sumenep, Bima dan Tasikmalaya 41%

"Sebetulnya, bawang, cabai rawit secara nasional itu bisa mencukupi sekali, asal panennya teratur saja," katanya.

Selanjutnya, minyak goreng dengan penurunan harganya 1,95% dengan andil 0,02%, karena pasokannya dari distributor lancar. Ini juga karena dampak dari penurunan kelapa sawit. "Kalau kelapa sawit turun, tapi minyak goreng enggak turun, itu keterlaluan," kata Suryamin.

Ketujuh, bensin dengan 0,53% penurunan harganya dan andil 0,02%. Hal ini karena turunnya harga BBM dan terjadi penurunan di 68 kota IHK, tertinggi di Tarakan sebesar 2%.

Baca: BPS Catat September Alami Deflasi 0,05%
(izz)
Berita Terkait
Terima Data Inflasi...
Terima Data Inflasi 2,84% dan Pertumbuhan Ekonomi 5,11%, Jokowi: Segar kalau Seperti Ini
Inflasi Bulan Maret...
Inflasi Bulan Maret 2025 Mencapai 1,65 Persen
Badan Pusat Statistik...
Badan Pusat Statistik : Inflasi 2021 Capai 1,87 Persen
Inflasi Mei Diperkirakan...
Inflasi Mei Diperkirakan Mencapai 0,31 Persen
Prediksi Inflasi September...
Prediksi Inflasi September 2022 Efek Kenaikan Harga BBM
Tingkat Inflasi Oktober...
Tingkat Inflasi Oktober Meningkat
Berita Terkini
3 Fakta Menarik Singapore...
3 Fakta Menarik Singapore Airlines, Beri Bonus Fantastis 8 Kali Gaji dalam Setahun
39 menit yang lalu
Benahi Truk ODOL, Aptrindo:...
Benahi Truk ODOL, Aptrindo: Jangan Sampai Omon-omon, Harus Ada Roadmap Jelas
1 jam yang lalu
Sanksi AS Gagal Runtuhkan...
Sanksi AS Gagal Runtuhkan Moskow, Rusia Catat Pertumbuhan Ekonomi 4,1%
1 jam yang lalu
Scooter Prix dan Pertamina...
Scooter Prix dan Pertamina Mandalika Racing Series Bisa Menjadi Katalisator Ekonomi
1 jam yang lalu
Kementerian BUMN Dorong...
Kementerian BUMN Dorong Penguatan Komunikasi Digital Lewat Workshop Media Sosial Berbasis AI
1 jam yang lalu
Kinerja Positif, Indonesia...
Kinerja Positif, Indonesia Re Catat Laba Konsolidasi Rp72,7 Miliar di 2024
2 jam yang lalu
Infografis
7 Penyebab Utama Hiperinflasi...
7 Penyebab Utama Hiperinflasi yang Terjadi di Zimbabwe
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved