Ekonomi Melemah, HT: MEA Tak Untungkan Indonesia
A
A
A
JAKARTA - CEO MNC Group Hary Tanoesoedibjo (HT) menilai Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) yang akan berlaku awal 2016 pada saat perekonomian Indonesia melemah menjadi sesuatu yang merugikan negara.
Menurutnya Indonesia akan menjadi pasar empuk bagi negara-negara ASEAN. "Di negara ASEAN, Indonesia berada 40% dari sisi penduduk maupun besaran ekonominya, menjadikan kita pasar paling gemuk dengan jumlah sekitar 250 juta penduduk Indonesia," kata HT saat menjadi pembicara dalam Forum Redaksi III MNC Group, Rabu (7/10/2015).
Menurutnya, masyarakat Indonesia punya andil untuk mengelola perekonomian negara, sangat disayangkan kalau mesti dibagi-bagi ke asing jika masyarakat Indonesia sendiri belum mapan. Dia mencontohkan open sky policy yang berarti penerbangan asing bisa terbang domestik.
Menjadi sebuah kekhawatiran jika seperti Singapore Airline, Thai Airways dapat melakukan penerbangan dosmetik, sedangkan maskapai Indonesia yang dibuka hanya penerbangan antar Jakarta, Surabaya, Denpasar, Medan, Makassar yang 90% hampir didominasi oleh jalur penerbangan domestik. "Kasihan Garuda dan Lion yang tidak bisa secara optimal memanfaatkan penerbangan lokal," jelasnya.
Indonesia harus berani menjaga kepentingan nasional, karena, jika dilihat subtansi daripada MEA secara spesifik sangat tidak menguntungkan republik ini. MEA menjadi alat atau sistem agar asing dapat masuk ke Indonesia.
"Kondisi di luar negeri itu tidak sebebas seperti Indonesia, Amerika saja tidak sebebas Indonesia. Rupert Murdoch itu warga negara Australia untuk punya media di Amerika, terpaksa harus ganti warga kewarganegaraan menjadi warga negara Amerika, karena tidak boleh orang asing punya media karena akan mempengaruhi opini publik," jelas HT.
Regulasi yang ada di Indonesia mesti harus ditata ulang. Kalau saya lihat secara pembangunan kita harus punya memiliki pondasi yang mengutamakan kepentingan nasional. (Teddy Febrianto)
Menurutnya Indonesia akan menjadi pasar empuk bagi negara-negara ASEAN. "Di negara ASEAN, Indonesia berada 40% dari sisi penduduk maupun besaran ekonominya, menjadikan kita pasar paling gemuk dengan jumlah sekitar 250 juta penduduk Indonesia," kata HT saat menjadi pembicara dalam Forum Redaksi III MNC Group, Rabu (7/10/2015).
Menurutnya, masyarakat Indonesia punya andil untuk mengelola perekonomian negara, sangat disayangkan kalau mesti dibagi-bagi ke asing jika masyarakat Indonesia sendiri belum mapan. Dia mencontohkan open sky policy yang berarti penerbangan asing bisa terbang domestik.
Menjadi sebuah kekhawatiran jika seperti Singapore Airline, Thai Airways dapat melakukan penerbangan dosmetik, sedangkan maskapai Indonesia yang dibuka hanya penerbangan antar Jakarta, Surabaya, Denpasar, Medan, Makassar yang 90% hampir didominasi oleh jalur penerbangan domestik. "Kasihan Garuda dan Lion yang tidak bisa secara optimal memanfaatkan penerbangan lokal," jelasnya.
Indonesia harus berani menjaga kepentingan nasional, karena, jika dilihat subtansi daripada MEA secara spesifik sangat tidak menguntungkan republik ini. MEA menjadi alat atau sistem agar asing dapat masuk ke Indonesia.
"Kondisi di luar negeri itu tidak sebebas seperti Indonesia, Amerika saja tidak sebebas Indonesia. Rupert Murdoch itu warga negara Australia untuk punya media di Amerika, terpaksa harus ganti warga kewarganegaraan menjadi warga negara Amerika, karena tidak boleh orang asing punya media karena akan mempengaruhi opini publik," jelas HT.
Regulasi yang ada di Indonesia mesti harus ditata ulang. Kalau saya lihat secara pembangunan kita harus punya memiliki pondasi yang mengutamakan kepentingan nasional. (Teddy Febrianto)
(izz)